Brilio.net - Kusta atau leprosy merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyerang jaringan kulit, saraf tepi, hingga saluran pernapasan. Gangguan ini biasanya ditandai dengan mati rasa pada tungkai dan kaki, lalu disertai munculnya lesi pada kulit.

Berdasarkan data WHO pada 2020, penyakit kusta umum terjadi di Indonesia bahkan termasuk jumlah kasus tertinggi yang menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia, yakni sebanyak 8%.

Hingga saat ini penyakit kusta masih jadi PR besar pemerintah. Terbaru, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan menjelaskan daerah yang tinggi penyakit kusta yakni berada di Kabupaten Jember.

Hingga Juli 2024, Kabupaten Jember menempati urutan terbanyak ke-4 di Jawa Timur yang memiliki kasus penyakit kusta terbanyak, yakni ada sebanyak 56 kasus. Sayangnya, pasien penyakit kusta tersebut didominasi oleh anak-anak, mulai dari umur 0 Tahun hingga 14 tahun.

Tentu hal ini cukup mengkhawatir bagi pemerintah daerah. Sebab, apabila penularan kusta tidak segera ditangani bisa menyebabkan kecacatan pada generasi muda. Oleh sebab itu, orang tua maupun seluruh masyarakat Indonesia wajib mewaspadai penyakit menular ini.

Kusta sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae, di mana bakteri ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui droplet. Seseorang dapat tertular kusta apabila terkena percikan air liur dari penderitanya. Sebab, itu untuk mencegah penularan perlu menjaga kebersihan diri sekaligus menjauhkan diri dari paparan orang yang terinfeksi.

Selain itu, ada beberapa langkah lainnya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko tertularnya penyakit kusta. Biar makin paham, yuk simak ulasan lengkap di bawah ini yang brilio.net sadur dari berbagai sumber, Senin (12/8)

Cara mencegah penularan penyakit kusta pada anak.

Cara mencegah penularan penyakit kusta pada anak  2024 freepik.com

foto: freepik.com

1. Menjaga daya tahan tubuh.

Daya tahan tubuh atau sistem imun berperan penting dalam kehidupan seseorang. Ketika daya tahan tubuh kuat seseorang cenderung tidak mudah terserang berbagai penyakit termasuk infeksi bakteri penyebab kusta. Menjaga daya tahan tubuh mulai dari mengatur pola makan, memerhatikan jenis makanan yang dikonsumsi, beristirahat yang cukup, dan rutin melakukan olahraga 3-4 kali dalam seminggu.

Orang tua perlu memantau pola makan anak. Hindari jajan sembarangan hingga rutin mencuci tangan usai dari luar rumah agar tidak mudah terserang penyakit.

2. Vaksinasi BCG.

Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Gurin) telah terbukti memberikan perlindungan parsial terhadap kusta, terutama pada anak-anak. Meskipun awalnya dikembangkan untuk mencegah tuberkulosis, namun juga dapat secara efektivitas dalam mengurangi risiko kusta.

Sebuah meta-analisis yang dipublikasikan dalam International Journal of Epidemiology pada tahun 2017 menganalisis data dari berbagai studi dan menemukan bahwa vaksinasi BCG memberikan perlindungan sekitar 50% terhadap kusta. Efektivitas ini bervariasi tergantung pada populasi serta strain vaksin yang digunakan.

3. Menjaga kebersihan dan sanitasi

Meskipun kusta tidak mudah menular, peningkatan kebersihan dan sanitasi dapat membantu mencegah penularan. Bakteri M. leprae dapat bertahan di lingkungan selama beberapa hari hingga minggu, terutama dalam kondisi lembab.

Menyadur penelitian PLoS Neglected Tropical Diseases tahun 2020, menemukan bahwa menjaga kebersihan yang baik, termasuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air bersih dapat mengurangi risiko penularan kusta. Selain itu, studi ini menemukan bahwa keluarga dengan akses terbatas ke fasilitas sanitasi serta air bersih memiliki risiko lebih tinggi terkena kusta.

