Brilio.net - Kanker serviks atau kanker leher rahim salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak pada wanita. Melansir dari Kementerian Kesehatan menemukan, kanker serviks menempati urutan kedua terbanyak yakni dengan jumlah 36.633 kasus atau hampir 9,2% dari total kanker di Indonesia.

Sementara itu, merujuk data The International Agency for Research on Cancer (IARC) mengestimasikan terdapat 408.661 kasus baru dan sebanyak 242.988 kematian di Indonesia pada 2022. Selain itu, IARC memprediksikan terjadi peningkatan 77% kasus kanker pada 2050.

Nah, kanker serviks merupakan tumor ganas di leher rahim yang bisa metastasis (menyebar) ke organ-organ lain yang bisa menyebabkan kematian. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo Jakarta, menunjukkan terdapat 94% pasien kanker serviks meninggal dalam jangka waktu dua tahun.

Bila ditelisik lebih dalam, kanker ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup hingga kebiasaan seksual. Namun, hampir 95% kanker serviks diakibatkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Tentu hal ini jadi perhatian serius bagi setiap orang, baik wanita dan pria untuk lebih peduli pada kesehatan alat reproduksi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan Pap Smear secara rutin, pemeriksaan IVA, vaksinasi HPV, dan menghindari faktor risiko yang mampu menekan pertumbuhan kasus kanker serviks.

Direkomendasikan wanita usia 30 tahun ke atas untuk melakukan tes HPV tiap 5-10 tahun sekali. Untuk wanita usia 25 tahun ke atas dengan HIV melakukan akses pemeriksaan HPV tiap 3-5 tahun sekali. Sementara itu, Pap Smear direkomendasikan untuk wanita usia 25-65 tahun tiap 3 tahun sekali.

Selain itu, ada beberapa langkah yang kamu dilakukan untuk mencegah penyakit kanker serviks. Supaya makin memahaminya, yuk simak ulasan lengkap di bawah ini! Disadur brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (15/8).

Cara ampuh cegah kanker serviks sejak dini.

Cara ampuh cegah kanker serviks sejak dini © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

1. Vaksinasi HPV.

Vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) merupakan langkah pencegahan yang sangat efektif terhadap kanker serviks. Pasalnya, HPV menjadi penyebab utama kanker serviks dan vaksin ini dapat melindungi terhadap strain HPV yang paling berisiko tinggi.

Vaksin HPV paling efektif jika diberikan sebelum seseorang aktif secara seksual, biasanya direkomendasikan untuk anak perempuan dan laki-laki berusia 9-14 tahun. Namun, vaksinasi juga dapat bermanfaat bagi orang dewasa hingga usia 45 tahun.

Vaksin HPV umumnya diberikan dalam dua atau tiga dosis, tergantung pada usia saat memulai vaksinasi. Penting untuk menyelesaikan seluruh seri vaksinasi untuk mendapatkan perlindungan optimal. Melalui vaksin HPV dapat mencegah hingga 90% kasus kanker serviks, sehingga vaksinasi menjadi salah satu metode pencegahan yang paling efektif yang tersedia saat ini.

2. Skrining rutin dengan tes Pap Smear.

Walau terkesan sepele, tetapi tes Pap Smear menjadi metode skrining yang sangat penting untuk mendeteksi perubahan abnormal pada sel-sel serviks sebelum berkembang menjadi kanker. Selama prosedur ini, dokter mengambil sampel sel dari serviks lalu mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Tes Pap Smear dapat mendeteksi perubahan pra-kanker, sehingga apabila ada sel abnormal memungkinkan pengobatan dini sebelum kanker berkembang. Pada dasarnya, wanita dianjurkan untuk mulai melakukan tes Pap Smear pada usia 21 tahun dan mengulanginya setiap 3 tahun hingga usia 65 tahun.

Bagi wanita berusia 30-65 tahun, kombinasi tes Pap Smear dengan tes HPV (co-testing) setiap 5 tahun juga direkomendasikan. Skrining rutin telah terbukti sangat efektif dalam mengurangi insiden sekaligus kematian akibat kanker serviks.

3. Melakukan seks yang aman.

Seks aman yang dimaksud tidak hanya menggunakan kondom tetapi pentingnya kesetiaan pada satu pasangan. Jangan pernah berganti-ganti pasangan, baik laki-laki maupun perempuan. Praktik seks yang aman sangat penting dalam mencegah infeksi HPV.

