Brilio.net - Kemkes.go.id menyebutkan dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Dari jumlah itu lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.

Sejatinya, stres adalah kondisi wajar yang dirasakan oleh tiap manusia. Oleh seban itu lah dibutuhkan kecerdasan emosional dalam mengelola stres. Stres bisa menjadi masalah ketika kamu mengalaminya berkepanjangan dan memberikan dampak negatif pada hidup.

Stres berkepanjangan dapat berpengaruh pada kondisi otakmu. Stres berkepanjangan dapat memiliki dampak yang signifikan pada kondisi otak dan fungsi kognitif. Ketika seseorang mengalami stres kronis, tubuhnya menghasilkan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin dalam jumlah yang tinggi. Peningkatan hormon stres ini dapat menyebabkan perubahan fisik dan kimiawi dalam otak yang dapat mempengaruhi berbagai aspek fungsi otak.

Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa stres bisa berbahaya jika berlarut-larut. Nah, maka dari itu kamu wajib mengetahui bagaimana gejala, penyebab, dan cara mengatasi stres, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (10/6).

Gejala stres

Stres berkepanjangan berpengaruh pada kondisi otak freepik.com

foto: freepik.com

Gejala stres dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Namun ada beberapa tanda umum yang sering muncul ketika seseorang mengalami tekanan emosional atau fisik yang berlebihan. Dari ketegangan otot hingga gangguan tidur, gejala stres bisa mempengaruhi kesejahteraan fisik dan mental seseorang secara signifikan.

Menyadari dan memahami gejala-gejala ini dapat menjadi langkah awal yang penting dalam mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Melansir dari p2ptm.kemkes.go.id adapun gejala stres yang dialami oleh manusia sebagai berikut:

- Gelisah, muka pucat, jantung berdebar-debar.

- Sulit tidur atau tidur tidak nyenyak.

- Nafsu makan berkurang atau makan berlebih.

- Mudah tersinggung.

- Sulit konsentrasi.

- Ada keluhan seperti sakit kepala, sakit perut, sakit maag, keringat berlebih.

Penyebab stres

Stres berkepanjangan berpengaruh pada kondisi otak freepik.com

foto: freepik.com

Penyebab stres dapat bervariasi dari situasi sehari-hari yang menantang hingga peristiwa mendadak yang mengubah hidup. Dari tekanan pekerjaan hingga masalah keuangan, serta hubungan yang rumit, atau bahkan perubahan lingkungan.

Berbagai faktor dapat memicu respons stres dalam kehidupan seseorang. Memahami akar penyebab stres adalah langkah awal yang penting dalam mengatasi dan mengelola dampaknya terhadap kesejahteraan fisik dan mental.

Dilansir dari unicef.org bisa menjadi acuan dalam menganalisa penyebab stres sebagai berikut:

- Pikiran atau perasaan negatif tentang diri sendiri.

- Perubahan fisik, misalnya permulaan pubertas.

- Beban belajar, misalnya ulangan atau bertambahnya pekerjaan rumah seiring waktu.

- Masalah dengan teman di sekolah atau lingkungan sosial.

- Perubahan besar, seperti pindah rumah, pindah sekolah, atau perpisahan orang tua.

- Penyakit kronis, masalah keuangan di keluarga, atau kematian orang terdekat.

- Situasi rumah atau lingkungan sekitar yang tidak aman.

Cara mengatasi stres

Stres berkepanjangan berpengaruh pada kondisi otak freepik.com

foto: freepik.com

Stres seringkai membuat kinerja dan performa menjadi menurun. Melansir dari World Health Organization (WHO), berikut cara mengatasi stres.

1. Pertahankan rutinitas harian

Kamu bisa menangani stres dengan menggunakan waktu secara teratur dalam berkegiatan. Kamu bisa menetapkan waktu untuk makan teratur waktu bersama anggota keluarga, olahraga, pekerjaan sehari-hari, dan aktivitas rekreasi lainnya.

2. Tidurlah yangcukup

Tidur yang cukup penting bagi tubuh dan pikiran. Memperbaiki tidur, membuat rileks dan meremajakan tubuh kamu serta dapat membantu membalikkan efek stres. Kebiasan tidur yang baik bisa dilakukan sebagai berikut:

- Bersikaplah konsisten dengan jadwal tidur.

- Buat area tidur menjadi nyaman.

- Batasi penggunaan perangkat elektronik.

- Hindari makan besar, kafein, dan alkohol sebelum tidur.

- Berolahragalah.

3. Terhubung dengan orang lain

Tetap berhubungan dengan keluarga dan teman-teman dan bagikan kekhawatiran dan perasaan kamu dengan orang-orang yang kamu percayai. Berhubungan dengan orang lain dapat meningkatkan suasana hati kamu dan membantu mengurangi stres.

4. Makan sehat

Apa yang kamu makan dan minum dapat mempengaruhi kesehatanmu. Cobalah untuk makan makanan yang seimbang dan makan secara berkala. Minumlah cukup cairan. Makanlah banyak buah-buahan dan sayuran segar jika bisa.

5. Berolahraga secara teratur

Olahraga teratur setiap hari dapat membantu mengurangi stres. Jenis olahraga ini termasuk berjalan kaki, serta olahraga yang lebih intensif gerakannya.