Brilio.net - Cacar air merupakan penyakit menular disebabkan oleh virus varicella-zoster. Virus ini bisa menginfeksi siapa saja, baik kalangan anak-anak maupun dewasa. Laman RS Pondok Indah mencatat hampir 75 persen masyarakat Indonesi pernah menderita cacar air sebelum berusia 12 tahun.
Berdasarkan data dari Fakumi Medical Journal berjudul Karakteristik Pasien Varicella pada Anak di Puskesmas Tamalanrea Jaya Makassar, menyebutkan bahwa cacar air menjadi penyakit anak yang paling umum terjadi di Indonesia. Walau begitu, orang dewasa juga bisa berpotensi mengalami cacar air bahkan pada orang yang tidak pernah terinfeksi sekalipun. Kalangan ibu hamil pun juga bisa terserang cacar air.
Sebelum vaksin cacar air ditemukan pada tahun 1995, ternyata penyakit ini cukup menular di Amerika Serikat yang menyebabkan kematian pada anak-anak maupun orang dewasa. Melansir dari laman UT Southwestern Medical Center di tahun 1990-an, ada sebanyak 13.000 yang terkena cacar air, 100 hingga 150 setiap tahunnya pasien dinyatakan meninggal dunia karena infeksi virus ini.
Diperkirakan di Amerika ada lebih dari 3,5 juta kasus cacar air, 9.000 di antaranya rawat inap. Sayangnya, di Indonesia belum menemukan data pasti angka cacar air yang dialami masyarakat. Terutama pada ibu hamil, namun bila merujuk data dari UT Southwestern Medical Center tersebut pada 2021 ditemukan seorang wanita di Lllinois terinfeksi cacar air di awal kehamilannya lalu melahirkan bayi prematur yang meninggal tak lama usai melahirkan. Dipastikan bayi itu menderita sindrom varicella kongenital atau cacar air dalam rahim.
Berdasarkan penemuan tersebut, bukan tidak mungkin bila di Indonesia juga berpotensi memiliki kasus yang sama. Oleh sebab itu, pentingnya memahami apa itu cacar air, risiko, gejala, penyebab, dan cara pencegahannya. Seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (29/5)
Apa itu cacar air?
foto: freepik.com
Cacar air adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Varicella-zoster. Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam kemerahan berisi cairan yang sangat gatal di seluruh tubuh.
Cacar air biasanya terjadi pada anak-anak di bawah usia 12 tahun, tetapi juga dapat terjadi pada orang dewasa yang belum pernah terinfeksi ataupun ibu hamil. Gejala cacar air meliputi demam, pusing, lemas, nyeri tenggorokan, selera makan menurun, dan ruam merah berisi cairan yang sangat gatal.
Ibu hamil dapat terkena cacar air karena virus varicella yang mudah menular melalui kontak langsung dengan ruam atau percikan air ludah dari penderita cacar air. Risiko terinfeksi cacar air pada ibu hamil meningkat jika sang ibu juga memiliki riwayat penyakit paru-paru, punya kebiasaan merokok, mengonsumsi steroid, dan mengandung lebih dari 20 minggu.
Oleh sebab itu, perlu menjaga kesehatan dengan meningkatkan kekebalan tubuh dan menjaga kebersihan. Upayakan hindari orang-orang yang terinfeksi virus cacar air ini.
Gejala dan faktor risiko cacar air pada ibu hamil.
foto: freepik.com
Ketika terinfeksi cacar air, gejala awal yang muncul ditandai dengan ruam kulit seperti bintik-bintik merah atau lenting yang berisi cairan. Ruam ini menimbulkan rasa gatal yang kuat dan bisa menyebar luas ke beberapa bagian tubuh misalnya wajah, tangan, hingga kaki.
Kondisi ini dapat menyebabkan risiko yang cukup berbahaya bagi ibu hamil, diantaranya:
1. Risiko di trimester awal bila terinfeksi cacar air.
Ibu hamil yang belum pernah cacar air sebelumnya berisiko mengalami komplikasi jika terkena cacar air selama kehamilan. Komplikasi yang paling berbahaya adalah pneumonia, yaitu infeksi paru-paru.
Disadur dari laman Mayoclinic, apabila terinfeksi cacar air di awal masa kehamilan yakni selama trimester pertama atau kedua, saat melahirkan bayi berisiko mengalami sindrom varicella kongenital (CVS). Walau jarang terjadi namun bisa berpotensi dialami apalagi bisa usia kehamilan sudah di 13-20 minggu.
Varicella kongenital (CVS) ditandai dengan cacat lahir misalnya ada jaringan parut pada kulit, cacat pada tungkai, kepala abnormal dengan ukuran kepala yang kecil, masalah neurologi atau kesulitan belajar hingga adanya masalah penglihatan.
Selain itu, bayi juga bisa mengalami pertumbuhan yang buruk dalam rahim, mengalami kejang, hingga cacat perkembangan fisik maupun mental. Bahkan berpotensi meningkatkan risiko keguguran serta bayi lahir mati (stillbirth)
Oleh sebab itu, ketika masa kehamilan penting untuk melakukan pemeriksaan USG agar melihat perkembangan janin hingga potensi adanya penyakit. Walau USG tidak mendeteksi semua jenis cacar air. Namun, bila ada potensi terinfeksi dokter bila melakukan pemeriksaan lebih lanjut pasca USG tersebut.
