Brilio.net - Kolesterol tinggi tak lagi hanya dialami orang dengan rentang usia 30-an lebih, namun kini semakin banyak dialami oleh masyarakat yang masih berada di usia 20-an. Gaya hidup modern yang cenderung kurang sehat menjadi salah satu faktor utama penyebabnya.

Mulai dari pola makan tinggi lemak jenuh hingga kurangnya aktivitas fisik, semua ini berkontribusi pada meningkatnya kadar kolesterol di usia muda. Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia ialah kondisi saat kadar kolesterol dalam tubuh melebihi batas normal.

Secara umum, kondisi ini lebih sering dialami oleh orang lanjut usia daripada individu yang lebih muda. Namun, bukan berarti hiperkolesterolemia tidak dapat terjadi pada dewasa muda. Jika seseorang mengalami hiperkolesterolemia pada usia muda, penting untuk mengelola kondisi ini dengan baik. Pasalnya, kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung hingga stroke di kemudian hari.

Lantas apa saja penyebab alami kolesterol tinggi di usia muda, lalu bagaimana langkah pencegahannya? Yuk simak ulasan lengkap di bawah ini, disadur brilio.net dari berbagai sumber, Senin (30/9).

Penyebab kolesterol tinggi di usia muda.

Penyebab kolesterol tinggi di usia muda © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

1. Pola makan tidak sehat.

Salah satu penyebab utama kolesterol tinggi di usia muda yakni pola makan yang tidak sehat. Makanan yang tinggi lemak jenuh, seperti makanan cepat saji, gorengan, hingga produk olahan daging, dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.

Studi dari American Heart Association menyebutkan bahwa konsumsi makanan tinggi lemak jenuh secara rutin dapat mempercepat peningkatan kolesterol, terutama jika tidak diimbangi dengan asupan serat dari sayur, buah, dan biji-bijian. Kebiasaan ini dapat memicu penumpukan plak di arteri sejak usia muda, meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.

2. Kurangnya aktivitas fisik.

Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup sedentari juga menjadi faktor signifikan penyebab kolesterol tinggi di kalangan anak muda. Aktivitas fisik yang minim menyebabkan metabolisme tubuh melambat, sehingga kolesterol jahat lebih mudah menumpuk di dalam darah.

Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Mayo Clinic, olahraga teratur dapat membantu meningkatkan kolesterol baik (HDL) bahkan menurunkan kolesterol jahat. Kurangnya olahraga pada usia muda tidak hanya meningkatkan kolesterol, tetapi juga memperbesar risiko obesitas, yang pada gilirannya memperburuk kondisi kolesterol tinggi.

3. Kebiasaan merokok dan minum alkohol.

Merokok maupun konsumsi alkohol juga berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol di usia muda. Merokok dapat merusak dinding pembuluh darah lalu menyebabkan penumpukan kolesterol, sementara alkohol yang dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat meningkatkan kadar lemak dalam darah, termasuk trigliserida.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh National Institutes of Health menunjukkan bahwa merokok secara signifikan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) serta mempercepat proses aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di arteri. Pada usia muda, kebiasaan ini dapat mempercepat timbulnya masalah kardiovaskular.

4. Faktor genetik.

Selain gaya hidup, faktor genetik atau riwayat keluarga juga memegang peranan penting dalam peningkatan kolesterol di usia muda. Jika orang tua atau anggota keluarga dekat memiliki riwayat kolesterol tinggi, kemungkinan besar seseorang akan mengalami kondisi serupa meskipun mereka menjalani pola hidup sehat.

Kondisi ini dikenal sebagai hiperkolesterolemia familial, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner pada usia yang lebih dini. Menurut penelitian dari Journal of the American College of Cardiology, sekitar 1 dari 250 orang menderita hiperkolesterolemia familial, yang membutuhkan penanganan dini maupun pengobatan yang lebih intensif.

5. Stres dan gangguan tidur.

Stres berlebihan maupun gangguan tidur yang berkepanjangan juga dapat memengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh. Ketika seseorang mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol, yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan kadar lemak dalam darah.

Selain itu, kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk juga berkaitan dengan peningkatan kolesterol jahat serta penurunan kolesterol baik. Studi yang diterbitkan dalam Sleep Health Journal menunjukkan bahwa individu yang tidur kurang dari 6 jam per malam lebih berisiko mengalami peningkatan kadar kolesterol maupun tekanan darah tinggi, bahkan di usia muda.

6. Obesitas dan berat badan berlebih.

Obesitas dan kelebihan berat badan menjadi penyebab umum lain dari kolesterol tinggi di kalangan anak muda. Kelebihan lemak tubuh, terutama lemak visceral yang terdapat di sekitar organ dalam, dapat meningkatkan produksi kolesterol jahat (LDL) serta trigliserida.

Orang yang mengalami obesitas juga cenderung memiliki kadar kolesterol baik (HDL) yang lebih rendah, yang penting untuk menghilangkan kolesterol jahat dari darah. Penelitian dari Harvard T H Chan School of Public Health menunjukkan bahwa penurunan berat badan melalui diet sehat maupun olahraga dapat membantu memperbaiki kadar kolesterol sekaligus mengurangi risiko penyakit jantung.

