Brilio.net - Dada nyeri merupakan gejala yang mungkin pernah dirasakan sebagian orang. Seperti namanya, dada nyeri merupakan kondisi area dada terasa sakit atau nyeri. Nyeri yang dirasakan bisa beragam, seperti nyeri yang tumpul hingga tajam seperti ditusuk-tusuk.
Pada kondisi lain, rasa sakit ini bisa terasa seperti dada yang diremukkan dan menimbulkan sensasi terbakar. Rasa sakit pada dada juga bisa menjalar hingga ke bagian-bagian tubuh lain seperti leher, rahang, bahkan ke area belakang seperti punggung dan lengan.
Pada umumnya nyeri di dada disebabkan oleh penyakit serangan jantung (jantung koroner) yang merupakan masalah serius dan harus ditangani. Berdasarkan Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019, penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Penyakit serangan jantung bisa menimbulkan rasa nyeri di dada.
Namun serangan jantung bukan satu-satunya penyebab adanya rasa nyeri di dada. Untuk itu, kamu jangan mudah berasumsi ketika merasakan nyeri dada digolongkan dengan penyakit serangan jantung.
Adapun tujuh penyebab dada nyeri dan cara mengobatinya yang telah dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (26/6).
Penyebab dada nyeri.
foto: freepik.com
Penyebab dada nyeri bisa diakibatkan selain penyakit serangan jantung. Adapun penyakit yang menjadi penyebab dada nyeri sebagai berikut:
1. Refluks asam.
Melansir dari health.harvard.edu, dada nyeri bisa disebabkan oleh naiknya asam lambung hingga ke kerongkongan. Naiknya asam lambung dapat menimbulkan sensasi terbakar di dada yang sering disalah artikan oleh orang sebagai serangan jantung. Selain itu, asam lambung yang naik ke kerongkongan bisa merangsang saraf-saraf di daerah tersebut, sehingga menghasilkan sensasi nyeri atau tidak nyaman yang sering kali terlokalisasi di dada.
2. Kejang esofagus.
Kejang esofagus, atau disebut juga sebagai spasme esofagus, adalah kondisi di mana otot-otot di dinding kerongkongan (esophagus) mengalami kontraksi yang tidak terkoordinasi atau berlebihan. Kondisi ini dapat menyebabkan sensasi nyeri dada yang cukup intens dan sering kali disalah artikan sebagai masalah jantung karena gejalanya mirip dengan angina (nyeri dada akibat kurangnya pasokan darah ke jantung).
3. Penyakit kandung empedu.
Penyakit kandung empedu juga bisa menyebabkan dada nyeri. Hal ini disebabkan karena pembentukan batu empedu yang menyebabkan serangan tiba-tiba dan nyeri di daerah perut atas atau dada. Batu empedu yang tersangkut dalam saluran empedu atau kandung empedu dapat menghasilkan sensasi sakit yang intens.
4. Kostokondritis.
Kostokondritis merupakan sebuah kondisi yang ditandai oleh peradangan pada tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk dengan tulang dada. Kondisi ini dapat menyebabkan dada nyeri yang tajam atau rasa sakit tertentu di daerah tulang rusuk, terutama di bagian depan dada.
5. Perikarditis.
Perikarditis merupakan peradangan pada perikardium, lapisan tipis yang melapisi jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan dada nyeri seperti rasa sakit yang tajam, sensasi terbakar, dan tekanan di dada.
6. Pneumonia.
Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Ketika seseorang mengalami pneumonia, infeksi ini dapat menyebabkan peradangan pada jaringan paru-paru yang menghasilkan berbagai gejala, termasuk dada nyeri.
7. Emboli paru.
Emboli paru adalah kondisi di mana terjadi sumbatan tiba-tiba pada arteri paru-paru, biasanya disebabkan oleh gumpalan darah yang terlepas dari pembuluh darah di bagian tubuh yang lain (biasanya dari pembuluh darah di kaki atau panggul). Ketika gumpalan darah ini mencapai arteri paru-paru, hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk dada nyeri yang dapat sangat parah dan bahkan mengancam jiwa.
Cara mengobati dada nyeri.
foto: freepik.com
Cara mengobati dada nyeri tergantung pada penyebabnya. Namun secara umum kamu bisa mengatasi rasa nyeri di dada dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Istirahat dan menghindari aktivitas fisik berat.
Beristirahatlah dengan cukup dan hindari aktivitas fisik yang berat atau mengangkat beban berat yang dapat memperburuk dada nyeri.
2. Penggunaan obat pereda nyeri.
Gunakan obat nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen yang dapat mengurangi rasa nyeri dada ringan hingga sedang.
3. Kompres air hangat atau dingin.
Kamu juga bisa mengompres di area dada yang terasa nyeri untuk mengurangi sensasi tidak nyaman dan memperlancar aliran darah.
4. Mengonsumsi air putih.
Menjaga dan memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik dapat membantu mengurangi risiko iritasi pada saluran pernapasan dan mengurangi ketegangan otot di dada.
Recommended By Editor
- Jadi isu mengerikan di Jepang, kenali penyebab dan gejala awal terpapar bakteri pemakan daging
- Trik bikin complexion auto glowing ini cuma pakai foundation dicampur face oil, makeup anticakey
- 7 Makanan ini ternyata bikin penderita TBC makin parah, dari minuman bersoda hingga nasi putih
- Mengenal pterygium penyakit mata yang dialami komedian Adul, lengkap dengan cara mengobatinya
- Teh atau kopi? Mana yang lebih sehat dikonsumsi pagi hari? Ini penjelasannya