2. Risiko cacar air pada ibu hamil di trimester akhir.
Trimester akhir atau kira-kira 6-12 hari sebelum melahirkan dan terinfeksi cacar air, janin kemungkinan memiliki risiko yang paling rendah terinfeksi virus ini. Hal ini bisa terjadi sebab ketika ibu hamil 5 hari setelah kena cacar air tubuh secara otomatis akan menciptakan antibodi untuk melawan virus tersebut.
Antibodi yang dihasilkan ikut mengalir ke janin melalui plasenta sehingga dapat memberikan perlindungan pada bayi. Walau begitu, cacar air pada ibu hamil juga bisa menyebabkan risiko berbahaya bagi janin di akhir masa kehamilan. Meski demikian waktu antara 5 hari sebelum kelahiran dan 2 hari setelah kelahiran lalu kamu dinyatakan terkena cacar air bisa menimbulkan risiko yang cukup besar.
Janin bisa terkena virus cacar air sebab tidak mempunyai waktu untuk menerima antibodi dari tubuh kamu. Jadi, pada saat itu janin berisiko terkena varicella neonatal atau cacar air pada bayi baru lahir sehingga bisa mengancam nyawa sang bayi.
Namun, bila bayi langsung mendapatkan suntikan varicella zoster immune globulin (VZIG) maka kecil kemungkinan mengalami risiko buruk virus cacar air. Suntikan VZIG mengandung antibodi cacar air sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi terhadap cacar air.
Cara mencegah cacar air pada ibu hamil.
foto: freepik.com
Disadur dari laman Health Clinics terdapat beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk cegah cacar air pada ibu hamil, meliputi:
1. Menjaga kebersihan diri
Ibu hamil harus menjaga kebersihan diri dengan cara mencuci tangan secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah berkontak dengan orang lain.
2. Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan sekitar harus dijaga kebersihannya dengan cara membersihkan dan desinfeksi permukaan yang sering disentuh.
3. Menghindari penderita cacar air
Ibu hamil harus menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang terinfeksi cacar air, termasuk penderita cacar air yang tidak menunjukkan gejala.
4. Menjaga asupan nutrisi
Nutrisi untuk ibu hamil sangat penting, untuk itu sebagai ibu hamil patut untuk mengonsumsi makanan yang seimbang supaya daya tahan tubuh semakin meningkat.
5. Meningkatkan daya tahan tubuh
Supaya terhindar dari cacar air, penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Misalnya dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C, menghindari merokok, dan mengurangi stres. Bila terinfeksi segera ke dokter untuk konsultasi tindak lanjutnya.
6. Vaksinasi varicella
Vaksinasi varicella atau antivirus cacar air ini dapat mencegah cacar air pada ibu hamil. Namun tidak dianjurkan diberikan selama kehamilan. Oleh sebab itu, jauh sebelum program hamil disarankan untuk vaksin supaya tidak mudah terinfeksi penyakit ini.
7. Tetap terhidrasi
Mencukupi kebutuhan cairan setiap hari sangat penting untuk membantu daya tahan tubuh ibu hamil tetap terjaga. Tubuh kamu sebagian besar terdiri dari air, karena itu kamu membutuhkan air agar sistem kekebalan tubuh bekerja secara efektif.
8. Beristirahat yang cukup
Beristirahat yang cukup sangat diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh. Kurang tidur dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan membuat ibu semakin berisiko terserang penyakit.
9. Minum vitamin prenatal
Ibu hamil memiliki kebutuhan diet khusus untuk mendukung pertumbuhan janin. Kebutuhan ini bisa dibantu dipenuhi dengan minum vitamin prenatal yang telah diresepkan dokter. Vitamin prenatal ini akan meningkatkan sistem daya tahan tubuh bumil, serta kesehatannya secara keseluruhan.
Pengobatan cacar air secara umum.
foto: freepik.com
Virus cacar air bisa sembuh dengan sendirinya apabila daya tahan tubuh seseorang bekerja dengan baik. Melansir dari situs CDC, ada beberapa tips pengobatan di rumah ketika alami penyakit menular ini, diantaranya:
1. Gunakan lotion calamine . Mandi air dingin dengan tambahan baking soda, oatmeal mentah, dan oatmeal koloidal. Tujuannya supaya meringankan rasa gatal.
2. Potong kuku supaya meminimalisir garukan. Sebab garukan tersebut berisiko berpindah ke orang lain sekaligus cegah infeksi kulit lainnya.
3. Bila penderita menggaruk lepuhan cacar air maka cuci tangan dengan sabun dan air minimal selama 20 detik.
4. Menggunakan krim atau gel pendingin dari apotek.
5. Menggunakan pakaian longgar dengan bahan yang lembut.
6. Untuk ibu hamil perlu konsultasi ke dokter terlebih dahulu ketika menyadari terinfeksi.
Recommended By Editor
- Kulit kembali pulih, ini cara hilangkan bekas cacar air menghitam di wajah pakai 1 bahan sayuran
- Wajah pengantin kena cacar api jelang nikah ini dirias MUA pakai Paes Solo, hasilnya tuai pujian
- Cuma pakai 2 bahan alami, ini trik menghilangkan bekas cacar agar kulit jadi mulus
- Sindrom Ramsay Hunt adalah, kenali gejala, penyebab, dan perawatan
- 10 Makanan ini bantu meredakan cacar air, mudah ditemukan