Brilio.net - Herpes zoster adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus bernama varicella zoster. Penyakit ini merupakan reaktivasi dan manifestasi dari penyakit varicella (cacar air). Alur penyakit ini diawali dari terpapar virus varicella zoster. Selanjutnya penderita akan mengalami cacar air. Apabila telah berhasil disembuhkan, virus tersebut tidak mati dan sirna dari tubuh manusia. Namun virus itu akan dorman atau laten terutama dalam sel neuronal dan suatu ketika virus tersebut bisa mengalami reaktivasi kemudian bermanifestasi sebagai penyakit herpes zoster.

Pada umumnya, herpes zoster diawali dengan gejala awalan atau prodromal yang cukup bervariasi. Gejala yang ditimbulkan seperti demam dengan suhu bervariasi, rasa lemah atau lesu dan pada herpes zoster disertai juga rasa tak nyaman, pegal, nyeri pada area yang di kemudian hari akan mengalami erupsi kulit.

Salah satu cara mencegah virus varicella zoster adalah dengan vaksin herpes zoster. Vaksin zoster adalah satu-satunya perlindungan terhadap penyakit herpes zoster (cacar ular) dan komplikasinya. Pada individu yang memiliki riwayat terinfeksi herpes zoster sebelumnya, vaksin zoster dapat membantu mencegah penyakit ini timbul kembali di kemudian hari. Cacar air dan herpes zoster berhubungan erat karena disebabkan oleh virus yang sama (varicella zoster virus).

Mengutip dari imuni.id disebutkan, vaksin zoster 90 persen lebih efektif mencegah herpes zoster dan komplikasinya pada orang dewasa berusia 50 tahun ke atas yang memiliki sistem kekebalan yang sehat. Kekebalan menetap setidaknya selama 7 tahun pertama setelah vaksinasi. Pada orang dewasa dengan sistem kekebalan yang lemah, vaksin zoster 68-91 persen efektif dalam mencegah herpes zoster, tergantung pada kondisi yang memengaruhi sistem kekebalan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa vaksin herpes zoster menjadi solusi untuk penyakit herpes zoster. Kendati demikian, kamu harus mengetahui lebih lanjut kelebihan dan efek samping vaksin serta cara mengatasi efek samping vaksin herpes zoster. Untuk itu, brilio.net telah merangkum informasi lengkapnya dari berbagai sumber, Kamis (25/7).

Kelebihan vaksin herpes zoster.

Vaksin herpes zoster freepik.com

foto: freepik.com

Kelebihan dari vaksin herpes sangat signifikan untuk tubuh manusia. Adapun kelebihan vaksin herpes zoster sebagai berikut:

1. Pencegahan terhadap shingles.

Vaksin ini sangat efektif dalam mencegah shingles (herpes zoster) yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster, virus yang sama yang menyebabkan cacar air.

2. Mengurangi risiko neuralgia pasca herpes (PHN).

Neuralgia pasca herpes adalah komplikasi yang menyakitkan dari shingles yang dapat berlangsung lama setelah ruam shingles sembuh. Vaksin dapat mengurangi risiko terjadinya PHN secara signifikan.

3. Mengurangi keparahan penyakit.

Bagi mereka yang tetap terkena shingles meskipun telah divaksin, vaksin herpes zoster dapat mengurangi keparahan penyakit dan durasi gejalanya.

4. Meningkatkan kualitas hidup

Dengan mencegah shingles dan komplikasinya, vaksin ini membantu meningkatkan kualitas hidup, terutama bagi orang yang lebih tua yang lebih rentan terhadap komplikasi serius dari shingles.

Efek samping vaksin herpes zoster.

Vaksin herpes zoster freepik.com

foto: freepik.com

Pada umumnya vaksin herpes zoster dapat memberikan perlindungan terhadap herpes zoster. Namun, efek samping pasca vaksinasi herpes zoster timbul selama 2-3 hari. Selain itu, reaksi berat seperti Sindrom Guillain-Barr© (GBS) dan gangguan sistem saraf yang serius bisa terjadi, namun sangat jarang ditemukan dan dilaporkan.

Cara mengatasi efek samping vaksin herpes zoster.

Vaksin herpes zoster freepik.com

foto: freepik.com

Mengatasi efek samping vaksin herpes zoster penting untuk memastikan kenyamanan dan kesehatan setelah vaksinasi. Meskipun umumnya ringan dan sementara, efek samping seperti nyeri di tempat suntikan, demam ringan, sakit kepala, kelelahan, atau nyeri otot dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Adapun cara mengatasi efek sampingnya sebagai berikut:

1. Nyeri, kemerahan, atau pembengkakan di tempat suntikan.

- Kompres dingin pada area suntikan dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri.

- Hindari menggosok atau menekan area suntikan.

- Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau acetaminophen dapat membantu mengatasi nyeri dan peradangan.

2. Demam ringan.

- Minum banyak cairan untuk tetap terhidrasi.

- Istirahat yang cukup.

- Obat pereda demam seperti ibuprofen atau acetaminophen dapat membantu menurunkan demam.

3. Sakit kepala.

- Minum banyak air untuk menghindari dehidrasi yang bisa memperburuk sakit kepala.

- Istirahat di tempat yang tenang dan gelap.

- Obat pereda sakit kepala seperti ibuprofen atau acetaminophen dapat digunakan.

4. Kelelahan atau nyeri otot.

- Istirahat yang cukup dan hindari aktivitas fisik yang berat.

- Pijat ringan atau mandi air hangat dapat membantu meredakan nyeri otot.

5. Mual.

- Makan makanan ringan dan hindari makanan berat atau berlemak.

- Minum air putih atau teh herbal dalam jumlah kecil tetapi sering.

6. Reaksi alergi (jarang terjadi, tetapi serius).

- Jika mengalami gejala reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, sesak nafas, atau pembengkakan wajah, bibir, atau tenggorokan, segera cari bantuan medis darurat.

- Antihistamin mungkin diperlukan untuk mengatasi reaksi alergi ringan.