Brilio.net - Melansir dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tercatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mengalami kenaikan cukup drastis di tahun 2024. Hampir tiga kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Pada April atau pekan ke-15 2024 kemarin, Kemenkes mencatut ada 62.0001 kasus DBD di Indonesia.
Padahal pada periode tahun 2023 lalu, angka DBD hanya mencapai 22.552 kasus. Kini naik tiga kali lipat tentu jadi PR tersendiri bagi pemerintah Indonesia. Upaya pengobatan pun sudah dilakukan seperti vaksinasi hingga anjuran untuk menjalani pola hidup bersih.
Selain itu, terus dilakukan edukasi terkait pencegahan penyakit DBD ini. Ketika mengalami sakit DBD ada beberapa gejala yang dialami seperti mual, muntah, sakit kepala, nyeri otot, tulang, sendi, bagian belakang mata, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam.
Umumnya gejala tersebut termasuk gejala ringan yang akan hilang dalam kurang lebih satu minggu. Namun, pada beberapa kasus, gejala DBD pada orang dewasa dapat berkembang menjadi berat dan berbahaya, bahkan bisa mengancam jiwa.
Supaya makin paham tentang penyakit demam berdarah dengue (DBD) ini, kamu perlu kenali lebih dalam terkait bagian tubuh yang kerap mengalami nyeri, berikut ulasan lengkapnya yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (24/5)
Kenali bagian tubuh yang alami nyeri saat terserang DBD.
foto: freepik.com
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penderita DBD sering mengalami nyeri pada beberapa bagian tubuh, diantaranya:
1. Nyeri otot (Mialgia).
Biasanya terasa di seluruh tubuh, terutama di punggung, lengan, dan kaki. Virus dengue menyebabkan peradangan pada otot yang memicu nyeri. Nyeri otot adalah salah satu gejala paling umum dan sering digambarkan sebagai nyeri bagian dalam otot maupun pegal.
2. Nyeri sendi (Artralgia).
Ketika DBD sakit yang terasa bisa di sendi-sendi besar dan kecil, seperti lutut, siku, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki. Peradangan yang disebabkan oleh infeksi virus dapat menyebabkan nyeri pada sendi. Penderita sering melaporkan rasa nyeri yang cukup parah, sehingga DBD juga dikenal dengan sebutan "breakbone fever" karena nyeri yang dirasakan seolah-olah tulang-tulang patah.
3. Nyeri kepala.
Umumnya nyeri pada bagian dahi (frontalis) dan sekitar mata (retro-orbital). Nyeri kepala yang hebat sering terjadi akibat efek langsung virus pada sistem saraf pusat dan meninges (selaput otak). Nyeri ini biasanya sangat intens dan bisa disertai dengan sensasi nyeri di belakang mata (nyeri retro-orbital).
4. Nyeri mata (Nyeri Retro-Orbital).
Sakit yang terasa di belakang dan sekitar mata. Nyeri ini terkait dengan peradangan yang mempengaruhi saraf serta jaringan di sekitar mata. Penderita sering merasakan nyeri saat menggerakkan mata atau ketika menekan daerah sekitar mata.
5. Nyeri perut.
Tak jarang pula, penderita DBD juga mengalami nyeri bagian perut, terutama bagian bawah maupun sekitar lambung. Nyeri perut pada penderita DBD dapat disebabkan oleh hepatomegali (pembesaran hati) atau inflamasi pada saluran pencernaan. Pada kasus yang parah, nyeri perut juga bisa menjadi tanda awal perdarahan internal atau kebocoran plasma.
6. Nyeri tulang.
Selanjutnya terjadi nyeri pada tulang panjang seperti lengan dan kaki. Virus dengue dapat menyebabkan peradangan pada tulang dan jaringan sekitarnya, sehingga menyebabkan rasa nyeri yang signifikan pada tulang-tulang panjang tersebut.
Gejala nyeri pada DBD biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat bertahan selama beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada keparahan infeksi.
