Brilio.net - Berjemur di bawah sinar matahari membantu tubuh memproduksi vitamin D, yang penting untuk kesehatan tulang, sistem kekebalan tubuh, dan kesehatan jantung. Namun, jika berjemur di bawah sinar matahari ketika indeks ultraviolet (UV) sedang tinggi dapat mempercepat penuaan kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit.

Hal ini disebutkan oleh Dokter kulit bersertifikat di Las Vegas, Nevada Dr. Kendall Egan yang menyatakan bahwa indeks UV yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker kulit.

"Indeks UV yang lebih tinggi berarti kulit Anda akan terpapar pada tingkat radiasi UV yang lebih tinggi sehingga meningkatkan risiko kulit terbakar, penuaan dini, dan perkembangan kanker kulit," ujar Egan yang dilansir brilio.net dari antaranews.com, Kamis (1/8).

Egan juga mengucapkan bahwa saat berjemur atau penyamakan (tanning) memiliki efek kesehatan berupa perubahan kulit yang terjadi di dalam tubuh selama paparan matahari. Kulit yang menjadi cokelat saat berjemur sebenarnya adalah cara tubuh untuk mencoba melindungi DNA dalam sel-sel kulit. Jika terus terkena paparan sinar matahari secara terus menerus, maka meningkatkan risiko kerusakan DNA.

"Seiring waktu, kerusakan DNA ini dapat menyebabkan kanker kulit, termasuk kanker kulit yang sangat serius dan terkadang fatal seperti karsinoma sel skuamosa, melanoma, dan karsinoma sel Merkel," imbuhnya.

Dr. Egan menyatakan bahwa emakin lama terpapar, bahkan di lokasi dengan indeks UV rendah, semakin tinggi risiko mengalami perubahan terkait usia dan kanker kulit. "Itu terjadi lebih cepat dan berpotensi lebih efektif dan berbahaya dengan paparan indeks UV yang lebih tinggi," tutupnya.

Maka dari itu kamu harus mengetahui cara melindungi kulit dari paparan sinar UV yang berlebihan. Adapun cara melindungi paparan sinar UV yang telah brilio rangkum dari berbagai sumber, Kamis (1/8).

Cara melindungi kulit dari paparan sinar UV

 Waspada berjemur berlebihan freepik.com

foto: freepik.com

Melindungi kulit dari paparan sinar UV sangat penting untuk mencegah kerusakan kulit, penuaan dini, dan risiko kanker kulit. Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV:

1. Penggunaan sunscreen

Sunscreen dengan SPF yang cukup tinggi adalah salah satu cara utama untuk melindungi kulit dari radiasi UVB dan UVA. American Academy of Dermatology merekomendasikan penggunaan sunscreen dengan SPF minimal 30. Selain itu, pastikan sunscreen tersebut berspektrum luas (broad-spectrum) dan diaplikasikan kembali setiap dua jam atau setelah berenang atau berkeringat.

2. Menghindari paparan sinar matahari langsung

Sinar matahari paling intens antara pukul 10 pagi hingga 4 sore. Sebisa mungkin, hindari berada di bawah sinar matahari langsung selama waktu ini. Jika harus berada di luar, carilah tempat teduh atau gunakan payung.

3. Pakaian pelindung

Menggunakan pakaian yang menutupi kulit, topi bertepi lebar, dan kacamata hitam yang melindungi dari UVA dan UVB dapat membantu melindungi kulit. Pakaian dengan kain rapat dan berwarna gelap biasanya memberikan perlindungan lebih baik dibandingkan kain tipis atau berwarna terang.

4. Mengosumsi antioksidan

Beberapa studi menunjukkan bahwa antioksidan, baik dalam bentuk suplemen maupun topikal, dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang dihasilkan oleh paparan UV. Polypodium leucotomos, misalnya, adalah ekstrak tumbuhan yang telah diteliti memiliki sifat perlindungan terhadap sinar UV.

Selain itu, kamu juga harus mewaspadai apa saja yang menjadi penyebab, gejala, dan cara mengatasi kanker kulit. Adapun pembahasan tentang kanker kulit sebagai berikut.

Penyebab kanker kulit

 Waspada berjemur berlebihan freepik.com

foto: frepik.com

Kanker kulit dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk paparan sinar ultraviolet (UV), kondisi genetik, dan faktor lingkungan. Berikut adalah beberapa penyebab utama kanker kulit:

1. Paparan sinar UV

Radiasi UV, terutama dari sinar matahari, merupakan penyebab utama kanker kulit. Sinar UV dapat menyebabkan kerusakan DNA di sel kulit, menghasilkan lesi seperti foto produk siklobutana pirimidin (CPDs) yang sangat mutagenik. Ini dapat menyebabkan mutasi yang mendorong perkembangan kanker kulit, termasuk karsinoma sel basal (BCC) dan karsinoma sel skuamosa (SCC).

