Brilio.net - Masker jadi benda yang langka untuk saat ini. Apalagi semenjak wabah virus corona merebak, semua orang berbondong-bondong untuk mendapatkan masker. Bahkan di Indonesia, sempat terjadi panic buying untuk masker.
Setiap supermarket, apotek, dan pusat perbelanjaan lainnya kehabisan stok masker akibat diborong pembeli. Parahnya lagi, sampai terjadi penimbunan masker yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab dan menjualnya dengan harga tinggi.
Tentu tindakan itu tak boleh kamu tiru, sebab memborong masker justru menghambat kerja para tenaga medis. Para dokter, perawat, dan orang yang sakit lebih membutuhkan masker.
Jika masker medis habis di pasaran, membuat para tenaga medis kewalahan dalam menghadapi pasien. Untuk solusi permasalahan tersebut, kamu bisa menggunakan masker nonmedis ketika membutuhkannya. Kamu juga bisa membuat masker sendiri di rumah. Dengan bahan sederhana, kamu bisa mengikuti tutorial pembuatan masker di rumah.
Selain itu, penting bagi kamu untuk memahami seperti jenis-jenis masker agar tidak salah kaprah. Pahami juga fungsinya, sehingga kamu bisa lebih bijak dalam menggunakannya. Simak yuk ulasan brilio.net pada Jumat (3/4) dari berbagai liputan6.com.
Jenis-jenis dan kegunaannya.
1. Masker bedah.
foto: freepik.com
Kamu mungkin sudah cukup familiar dengan masker bedah. Masker ini jadi salah satu yang mudah ditemukan di apotek. Masker dengan warna hijau atau biru ini sering digunakan masyarakat umum dalam menangkal polusi. Dilansir dari Asia One, masker bedah dirancang untuk menjaga pemakainya dari tetesan partikel besar atau percikan air dari mulut seseorang yang jaraknya dekat dengan pemakai.
Masker bedah memiliki ciri-ciri ukuran yang lebih longgar. Biasanya masker ini terbuat dari tiga lapisan, yaitu dua lapisan luar dan satu lapisan di tengah yang berfungsi sebagai filter. Masker bedah harus memiliki efisiensi penyaringan sebesar 80 persen atau lebih tinggi. Masker ini umumnya digunakan dalam industri perawatan kesehatan dan tidak cocok untuk digunakan dalam pekerjaan bangunan.
Penggunaan masker bedah yang benar ialah dengan lapisan berwarna yang menghadap ke luar. Lapisan putih adalah bahan yang berfungsi menyerap kelembapan dan lendir. Lapisan berwarna merupakan anti air untuk mencegah cairan apa pun yang diserap ke dalam topeng.
2. Masker N95.
foto: hepachina.com
Masker N95 sering disebut sebagai salah satu jenis masker yang baik. Bahkan dikutip brilio.net dari liputan6.com, Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan menegaskan bahwa masker N95 selayaknya digunakan oleh tenaga kesehatan yang tengah merawat pasien terinfeksi COVID-19. Hal ini diungkapkan dalam konferensi persnya di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta.
Erlina mengatakan bahwa masker N95 memang memiliki proteksi yang sangat baik untuk melindungi seseorang dari penularan COVID-19.
"Masker ini mempunyai proteksi yang sangat baik untuk droplet dan juga mempunyai proteksi yang sama untuk partikel aerosol atau airborne," kata Erlina.
Diketahui masker N95 memiliki efisiensi penyaringan mencapai 95 persen jika digunakan dengan cara yang benar. Meski begitu, mereka hanya efektif terhadap partikel dan patogen yang berdiameter 0,3 mikron saja. Namun menurut Kebijakan Kesehatan Indonesia dalam situsnya, masker N95 ini tidak boleh digunakan lebih dari delapan jam. Sebab, lepas delapan jam masker tersebut tidak efektif lagi menahan partikel dan asap.
3. Masker gas.
foto: unsplash.com
Berbeda lagi dengan fungsi masker gas. Masker ini memiliki fungsi untuk melindungi diri dari gas dan uap yang berbahaya. Masker ini akan efektif digunakan dengan adanya filter yang tepat untuk bahan kimia tertentu. Biasanya, masker gas tidak menyaring partikel udara kecuali didesain dengan memiliki filter untuk menghalaunya.
Tidak seperti masker bedah yang kerap ditemui dalam sehari-hari, masker gas cenderung tidak banyak digunakan sehari-hari. Masker ini biasanya dipakai oleh petugas khusus saat terjadi kebakaran bangunan maupun hutan. Selain itu, pekerja pabrik pengelasan besi, petugas di laboratorium kimia, dan tukang cat pun bisa memanfaatkannya untuk melindungi pernapasan dari kontaminasi kimia.
