Brilio.net - Periksa mata di optik biasanya akan membantumu mengetahui kondisi matamu, sehat, ataukah mengalami rabun jauh atau juga rabun dekat. Adanya perkembangan teknologi, periksa mata di optik ternyata bisa membantumu deteksi dini penyakit Alzheimer, serius? Kalau biasanya pemeriksaan Alzheimer itu dengan menggunakan scan otak, yakni dengan cara scanner menggunakan gelombang cahaya untuk menggambar rinci dari bagian belakang mata, kali ini tes mata sederhana dapat digunakan untuk deteksi penyakit Alzheimer bahkan sebelum orang mulai kehilangan memori mereka.
Seperti yang dilansir brilio.net dari dailymail.co.uk, Kamis (28/7), dua tim ilmuwan di Inggris dan Kanada telah membuat suatu terobosan yang diumumkan kemarin pada konferensi Alzheimer terbesar di dunia. Mereka mengumumkan tentang peningkatan prospek bahwa periksa mata di optik bisa digunakan untuk mencari tanda-tanda Alzheimer. Syaratnya jika kamu rutin melakukan pemeriksaan mata tahunan.
Para ilmuwan mengatakan bahwa bagian belakang mata adalah 'jendela' ke otak, yang nantinya akan menampilkan tanda-tanda perubahan pada saat yang sama seperti yang terjadi jauh di dalam sirkuit otak, bertahun-tahun sebelum gejala mulai muncul. Para ilmuwan menemukan mereka bisa menggunakan scan mata untuk mengukur ketebalan lapisan neuron pada retina di belakang mata. Orang-orang yang memiliki lapisan tipis neuron lebih cenderung berkinerja buruk pada tes kognitif, yakni tanda peringatan yang jelas bahwa mereka mungkin akan mengalami tahap awal Alzheimer.
Saat ini satu-satunya cara untuk mendiagnosa Alzheimer adalah scan otak yang membutuhkan biaya mahal atau dengan menusuk sumsum tulang belakang pasien dan mengambil sampel cairan.
Tim peneliti pertama, dari Rumah Sakit Mata Moorfields di London dan Oxford University, menemukan mereka bisa menggunakan scan mata untuk mengukur, secara rinci, ketebalan lapisan neuron pada retina di belakang mata. Ilmuwan tersebut mengukur lapisan ini antara 33.000 pasien di Inggris berusia 40 hingga 69 tahun, sementara juga melakukan serangkaian tes pada memori, waktu reaksi dan penalaran. Mereka menemukan bahwa orang-orang yang memiliki lapisan tipis neuron lebih cenderung berkinerja buruk pada tes kognitif.
Penelitian kedua, yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Waterloo di Kanada. Peneliti menemukan orang dengan penyakit parah Alzheimer memiliki deposito dari protein yang disebut amiloid pada retina mereka. Amiloid, diduga menjadi salah satu penyebab utama Alzheimer, sering ditemukan telah dibentuk menjadi gumpalan dan plak di otak.
Indera penciuman yang buruk juga bisa menjadi indikator awal Alzheimer. Temuan yang dipresentasikan pada Konferensi Internasional Asosiasi Alzheimer di Toronto tersebut menunjukkan berkurangnya fungsi indera penciuman berhubungan dengan otak yang menyusut dan tumbuhnya deposito amiloid, yang merupakan tanda-tanda awal Alzheimer.