Cara mengatasi nyeri bagi penderita demam berdarah dengue (DBD).
foto: freepik.com
Berikut cara yang dapat membantu mengurangi nyeri pada penderita DBD:
1. Istirahat yang cukup.
Istirahat yang cukup membantu tubuh melawan infeksi dan mempercepat pemulihan. Hindari aktivitas fisik yang berat supaya tubuh bisa beristirahat dengan baik.
2. Hidrasi tubuh.
Ketika terserang DBD tubuh akan kekurangan cairan, untuk itu perlu minum banyak cairan seperti air, jus buah, dan oralit untuk mencegah dehidrasi. Hidrasi yang baik dapat membantu mengurangi nyeri kepala dan nyeri otot serta mencegah komplikasi yang lebih serius.
3. Obat penghilang nyeri yang aman.
Misalnya parasetamol (Acetaminophen). Parasetamol adalah pilihan yang aman untuk mengurangi demam dan nyeri pada penderita DBD. Ikuti dosis yang dianjurkan oleh dokter atau sesuai petunjuk pada kemasan.
4. Hindari NSAID.
Hal ini berarti hindari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen, aspirin, dan naproxen karena dapat meningkatkan risiko perdarahan, yang merupakan komplikasi serius pada DBD.
5. Kompres hangat atau dingin.
Penggunaan kompres hangat atau dingin pada area yang nyeri dapat membantu mengurangi nyeri otot dan sendi. Kompres dingin dapat mengurangi peradangan, sementara kompres hangat dapat membantu mengurangi kekakuan serta meningkatkan aliran darah.
6. Konsumsi makanan sehat dan bergizi.
Konsumsi makanan yang kaya akan vitamin dan mineral untuk membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh maupun mempercepat pemulihan. Buah-buahan, sayuran, serta makanan berprotein tinggi sangat dianjurkan.
7. Rutin periksa ke Dokter.
Selalu periksa ke dokter untuk memantau perkembangan penyakit sehingga mendapatkan informasi medis yang tepat. Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk memantau trombosit dan hematokrit serta memberikan instruksi lebih lanjut.
Cara mencegah penularan demam berdarah dengue (DBD).
foto: freepik.com
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan Demam Berdarah Dengue (DBD):
1. Hindari gigitan nyamuk, DBD disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mencegah DBD ialah sebisa mungkin hindari gigitan nyamuk dengan memakai lotion anti nyamuk, jaga kebersihan lingkungan, hingga kuras area yang tergenang air.
2. Kenakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang untuk menutupi lengan dan kaki, terutama selama pagi dan sore hari.
3. Gunakan obat anti nyamuk pada kulit, idealnya yang mengandung DEET. Kamu juga bisa menggunakan obat anti nyamuk yang mengandung picaridin, DEET, atau minyak lemon eucalyptus. Umumnya obat nyamuk bisa ditemukan dipasaran.
4. Vaksinasi, saat ini vaksin DBD telah tersedia dan direkomendasikan untuk digunakan pada anak-anak berusia 9 hingga 16 tahun yang sebelumnya telah terkonfirmasi terinfeksi DBD.
5. Kontrol vektor, pencegahan dan pengendalian DBD sangat bergantung pada pengendalian vektor. Ini berarti mengendalikan populasi nyamuk melalui berbagai cara, seperti menghilangkan tempat-tempat berkembang biak nyamuk dan menggunakan insektisida.
Harapannya cara-cara tersebut dapat mengurangi potensi penularan demam berdarah dengue (DBD) di lingkungan keluarga dan masyarakat pada umumnya.
Recommended By Editor
- Fast food mengintai nutrisi dan kesehatan remaja, kenali dampak buruknya terhadap tubuh
- 10 Pantangan makanan bagi penderita asam urat, bisa tingkatkan risiko komplikasi penyakit lain
- 9 Penyebab telinga berdenging ini tak boleh diabaikan, bisa jadi ada masalah serius pada kesehatan
- Waspada efek sampingnya, 6 kondisi kesehatan ini tidak dianjurkan mengonsumsi jahe
- 8 Makanan sederhana yang dapat meningkatkan trombosit pada penderita demam berdarah (DBD)