Melakukan hubungan intim hanya dengan satu pasangan sangat penting, karena semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi risiko terpapar HPV. Selain itu, menunda aktivitas seksual hingga usia yang lebih dewasa juga dapat mengurangi risiko, karena memulai aktivitas seksual pada usia yang lebih muda meningkatkan risiko infeksi HPV.

Selanjutnya, melakukan tes rutin untuk infeksi menular seksual dapat membantu mendeteksi sekaligus mengobati infeksi yang mungkin meningkatkan risiko kanker serviks. Praktik seks yang aman tidak hanya mengurangi risiko kanker serviks, tetapi juga melindungi dari berbagai infeksi menular seksual lainnya.

4. Menjaga gaya hidup sehat.

Gaya hidup sehat punya peran penting dalam pencegahan kanker serviks dan berbagai jenis kanker lainnya. Menjaga berat badan yang sehat sangat penting, karena obesitas telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker serviks.

Olahraga teratur tidak hanya membantu menjaga berat badan, tetapi juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Diet seimbang yang kaya akan buah maupun sayuran mengandung antioksidan dan nutrisi penting dapat membantu melindungi terhadap kanker.

5. Menghindari paparan bahan kimia berbahaya.

Beberapa bahan kimia tertentu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker serviks. Menghindari atau meminimalkan paparan terhadap bahan-bahan ini dapat membantu mengurangi risiko. Dietilstilbestrol (DES) adalah salah satu contohnya. Wanita yang ibunya menggunakan DES selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.

Pestisida dan herbisida juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker serviks dalam beberapa penelitian. Paparan jangka panjang terhadap beberapa bahan kimia industri juga mungkin meningkatkan risiko.

Selain itu, tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi juga mungkin meningkatkan risiko kanker serviks. Untuk mengurangi paparan, penting untuk menggunakan produk rumah tangga yang aman, misalnya memilih makanan organik serta hindari area dengan polusi udara yang tinggi.

6. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Sistem kekebalan tubuh indikator penting dalam melawan berbagai penyakit kanker, termasuk melawan infeksi HPV sebagai penyebab utama perkembangan sel kanker leher rahim makin ganas. Selain menjaga pola makan sehat dan olahraga, cara meningkatkan sistem kekebalan tubuh yakni dengan tidur yang cukup.

Tidur berkualitas sangat penting untuk fungsi kekebalan tubuh yang optimal. Saat tidur, tubuh memproduksi dan mendistribusikan sel-sel kekebalan penting. Upayakan:

- 7-9 jam tidur setiap malam untuk orang dewasa.
- Jadwal tidur yang konsisten.
- Lingkungan tidur yang nyaman dan gelap.

Tak kalah penting, kesadaran untuk mengelola stres dengan baik. Misalnya dengan meditasi, yoga, deep breathing exercises, renang, serta aktivitas lainnya yang menenangkan hati dan pikir.

7. Kesadaran akan risiko kanker serviks.

Edukasi mengenai kanker serviks lalu pencegahannya harus menjadi bagian dari program kesehatan masyarakat, terutama bagi remaja hingga wanita dewasa. Dengan pemahaman yang baik tentang faktor risiko, gejala, dan pentingnya pencegahan, wanita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi diri mereka dari kanker serviks.

Kesadaran akan pentingnya vaksinasi HPV, skrining rutin, hingga perilaku seksual yang aman harus terus disebarkan untuk meningkatkan deteksi dini sekaligus mengurangi prevalensi kanker serviks di masyarakat. Tak kalah penting, permudah akses masyarakat terhadap vaksinasi HPV serta tidak memiliki harga yang tinggi.

8. Hindari kebiasaan merokok.

Merokok tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan paru-paru tetapi juga meningkatkan risiko kanker serviks. Bahan kimia dalam asap rokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh serta membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi HPV.

Selain itu, racun dalam asap rokok dapat terakumulasi di serviks, yang dapat menyebabkan perubahan sel abnormal yang memicu kanker. Dengan berhenti merokok atau menghindari paparan asap rokok, seseorang dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena kanker serviks.

Sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam jurnal International Journal of Cancer menemukan, perokok aktif memiliki risiko kanker serviks dua kali lipat dibandingkan dengan yang tidak pernah merokok. Bahkan perokok pasif juga memiliki peningkatan risiko, meskipun tidak sebesar perokok aktif.

 

s