7. Konsumsi obat-obatan tertentu.

Beberapa obat-obatan yang sering dikonsumsi di usia muda juga dapat berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol. Misalnya, obat-obatan seperti pil kontrasepsi, steroid anabolik, hingga beberapa jenis obat tekanan darah dapat memengaruhi metabolisme lemak dalam tubuh sekaligus menyebabkan peningkatan kolesterol jahat.

Menurut penelitian dari American College of Cardiology, penggunaan jangka panjang dari obat-obatan ini tanpa pengawasan dokter dapat berisiko meningkatkan kadar kolesterol, terutama pada individu yang sudah memiliki faktor risiko lainnya. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan tanpa anjuran dari dokter.

Cara mencegah kolesterol tinggi di usia muda.

Penyebab kolesterol tinggi di usia muda © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

1. Menerapkan pola makan sehat.

Salah satu cara paling efektif untuk mencegah kolesterol tinggi di usia muda adalah dengan menerapkan pola makan sehat. Konsumsi makanan rendah lemak jenuh, seperti ikan, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran, dapat membantu menjaga kadar kolesterol tetap normal.

Menurut American Heart Association, mengurangi asupan lemak jenuh dari makanan seperti daging merah, produk susu tinggi lemak, hingga makanan olahan dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Sebagai gantinya, pilih lemak sehat yang berasal dari minyak zaitun, alpukat, ataupun ikan berlemak seperti salmon, yang kaya akan omega-3 dan terbukti membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL).

2. Rutin berolahraga.

Olahraga teratur merupakan langkah penting dalam mencegah kolesterol tinggi, terutama di usia muda. Aktivitas fisik membantu tubuh membakar lemak, meningkatkan kolesterol baik (HDL), dan menurunkan kolesterol jahat (LDL).

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Mayo Clinic menunjukkan bahwa olahraga aerobik seperti berjalan cepat, bersepeda, atau berenang selama minimal 150 menit per minggu dapat memberikan dampak positif pada kadar kolesterol. Olahraga juga meningkatkan metabolisme dan membantu menjaga berat badan ideal, yang berperan penting dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol.

3. Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.

Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak kesehatan jantung maupun memperburuk kadar kolesterol. Merokok menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) serta mempercepat pembentukan plak di dinding arteri, yang berisiko menyebabkan penyakit jantung.

Sementara itu, konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah, yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular. Berdasarkan penelitian dari National Institutes of Health, berhenti merokok ataupun membatasi konsumsi alkohol hingga tingkat moderat dapat membantu menurunkan risiko kolesterol tinggi serta penyakit jantung, bahkan bagi mereka yang masih muda.

4. Menjaga berat badan ideal.

Menjaga berat badan ideal adalah langkah penting lainnya dalam mencegah kolesterol tinggi. Obesitas atau kelebihan berat badan, terutama lemak di sekitar perut, dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah.

Merujuk pada Harvard T H Chan School of Public Health, menurunkan berat badan sebanyak 5-10% dari total berat tubuh dapat memberikan dampak signifikan pada penurunan kadar kolesterol maupun risiko penyakit jantung. Menggabungkan pola makan sehat serta olahraga rutin sangat penting untuk menjaga berat badan ideal.

5. Kelola stres dengan baik.

Stres yang berlebihan dapat memicu peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh. Ketika tubuh mengalami stres, hormon kortisol dilepaskan, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) lalu mengurangi kolesterol baik (HDL).

Menurut American Psychological Association, teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dalam dapat membantu mengurangi tingkat stres serta menurunkan risiko peningkatan kolesterol. Mengelola stres dengan baik di usia muda tidak hanya penting untuk kesehatan mental tetapi juga untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

6. Tidur yang cukup.

Kualitas dan durasi tidur juga mempengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh. Tidur yang cukup membantu tubuh melakukan regenerasi sel-sel tubuh, termasuk menjaga keseimbangan kadar lemak dalam darah. Penelitian yang diterbitkan oleh Sleep Health Journal menemukan bahwa tidur kurang dari 6 jam per malam secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi maupun penyakit jantung. Oleh karena itu, tidur setidaknya 7-8 jam setiap malam sangat penting untuk kesehatan jantung serta untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol di usia muda.

7. Rutin memeriksa kadar kolesterol.

Memantau kadar kolesterol secara rutin jadi langkah pencegahan yang penting, terutama bagi kamu yang memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi atau penyakit jantung. Pemeriksaan kolesterol darah secara berkala dapat membantu mendeteksi masalah sejak dini sehingga memungkinkan intervensi medis tepat waktu jika diperlukan.

Berdasarkan rekomendasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang dewasa disarankan untuk memeriksa kadar kolesterol setidaknya setiap 4-6 tahun sekali. Jika ada faktor risiko tertentu, seperti obesitas atau kebiasaan merokok, pemeriksaan lebih sering mungkin diperlukan.