Tekstur masker gas memiliki material yang keras dengan bentuk yang cembung ke arah luar. Filter yang terdapat di masker ini pun bisa diganti sesuai kebutuhan.
4. Masker P95.
foto: hepachina.com
Masker P95 mempunyai fungsi untuk menyaring partikel yang mengandung minyak dilepaskan, seperti bensin, solar, minyak tanah, cat, dan minyak goreng.
Kamu bisa menemukan pengguna masker ini di wilayah berminyak seperti pompa bensin, kalang minyak, pabrik farmasi, dan pabrik lainnya yang memproses minyak.
Masker P95 memiliki jangka pakai yang cukup panjang. Masker ini disebut dapat digunakan selama 40 jam dalam jangka waktu 30 hari.
5. Masker N99 dan Masker N100
foto: aqicn.org
Masker N99 dan masker N100 disebut memiliki perlindungan yang lebih kuat dibanding N95. Kedua masker ini masing-masing memiliki tiga lapisan filter.
Pada lapisan pertama berfungsi untuk menjebak partikel-partikel kasar seperti debu dan pasir, lapisan tengahnya ampuh menyaring partikel yang masuk, dan lapisan terdalam berfungsi melindungi dari gas seperti senyawa organik yang mudah menguap dan berbau busuk.
Lalu apa perbedaan dari kedua masker ini? Meski sama-sama kuat, keduanya memiliki perbedaan dalam kemampuan menyaring udara. Pada masker N99 mampu menyaring udara hingga 99 persen, sedangkan masker N100 lebih tinggi lagi, yaitu sampai 100 persen.
6. Masker Pitta.
foto: YouTube/Han Yoo Ra
Masker pitta sepertinya jadi salah satu yang menarik perhatian masyarakat. Masker ini memiliki tampilan yang lebih menarik dan stylish.
Biasanya masker ini digunakan oleh masyarakat Jepang dan Korea untuk menghalau masuknya serbuk sari ke hidung. Namun masker pitta tidak memiliki lembaran filter atau penyaring, padahal itu bagian penting untuk melindungi penggunanya dari kontaminasi partikel virus dan kuman yang terbawa oleh udara.
Jika kamu ingin terhindar dari debu dan partikel yang cukup besar, masker ini bisa menjadi pilihannya.
Cara pemakaian yang tepat.
foto: freepik.com
Setelah memahami apa saja jenis masker dan kegunaannya, kini saatnya kamu memahami pemakaian masker yang tepat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bagaimana cara memakai masker yang tepat untuk kegiatan sehari-hari terutama selama wabah virus corona.
1. Masker hanya boleh digunakan oleh petugas kesehatan, perawat, dan individu dengan gejala pernapasan, seperti demam dan batuk.
2. Sebelum menyentuh masker, bersihkan tangan dengan sabun atau air bebasis alkohol.
3. Periksa terlebih dahulu apakah ada lubang atau kotoran yang menempel.
4. Orientasikan sisi mana yang merupakan sisi atas (tempat strip logam berada).
5. Pastikan sisi masker yang tepat menghadap ke luar (sisi berwarna).
6. Letakkan masker ke wajah kamu. Jepit strip logam atau tepi kaku masker sehingga membentuk di bagian hidung.
7. Tarik masker ke bawah sehingga menutupi mulut dan dagu.
8. Setelah digunakan, lepas masker: caranya, lepaskan loop elastis dari belakang telinga sambil memegang masker agar tidak tersentuh wajah dan pakaian kamu. Hal ini karena permukaan masker bisa saja berpotensi terkontaminasi virus.
9. Buang masker ke tempat sampah setelah digunakan.
10. Bersihkan tangan setelah menyentuh masker dan membuangnya ke tempat sampah. Gunakan pembersih tangan berbasis alkohol, jika perlu cuci tangan dengan sabun dan bilas hingga bersih.
Recommended By Editor
- Seberapa efektif masker hindarkan dari corona? Begini penelitiannya
- Curhat istri mendiang Bani Seventeen soal langkanya masker medis
- Masker 4 seleb saat wabah corona ini unik, ada yang buat sendiri
- Viral wanita ubah botol air minum jadi masker demi cegah corona
- 4 Tutorial membuat masker sendiri tanpa menjahit, gampang dan simpel
- Kekurangan masker, tim robotik di Rumania modifikasi masker snorkeling