Brilio.net - Kepergian Ashraf Sinclair yang mendadak cukup mengagetkan keluarga dan publik. Banyak yang tak menyangka jika suami Bunga Citra Lestari tersebut meninggal dunia karena serangan jantung. Ashraf menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa (18/2) pukul 04.50 WIB.

Serangan jantung memang bukanlah hal sepele. Dalam studi kasus, para ahli menyebut bahwa serangan jantung yang terjadi pada dini hari atau antara pukul 1 hingga 5 pagi cenderung lebih berbahaya daripada siang hari.

"Kami berasumsi hal ini terjadi karena terkait dengan riwayat jantung atau tingkat stres," kata peneliti yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, melansir Foxnews.

Para ahli menyebut, jenis serangan jantung yang terjadi dini hari ini disebut fibrilasi ventrikel, yang disebabkan oleh detak jantung yang cepat dan tidak teratur (bukan serangan jantung yang disebabkan oleh detak jantung yang melambat).

Kadar protein yang disebut KLF15 bervariasi sepanjang hari, mengikuti jejak jam sirkadian, yang mengatur ritme hormon dalam tubuh. Studi ini menemukan bahwa memiliki level KLF15 yang terlalu rendah atau terlalu tinggi memicu serangkaian proses tubuh yang mengubah arus kalium, yang akhirnya memengaruhi sel otot jantung.

"Interval waktu ini sangat penting," jelas salah satu penulis penelitian Dr. Xander Wehrens, profesor kedokteran di departemen kardiologi di Baylor College of medicine di Houston, Texas seperti dikutip brilio.net dari liputan6.com, Rabu (19/2).

Interval yang terlalu lama atau terlalu pendek dapat menyebabkan irama jantung abnormal yang disebut aritmia. Ketika jantung kehilangan keteraturan detak jantung, jantung tidak dapat memompa darah secara efisien dan seseorang dapat meninggal mendadak," tambahnya.

Namun, penelitian baru diuji coba melalui tikus dan perlu dikaji ulang pada manusia untuk melihat apakah dokter perlu obat yang menargetkan aritmia.

Mengenal aritmia, kelainan penyakit jantung yang mematikan  2020 brilio.net

foto: pixabay

Dalam sebuah studi, para peneliti di Brigham and Women Hospital and the Oregon Health & Science University, mengatakan, prevalensi serangan jantung pagi ternyata bisa terjadi karena jam internal pada tubuh seseorang.

"Sistem sirkadian tubuh bertanggung jawab untuk mengatur waktu bangun, tidur dan kelelahan sepanjang hari. Irama sistem sirkadian ini dapat menurun dan naik sepanjang hari sehingga mengeluarkan bahan kimia tertentu di otak Anda dan sel-sel dalam darah Anda," ujar peneliti, mengutip Bostonmagazine.

Para peneliti menemukan, sekitar pukul 6 pagi, sistem sirkadian mengirimkan peningkatan jumlah sel PAI-1 yang menghambat pembekuan darah. "Semakin banyak sel PAI-1 dalam darah, semakin tinggi risiko pembekuan darah yang menyebabkan serangan jantung, " katanya.

Studi ini meneliti 12 orang dewasa yang sehat selama dua minggu. Para sukarelawan diuji melalui protokol laboratorium yang fokus pada peningkatan jumlah PAI-1 terkait dengan sistem sirkadian atau perilaku pagi hari seperti perubahan postur dan penurunan aktivitas fisik. Hasilnya menunjukkan bahwa ritme sirkadian yang meningkat memompa lebih banyak PAI-1 ke dalam aliran darah, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung pagi.

"Temuan kami menunjukkan bahwa sistem sirkadian mempengaruhi peningkatan risiko kardiovaskular di pagi hari. Ini membuktikan bahwa waktu serangan jantung yang perlu dikhawatirkan adalah pagi hari," kata Frank Scheer, direktur Program Medical Chronobiology Program at Brigham and Women.

Dalam studi lain, disebutkan juga bahwa serangan jantung di pagi hari adalah yang paling serius. Para peneliti meninjau data lebih dari 800 pasien serangan jantung yang dirawat di sebuah rumah sakit jantung di Madrid, Spanyol, antara tahun 2003 dan 2009. Serangan jantung yang terjadi pada pagi hari dikaitkan dengan sekitar 20% lebih banyak jaringan jantung yang mati.

"Studi ini adalah penelitian pertama untuk menghubungkan fluktuasi sirkadian dengan tingkat keparahan serangan jantung pada manusia," kata peneliti studi Borja Ibanez, MD, PhD, mengatakan kepada WebMD.

Ibanez mengatakan, obat dan angioplasti dapat mencegah atau mengurangi kerusakan otot jantung. Masalahnya, perlu ada laboratorium kateterisasi jantung yang siap 24 jam.

Sementara peneliti dari Harvard Medical School, Steven A. Shea, PhD, dan rekannya menemukan bahwa penyebab serangan jantung pada dini hari bukan karena hipertensi melainkan lonjakan hormon yang mempengaruhi jantung.

Jika kita dapat mengidentifikasi protein pelindung di kemudian hari, kita mungkin dapat mengembangkan obat untuk mencegah serangan jantung ini," pungkas Shea pada WebMD.