Brilio.net - Polio penyakit yang telah mengintai umat manusia ribuan tahun lamanya masih menjadi momok yang menakutkan khususnya untuk anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh virus polio dan bisa menular. Melansir dari World Health Organization (WHO), penyakit polio menyerang sistem saraf serta menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam.

Biasanya, virus ini ditularkan dari fekal-oral atau melalui media yang dipakai secara umum seperti air atau makanan yang telah terkontaminasi oleh virus. Penyakit polio akan menyerang anak-anak di bawah umur 5 tahun. Virus ini akan berkembang biak di dalam usus penderita polio. Gejala awal yang disebabkan oleh virus polio adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, leher kaku, dan nyeri pada anggota badan.

Ironisnya, penyakit satu ini tidak memiliki obat dan hanya bisa dicegah dengan vaksin polio saja. Kasus polio telah merebak ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dilansir dari kemkes.go.id, kasus polio terbaru yang menimpa seorang anak diketahui pada 25 April 2024 lalu. Kasus tersebut merupakan LGA pada anak perempuan berusia 11 tahun di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, yang terkonfirmasi positif polio tipe II melalui pemeriksaan laboratorium. Onset kelumpuhan pada kasus ini terjadi pada 25 Februari 2024.

Temuan kasus polio juga terdeteksi di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Kasus ini melibatkan anak laki-laki berusia 9 tahun dengan onset kelumpuhan pada 20 Desember 2023. Pemeriksaan spesimen tinja pada anak-anak sehat di sekitar kasus (bukan kontak) ini menunjukkan 8 anak positif polio tipe II. Hal ini menunjukkan adanya transmisi virus polio di Kabupaten Mimika.

Maka dari itu, pentingnya imunisasi polio harus diberikan kepada bayi hingga lengkap agar terhindar dari penyakit ini. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit polio sangat berbahaya untuk anak-anak. Maka dari itu, kamu harus mengetahui bagaimana strategi penanggulannya dan manfaat imunisasi anak. Berikut ulasan lengkapnya, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (31/5).

Penanggulangan polio

Kenali strategi penanggulannya dan manfaat imunisasi anak freepik.com

foto: freepik.com

Melansir dari kemkes.go.id penyakit polio dapat ditanggulangi dengan imunisasi polio tetes dan polio suntik lengkap. Adapun penanggulangan penyakit polio sebagai berikut:

- Antibiotik diberikan untuk membunuh bakteri sekunder yang muncul setelah penderita terinfeksi virus polio

- Obat penghilang rasa sakit

- Penggunaan alat-alat bantuan pernapasan saat sistem pernapasan terganggu

- Obat-obat untuk mengurangi kekakuan pada otot-otot

- Olah gerak

- Urut otot

- Fisioterapi

- Pola makan yang sehat

Manfaat imunisasi polio anak

Kenali strategi penanggulannya dan manfaat imunisasi anak freepik.com

foto: freepik.com

Manfaat imunisasi polio adalah untuk menguatkan imunitas anak terhadap virus polio. Vaksin yang diberikan kepada anak guna menekan risiko tertular virus polio hingga dewasa. Vaksin imunisasi polio pada umumnya diberikan ketika masik kanak-kanak.

Selain itu, vaksin polio dapat mecegah penularan virus polio kepada orang lain. Imunisasi polio juga berguna untuk melindungi secara jangka panjang untuk tidak tertular penyakit polio. Setelah diberikan vaksinasi, tubuh akan mempertahankan kekebalannya terhadap virus polio dalam jangka waktu yang lama.

Selain itu, kamu juga harus tahu bagaimana gejala yang biasanya ditimbulkan oleh penyakit polio. Berikut brilio.net merangkum dari berbagai sumber, gejala penyakit polio.

Gejala polio

Kenali strategi penanggulannya dan manfaat imunisasi anak freepik.com

foto: freepik.com

Polio memiliki dua variasi yaitu polio non-paralisik dan polio paralisik. Adapun gejala dari dua variasi polio sebagai berikut:

1. Polio non-paralisik pada anak.

Polio non paralisik adalah jenis polio yang bersifat ringan dan cenderung tidak membahayakan seperti mengakibatkan kelumpuhan dan kematian. Infeksi polio bisa melalui feses yang telah terinfeksi virus karena berbagai alasan seperti sanitasi yang buruk. Selain itu, virus polio bisa menular melalui percikan batuk dan bersin penderita. Anak-anak yang tidak rajin membersihkan tangan sebelum makan atau minum bisa terkena penyakit polio.

Ketika terserang penyakit polio, sebagian besar anak penderita tidak akan mengalami gejala langsung. Bahkan, mereka tidak akan merasakan sakit serta tak menyadari bahwa mereka telah terkontaminasi oleh virus polio. Namun perlu dicatat, walaupun tidak merasakan, anak yang telah terkontaminasi akan selalu bisa menyebarkan virus polio kepada orang lain.

Jika anak mengalami dan merasakan gejala ringan maka penyakit polio tersebut termasuk dalam golongan polio non-paralitik. Adapun ciri-ciri polio non-paralitik yang terjadi kepada anak-anak sebagai berikut:

- Demam

- Sakit kepala

- Nyeri tenggorokan

- Muntah

- Lemas

- Nyeri atau kaku pada punggung

- Nyeri atau kaku pada leher

- Nyeri atau kaku pada lengan dan kaki

- Kelemahan pada otot

Gejala yang dialami oleh anak yang terkena penyakit polio non-paralitik akan bertahan selama 10 hari lamanya dan akan membaik jika ditangani dengan tepat.

2. Gejala polio paralitik pada anak.

Dilansir dari mayoclinic.org, polio paralitik adalah bentuk penyakit yang paling serius dialami oleh anak yang menderita penyakit polio. Penyakit ini jarang terjadi kepada anak-anak. Adapun gejala yang ditimbulkan dari polio paralitik adalah sebagai berikut:

- Rasa sakit yang luar biasa

- Sensitivitas ekstrim terhadap sentuhan

- Sensasi kesemutan atau tertusuk-tusuk

- Kejang atau kedutan otot

- Kelemahan otot berkembang menjadi kelumpuhan lemas

- Kelumpuhan otot-otot yang terlibat dalam pernapasan

- Kesulitan menelan

Kelumpuhan ini biasanya terjadi hanya di salah satu kaki dan kelumpuhan di salah satu lengan penderita polio paralitik.

3. Gejala sindrom pascapolio pada anak.

Setelah sembuh dari polio, beberapa orang pernah mengalami sindrom pascapolio ketika berusia dewasa. Umur yang rentan terjadi pada pascapolio adalah berkisar 30-40 tahun. Adapun gejala sindrom pascapolio yang akan muncul sebagai berikut:

- Kelemahan dan nyeri otot atau persendian yang parah

- Kelelahan

- Masalah pada pernapasan atau menelan

- Pengecilan massa otot (Atrofi)

- Gangguan pernapasan saat tidur, seperti sleep apnea

- Mudah kedinginan.