Brilio.net - Konsumsi minuman berenergi di kalangan masyarakat Indonesia menunjukkan tren peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir. Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat penjualan minuman berenergi mencapai angka 900 juta liter per tahun. Masyarakat menjadikan minuman penambah stamina ini sebagai solusi instan mengatasi kelelahan di tengah padatnya aktivitas.

Kebiasaan mengonsumsi minuman berenergi secara berlebihan ternyata menyimpan berbagai risiko kesehatan yang mengkhawatirkan. Kandungan kafein maupun gula tinggi dalam minuman tersebut bisa memicu lebih dari sekadar gangguan tidur. Para ahli kesehatan menemukan kaitan erat antara konsumsi minuman berenergi berlebihan dengan masalah jantung, ginjal, hingga gangguan mental.

Melansir dari Antaranews Dr. Sarah Paramita, SpJP dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta mengungkap kasus pasien muda dengan keluhan jantung berdebar meningkat 30 persen akibat konsumsi minuman berenergi. Kombinasi kafein, taurin, hingga gula dalam minuman tersebut memberikan efek stimulan yang berbahaya jika dikonsumsi rutin.

Masyarakat perlu menyadari bahaya tersembunyi di balik sensasi segar dan berenergi yang ditawarkan minuman kemasan ini. Oleh karena itu, kamu perlu memahami dampak apa saja yang terjadi apabila konsumsi minuman ini secara berlebihan.

Yuk simak ulasan lengkap di bawah ini, brilio.net lansir dari berbagai sumber, Senin (28/10)

Dampak konsumsi minuman berenergi secara berlebihan

Dampak konsumsi minuman berenergi secara berlebihan  2024 freepik.com

foto: freepik.com/8photo

1. Gangguan irama jantung dan tekanan darah

Kandungan kafein tinggi dalam minuman berenergi dapat memicu denyut jantung tidak teratur hingga peningkatan tekanan darah mendadak. Penelitian dari American Heart Association tahun 2023 menunjukkan konsumsi satu kaleng minuman energi 250ml bisa meningkatkan tekanan darah hingga 6,4 persen dalam 4 jam.

Studi yang melibatkan 34.000 orang tersebut juga menemukan risiko aritmia jantung meningkat 2 kali lipat pada peminum rutin minuman berenergi. Kombinasi kafein maupun taurin memberikan efek stimulan yang memaksa jantung bekerja lebih keras dari kondisi normal.

2. Insomnia dan gangguan pola tidur

Mayo Clinic melaporkan kafein dalam minuman berenergi dapat bertahan dalam sistem tubuh hingga 12 jam, menyebabkan kesulitan tidur bahkan setelah mengonsumsinya di siang hari. Riset dari Sleep Research Society mengungkap 68 persen konsumen rutin minuman berenergi mengalami penurunan kualitas tidur signifikan. Gangguan tidur kronis ini bisa memicu masalah kesehatan mental seperti anxiety hingga depresi jika terus berlanjut.

3. Kerusakan fungsi ginjal

Kandungan tinggi asam, kafein, hingga zat aditif dalam minuman berenergi memberikan beban berlebih pada ginjal. Jurnal Kidney International tahun 2023 melaporkan peningkatan 85 persen risiko gagal ginjal akut pada konsumen berat minuman berenergi. Penelitian tersebut menyebutkan konsumsi lebih dari 3 kaleng minuman energi per hari selama 6 bulan dapat memicu pembentukan batu ginjal dan penurunan fungsi filtrasi.

4. Gangguan pencernaan dan kerusakan hati

Asam tinggi maupun zat pengawet dalam minuman berenergi dapat merusak lapisan lambung serta meningkatkan risiko gastritis. Studi dari World Journal of Hepatology menemukan 42 persen peningkatan enzim hati pada peminum rutin minuman berenergi, menandakan potensi kerusakan organ. Kombinasi dengan alkohol semakin meningkatkan risiko kerusakan hati hingga 3 kali lipat.

5. Kecemasan

Journal of Psychiatric Research melaporkan hubungan kuat antara konsumsi minuman berenergi berlebihan dengan peningkatan gejala anxiety dan panic attack. Kandungan stimulan dapat memicu pelepasan hormon stres berlebih, menyebabkan kegelisahan hingga mood swing. Riset terhadap 25.000 mahasiswa menunjukkan risiko depresi meningkat 56% pada konsumen berat minuman berenergi.

6. Kerusakan email gigi

British Dental Journal mengungkap tingginya tingkat keasaman (pH 3.1-3.3) dalam minuman berenergi dapat mengikis email gigi dalam 5 menit setelah konsumsi. Kombinasi asam dan gula tinggi menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri penyebab karies. Penelitian laboratorium menunjukkan kerusakan email gigi akibat minuman berenergi 3 kali lebih parah dibanding minuman bersoda biasa.

7. Diabetes

Satu kaleng minuman berenergi rata-rata mengandung 54 gram gula, melebihi batas konsumsi gula harian yang direkomendasikan WHO. American Diabetes Association melaporkan peningkatan 26 persen risiko diabetes tipe 2 pada konsumen rutin minuman berenergi. Lonjakan gula darah mendadak secara terus-menerus dapat memicu resistensi insulin dan gangguan metabolisme jangka panjang.

8. Dehidrasi dan gangguan elektrolit

Kafein dalam minuman berenergi memiliki efek diuretik yang meningkatkan produksi urin hingga risiko dehidrasi. Journal of Sports Medicine menemukan konsumsi 2 kaleng minuman berenergi dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam 3 jam. Dehidrasi kronis bisa memicu berbagai komplikasi kesehatan termasuk gangguan fungsi kognitif serta kerusakan ginjal jangka panjang.