Brilio.net - Kelainan jantung bawaan pada janin merupakan kondisi serius yang dapat memengaruhi kesehatan bayi sejak lahir. Kondisi ini terjadi ketika struktur kelainan jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir terjadi kegagalan pada fase awal perkembangan janin. Oleh karena itu, deteksi dini melalui pemeriksaan rutin selama kehamilan menjadi sangat penting.

Melansir dari laman Kementerian Kesehatan, pemeriksaan perkembangan jantung janin bisa dilakukan di akhir trimester pertama hingga trimester tiga. Ibu hamil dianjurkan mulai melakukan pemeriksaan sejak trimester pertama untuk memastikan perkembangan jantung janin berjalan normal. Pasalnya, penyakit jantung bawaan (PJB) pada bayi seringkali terjadi.

Berdasarkan data Kemkes, angka kejadian PJB dilaporkan sekitar 8-10 bayi dari 1000 kelahiran hidup dan 30% diantaranya telah memberikan gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan. Bila tidak terdeteksi secara dini lalu tidak ditangani dengan baik, 50% kematiannya akan terjadi pada bulan pertama kehidupan.

Terlepas dari itu, supaya tumbuh kembang janin berjalan dengan baik, sudah sepatutnya bila ibu lakukan langkah pencegahan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menjaga pola hidup sehat serta cukupi asupan nutrisi selama kehamilan. Nah, agar lebih memahami cara mencegah kelainan jantung bawaan pada janin, simak langkah pencegahannya selama kehamilan, disadur brilio.net dari berbagai sumber, Senin (30/9).

1. Konsultasi rutin dengan dokter kandungan sejak awal kehamilan.

Cara mencegah kelainan jantung bawaan janin © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

Salah satu langkah penting dalam mencegah kelainan jantung bawaan pada janin ialah melakukan pemeriksaan secara rutin dengan dokter kandungan, terutama sejak trimester pertama. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada trimester pertama dan kedua memungkinkan deteksi dini kelainan struktural pada jantung janin.

Berdasarkan studi yang diterbitkan oleh Journal of Clinical Ultrasound, pemeriksaan rutin pada trimester pertama telah terbukti meningkatkan identifikasi dini risiko kelainan jantung bawaan. Jika ditemukan tanda-tanda kelainan, dokter dapat merujuk ibu hamil untuk pemeriksaan yang lebih mendetail dengan ahli fetal echocardiography.

2. Asupan nutrisi seimbang dan suplemen asam folat.

Nutrisi yang seimbang sangat penting selama kehamilan. Khususnya, asam folat berperan dalam mencegah kelainan bawaan, termasuk pada jantung. Penelitian yang diterbitkan di The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa asam folat membantu mengurangi risiko cacat lahir, terutama terkait tabung saraf dan jantung.

Oleh karena itu, mengonsumsi 400–800 mikrogram asam folat per hari selama kehamilan, terutama di trimester pertama, sangat dianjurkan. Selain itu, ibu hamil sebaiknya memperbanyak konsumsi makanan kaya asam folat seperti bayam, brokoli, kacang-kacangan, hingga sereal yang difortifikasi.

3. Menghindari konsumsi alkohol atapun merokok.

Sudah bukan rahasia kalau rokok maupun alkohol tidak baik untuk kesehatan tubuh. Terutama untuk ibu yang sedang mengandung, karena bisa berakibat fatal pada ibu hamil sekaligus bayi. Konsumsi alkohol dan merokok selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelainan jantung bawaan pada janin.

Alkohol bisa mengganggu perkembangan jantung janin, sementara rokok mengandung zat-zat kimia berbahaya yang memengaruhi aliran darah maupun oksigen ke janin. Sebuah penelitian dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menemukan bahwa merokok selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelainan jantung bawaan hingga 20%. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk sepenuhnya menghindari alkohol serta rokok selama masa kehamilan.

4. Kelola kadar diabetes selama kehamilan.

Ibu hamil yang menderita diabetes, terutama diabetes gestasional, harus sangat berhati-hati dalam mengontrol kadar gula darah. Diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko kelainan jantung bawaan pada janin.

Sebuah studi dari American Heart Association menemukan bahwa kadar gula darah yang tinggi pada awal kehamilan dapat berdampak buruk pada perkembangan jantung janin. Oleh karena itu, kontrol gula darah secara ketat dengan pola makan yang sehat, olahraga ringan, hingga obat-obatan yang sesuai sangat penting bagi ibu hamil yang menderita diabetes.

5. Menghindari penggunaan obat-obatan berisiko tinggi.

Beberapa obat yang dikonsumsi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelainan jantung bawaan pada janin. Misalnya, obat-obatan yang digunakan untuk mengobati epilepsi, jerawat parah, atau depresi harus dikonsumsi dengan sangat hati-hati.

Menurut riset dari National Institutes of Health (NIH), obat-obatan seperti isotretinoin (untuk jerawat) dan beberapa antikonvulsan telah terbukti meningkatkan risiko kelainan jantung pada janin. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apapun selama kehamilan, serta menggunakan alternatif yang lebih aman jika memungkinkan.

6. Vaksinasi rubella sebelum hamil.

Infeksi rubella pada awal kehamilan menjadi salah satu penyebab utama kelainan jantung bawaan. Oleh karena itu, vaksinasi rubella sebelum kehamilan sangat disarankan bagi wanita yang belum memiliki kekebalan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksinasi rubella sebelum hamil dapat mengurangi risiko kelainan jantung bawaan akibat infeksi rubella. Jika seorang wanita terinfeksi rubella pada trimester pertama kehamilan, risiko kelainan jantung janin bisa mencapai 80%. Oleh karena itu, melakukan pemeriksaan kekebalan rubella sekaligus menerima vaksinasi sebelum hamil sangat dianjurkan.

7. Menjaga kesehatan mental sekaligus mengelola stres.

Stres yang berlebihan selama kehamilan dapat berdampak negatif pada perkembangan janin, termasuk perkembangan jantung. Penelitian dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa stres kronis dapat memengaruhi hormon dan aliran darah, yang pada gilirannya dapat memengaruhi perkembangan organ vital janin, termasuk jantung.

Oleh sebab itu, mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau konseling psikologis dapat membantu ibu hamil menjaga kesehatannya serta perkembangan janin yang optimal. Kesehatan mental yang baik selama kehamilan juga meningkatkan peluang melahirkan bayi yang sehat tanpa komplikasi bawaan.