Nggak cuma itu, sebuah studi kasus-kontrol yang dilakukan di India kemudian dipublikasikan pada laman Leprosy Review pada tahun 2019, menemukan bahwa anak-anak yang tinggal di rumah dengan sanitasi yang buruk maupun daerah yang padat penduduk punya risiko 2,5 kali lebih besar terkena kusta dibandingkan dengan mereka yang tinggal di lingkungan terjaga.

4. Menjaga kebersihan ventilasi lingkungan sekitar.

Bakteri penyebab kusta atau kuman lepra bertahan hidup di luar tubuh manusia selama 24-48 jam atau bahkan lebih, tergantung pada suhu sekitar lingkungannya. Jika semakin panas suhu ruangan maka semakin cepat kuman akan mati. Sebaliknya, semakin lembab suhu udara lingkungan tersebut kuman lepra akan semakin mudah menyebar.

Oleh sebab itu, pentingnya menjaga kebersihan ventilasi di rumah atau tempat kerja. Pastikan sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah, terutama di daerah lembab agar kuman tidak bisa berkembang atau bahkan menyebar.

Cara mencegah penularan penyakit kusta pada anak  2024 freepik.com

foto: freepik.com

5. Edukasi masyarakat

Edukasi masyarakat tentang kusta menjadi hal penting yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan penyakit pada anak-anak. Pengetahuan yang tepat tentang gejala, cara penularan, dan pengobatan kusta dapat membantu mendeteksi dini penyakit tersebut.

Melalui deteksi dini pengobatan bisa dilakukan sesegera mungkin. Agar bakteri tidak marak menyebar hingga bisa mengancam nyawa keluarga tercinta. Melansir dari laman Leprosy Review pada tahun 2019 menemukan bahwa sekolah-sekolah yang menerapkan program edukasi kesehatan tentang kusta mengalami peningkatan signifikan dalam deteksi dini kasus pada anak-anak dan remaja.

Oleh karena itu, mengintegrasikan edukasi tentang kusta ke dalam kurikulum sekolah, kampanye kesehatan masyarakat, dan program penyuluhan komunitas merupakan strategi penting dalam mencegah penularan kusta pada anak-anak.

6. Deteksi dini kasus kusta

Deteksi maupun pengobatan penyakit kusta sedini mungkin merupakan langkah penting dalam mencegah penularan penyakit ini pada anak-anak. Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang sistem saraf perifer, kulit, dan dalam beberapa kasus menyerang organ lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala awal kusta seperti bercak kulit pucat atau kemerahan yang mati rasa, pembengkakan atau benjolan di kulit, dan merasa otot yang melemah.

Penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa pengobatan dini dengan Multi-Drug Therapy (MDT) sangat efektif dalam menghentikan penularan kusta. MDT terdiri dari kombinasi antibiotik rifampicin, dapsone, dan clofazimine yang dapat membunuh bakteri kusta dalam waktu singkat, sehingga penderita tidak lagi menular setelah beberapa dosis pengobatan.

Studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS Neglected Tropical Diseases pada tahun 2019 menegaskan bahwa deteksi dini dan pengobatan segera dapat mengurangi risiko penularan hingga 90%. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat, terutama di daerah endemis kusta untuk memahami gejala awal penyakit ini dan segera mencari bantuan medis jika ada tanda-tanda mencurigakan.

7. Pakai masker ketika keluar rumah.

Infeksi bakteri Mycobacterium penyebab kusta dapat menyebar melalui cairan atau bersin dari si penderita. Menggunakan masker ketika berada diluar rumah sangat penting agar tidak mudah tertular penyakit. Ketika memakai masker lawan bicara atau orang yang kamu temui tidak menularkan penyakit kepada kamu. Begitu juga sebaliknya.