Brilio.net - Beberapa tahun terakhir, metode melahirkan seperti water birth dan lotus birth tengah menjadi tren. Water birth sendiri merupakan metode melahirkan di dalam air, di mana sang ibu berendam setengah badan dengan menggunakan air yang suhunya itu disesuaikan dengan suhu di dalam rahim.

Sementara lotus birth merupakan proses melahirkan bayi dengan tetap membiarkan tali pusat terhubung dengan plasenta selama beberapa hari. Jadi tali pusat dan plasenta yang menempel di pusar bayi tidak langsung dipotong usai ibu bersalin namun dibiarkan mengering sendiri dan lalu terputus sendiri. Proses ini justru banyak dilirik para orang tua karena dianggap alami.

Namun siapa sangka, kedua metode melahirkan ini tidak aman loh. Menurut Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, dr. Eni Gustina metode seperti ini ini tak direkomendasikan oleh pemerintah karena salah satu bahayanya, sang bayi bisa mengalami infeksi.

Water birth  2017 brilio.net

"Siapa yang bisa menjamin air itu bersih dan bebas infeksi? Nggak ada. Kalau pemerintah sendiri tidak merekomendasikan," tegasnya dalam acara Jaga Kehamilan untuk Generasi yang Lebih Sehat di Jakarta, Kamis (14/12).

Hal senada disampaikan oleh ahli kandungan dan kebidanan Dr. dr. Ali Sungkar yang juga mengkhawatirkan masalah kehigienisan dari metode melahirkan water birth dan lotus birth.

"Alternatif birthing kaya gini nggak diajarkan di sekolah kedokteran. Lotus birth kan lahir tapi plasentanya dibiarkan sampai lepas sendiri, tapi siapa yang akan jamin? Bagaimana kalau infeksi?," ucapnya.

Selain itu juga metode melahirkan water birth juga membahayakan si bayi. Selain akan menyebabkan infeksi, beberapa dokter pun membuat kajian bahwa terjadi beberapa kasus bayi yang meninggal karena water birth.

"Kita sudah mengkaji, ada bayi yang meninggal karena tenggelam," tutupnya.