2. Faktor genetik

Riwayat keluarga kanker kulit, terutama melanoma dan BCC, dapat meningkatkan risiko seseorang. Kondisi genetik seperti sindrom Gorlin dan xeroderma pigmentosum juga terkait dengan peningkatan risiko kanker kulit. Orang dengan sindrom ini memiliki kemampuan yang terganggu untuk memperbaiki kerusakan DNA akibat sinar UV.

3. Faktor lingkungan dan pekerjaan

Paparan bahan kimia tertentu seperti arsenik, tar batubara, dan minyak bumi dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Paparan radiasi ionisasi dari terapi radiasi atau sumber lain juga berkontribusi pada peningkatan risiko. Selain itu, infeksi virus human papilloma (HPV) telah dikaitkan dengan jenis kanker kulit tertentu.

4. Kondisi kulit dan pengobatan

Beberapa kondisi kulit, seperti keratosis aktinik, yang merupakan akibat dari paparan sinar matahari jangka panjang, dapat berkembang menjadi SCC. Pengobatan tertentu untuk kondisi kulit, seperti penggunaan psoralen ultraviolet light (PUVA) untuk psoriasis, juga dapat meningkatkan risiko.

Gejala kanker kulit

 Waspada berjemur berlebihan freepik.com

foto: freepik.com

Gejala kanker kulit bervariasi tergantung pada jenisnya, dengan tanda-tanda yang berbeda untuk melanoma dan jenis kanker kulit lainnya seperti karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa. Adapun perbedaannya sebagai berikut:

- Gejala Melanoma

a. Perubahan pada tahi lalat

Melanoma seringkali muncul sebagai tahi lalat baru atau perubahan pada tahi lalat yang sudah ada. Gejalanya meliputi perubahan warna, ukuran, atau bentuk. Tahi lalat mungkin memiliki lebih dari satu warna atau menjadi lebih gelap dari biasanya.

b. Lesi kulit yang tidak teratur

Melanoma bisa muncul sebagai lesi dengan tepi yang tidak teratur dan berwarna campuran seperti merah, putih, biru, atau hitam.

c. Lesi yang sakit atau gatal

Lesi yang terasa sakit, gatal, atau terbakar bisa menjadi tanda melanoma. Kadang-kadang, lesi juga bisa berdarah atau mengeluarkan cairan.

d. Lesi pada area yang tidak biasa

Pada individu dengan kulit gelap, melanoma sering muncul di tempat-tempat yang kurang umum terkena sinar matahari, seperti telapak tangan, telapak kaki, atau di bawah kuku.

- Gejala kanker kulit non-melanoma

a. Karsinoma sel basal

Biasanya muncul sebagai benjolan kecil atau bercak datar yang tampak seperti lilin atau mutiara, dan mungkin terlihat seperti luka yang tidak sembuh-sembuh.

b. Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel skuamosa dapat muncul sebagai nodul keras atau luka bersisik yang bisa berdarah atau membentuk kerak. Lesi ini sering ditemukan pada bagian tubuh yang sering terkena sinar matahari seperti wajah, leher, dan tangan.

c. Karsinoma sel sebaceous

Jenis kanker ini jarang terjadi dan biasanya muncul sebagai nodul keras yang tidak sakit, sering kali di area kelopak mata.

Cara mengatasi kanker kulit

 Waspada berjemur berlebihan freepik.com

foto: freepik.com

Mengatasi kanker kulit dapat dilakukan melalui berbagai metode, tergantung pada jenis dan stadium kanker. Berikut adalah beberapa cara mengatasi kanker kulit sebagai berikut:

1. Pembedahan

Mohs surgery adalah prosedur pembedahan yang sangat efektif, terutama untuk kanker kulit di area wajah atau yang memiliki batas tidak jelas. Teknik ini melibatkan pengangkatan lapisan kulit yang terinfeksi secara bertahap sambil memeriksa setiap lapisan di bawah mikroskop hingga tidak ada lagi sel kanker yang terlihat. Prosedur ini bertujuan untuk mengangkat kanker sepenuhnya sambil meminimalkan kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya.

2. Terapi radiasi

Terapi radiasi digunakan terutama untuk kanker kulit yang tidak bisa diangkat sepenuhnya melalui pembedahan atau untuk pasien yang tidak bisa menjalani operasi. Terapi ini menggunakan sinar energi tinggi, seperti sinar-X, untuk membunuh sel-sel kanker.

3. Kemoterapi

Kemoterapi digunakan untuk kanker yang terbatas pada lapisan atas kulit, krim atau lotion yang mengandung agen anti-kanker dapat diaplikasikan langsung ke kulit. Kemoterapi sistemik juga digunakan jika kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain.