Brilio.net - Penyakit cacar monyet sedang menjadi perhatian khalayak. Penyakit berbahaya ini pertama kali ditemukan di Singapura. Penyakit ini terungkap usai pria Nigeria dilaporkan positif memiliki virus itu pada 8 Mei lalu.

Kementerian Kesehatan Singapura (Ministry of Health/MOH) menyatakan bahwa pria 38 tahun itu datang pada 28 April. Saat ini, dia dalam kondisi stabil di bagian isolasi National Centre for Infectious Diseases (NCID).

Penyakit cacar monyet ini diketahui bisa menular dari manusia ke manusia lewat kontak melalui sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, lesi kulit dari pasien, atau benda yang terkontaminasi cairan pasien.

Beberapa gejala cacar monyet antara lain demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam kulit. Komplikasi lain bisa muncul seperti pneumonia hingga kematian.

Dilansir brilio.net dari Antara, Senin (13/5), Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau mengantisipasi penularan virus cacar monyet, setelah otoritas Singapura mengumumkan penemuan penderita penyakit itu di negara tersebut.

"Saya sudah berbincang dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), untuk menyiagakan alat pendeteksi panas tubuh, sebagai langkah antisipasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusumarjadi di Batam.

Ia menyatakan, dengan alat itu, maka suhu tubuh setiap warga negara Indonesia dan asing yang baru memasuki wilayah Batam akan dipindai. Bila diketahui suhunya tinggi, melebihi batas normal, maka akan langsung dievakuasi untuk penanganan lebih lanjut.

Bila diduga yang bersangkutan menderita cacar monyet, maka akan langsung dibawa ke ruang isolasi di RS Badan Pengusahaan Batam atau RS Umum Daerah Embung Fatimah.

"Untuk kewaspadaan umum setiap RS yang curiga ada gejala cacar, ambil darah. Di BPLTKS bisa," kata dia, Minggu 12 Mei 2019.

Tidak hanya itu, bila seorang penumpang kapal dicurigai mengidap cacar Singapura, maka seluruh penumpang kapal harus ikut di karantina.

"Karena penularannya melalui kontak langsung. Masa inkubasi 5-7 hari baru terlihat gejalanya," kata dia.

cacar monyet batam dan riau  liputan6.com

foto: Liputan6.com

Gejala cacar monyet sama dengan cacar lainnya, antara lain demam dan gangguan pernafasan. Menurut dia, yang membuat penyakit itu berbahaya adalah radang pernafasan. "Cacarnya sama, virusnya sama," kata dia.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan warga Batam untuk menghindari bepergian ke Singapura, agar terhindar dari penularan virus cacar monyet.

Tidak cuma di Batam, Dinas Kesehatan Provinsi Riau menginstruksikan pengawasan di pelabuhan dan bandara diperketat terutama di rute dari Singapura dan Batam, untuk mencegah penularan virus cacar monyet (monkeypox).

"Dinas kesehatan telah meminta kepada kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan di Pekanbaru untuk melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap para penumpang pesawat yang berasal dari Singapura dan penumpang yang berasal dari Batam, karena banyaknya masyarakat Riau yang berpergian ke Singapura melalui Batam," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Nazir, di Pekanbaru, Senin.

Ia mengatakan begitu juga pengawasan di pelabuhan-pelabuhan laut karena Provinsi Riau juga mempunyai jalur masuk dari Batam.

Mimi mengatakan hingga kini bisa dipastikan Riau bersih dari penyakit tersebut. Namun, instansi terkait harus tetap waspada melakukan pengawasan dan pencegahan.

Sampai sejauh ini Belum ada informasi adanya kasus cacar monyet di Riau, namun tetap waspada sehubungan adanya penerbangan langsung Singapura ke Pekanbaru, katanya.