Brilio.net - Patti Beyer adalah orang yang positif dan percaya dengan yang namanya alam. Namun pensiunan guru yang berusia 64 tahun ini khawatir setelah ia diminta, dan akhirnya menerima pemeriksaan payudara yakni USG-screening.
Setelah bertahun-tahun ia melakukan mammogram dan hasilnya normal, akhirnya di mammogramnya yang terakhir dokternya mengatakan ia harus menindaklanjuti dengan biopsi jarum. Itu tandanya ada sesuatu yang salah.
Beberapa hari kemudian, ia mendapat hasil dari pemeriksaan biopsinya, dan terkejut dengan hasilnya tersebut karena ia menderita kanker payudara invasif.
Namun kini, setelah lima bulan berselang, Beyer sangat bersyukur karena kecanggihan mesin ultrasound yang kecil tapi dapat mendeteksi tumor tahap 1 tersembunyi di payudaranya.
Karena tumor itu diketahui begitu awal, Beyer mampu memilih antara mastektomi dan lumpectomy dalam penanganannya. Dokter di negara asalnya dari Illinois, Amerika Serikat, akhirnya melakukan tindakan lumpectomy, dan tidak ada kemoterapi. Hanya 16 sesi radiasi yang ditargetkan untuk pengobatan seluruh payudara.
“Dari sudut pandang saya, ini adalah mesin yang menyelamatkan jiwa,” kata Beyer. “Tanpa itu, kanker di payudaraku tidak akan terdeteksi lebih awal, mengingat saat pemeriksaan mammogram beberapa waktu yang lalu, payudaraku normal.”
Beyer beruntung bahwa Pusat Kesehatan Payudara NorthShore, tempat di mana Beyer rutin melakukan pemeriksaan payudaranya, adalah salah satu dari pusat perawatan payudara di negaranya yang menggunakan teknologi GE Healthcare 3D Automated Breast Ultrasound (ABUS).
Sebuah studi baru di edisi Juni American Journal of Roentgenology menunjukkan ABUS menemukan kanker lebih akurat selain mamografi tradisional. Yang sangat penting bagi 40 persen wanita seperti Beyer, yang memiliki payudara padat, jaringan payudara yang padat ini sering membuat sulit untuk menemukan dan mendiagnosis tumor dengan mamografi.
Adik Beyer, yang juga memiliki jaringan payudara yang padat, mengungkapkan bahwa dokternya selalu memerintahkan USG dengan mammogram tahunan dan mendesak Beyer untuk meminta USG di ujian berikutnya. Dengan termasuk ABUS dalam penyaringan, dokter memiliki kesempatan yang jauh lebih besar untuk menemukan tumor pada tahap awal.
Dr Maryellen Giger dari University of Chicago (yang bukan dokter Beyer), dan timnya melakukan penelitian terbaru dengan wanita yang memiliki payudara padat. Studi ini menemukan peningkatan 29 persen dalam deteksi ketika ABUS digunakan bersama mammogram.
Kira-kira empat dari 10 wanita memiliki payudara padat, tapi biasanya mereka hanya akan mengetahui mereka memiliki masalah di payudaranya setelah mereka sudah melakukan mammogram. Wanita dengan payudara padat dapat memiliki empat sampai enam kali lebih mungkin untuk mengembangkan kanker payudara, tapi jaringan yang padat dapat menyembunyikan kanker pada mammogram.
ABUS adalah teknologi GE yang berupa ultrasound pertama untuk screening wanita dengan payudara padat yang telah disetujui oleh FDA. Seperti halnya tes baru, selalu ada risiko bahwa ABUS dapat meningkatkan jumlah alarm palsu di screening. Tapi Giger percaya manfaat deteksi dini lebih besar daripada risiko.