Brilio.net - Penyakit campak seringkali dianggap sepele oleh sebagian orang. Padahal campak dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, memahami gejala, penyebab, serta cara pencegahannya sangat penting untuk melindungi diri dan orang-orang terdekat dari ancaman penyakit ini.

Kasus penyakit campak sudah jadi musuh di seluruh dunia sejak tahun 1960-an. Sementara vaksin campak mulai ditemukan pada 1963. Sebelum ada vaksin campak, penyakit ini sudah menyebabkan kematian massal dengan korban sebanyak 2,6 juta jiwa. Dari laman who.int, pada tahun 2022 tercatat ada 136.000 orang diperkirakan meninggal dunia akibat penyakit campak.

Kasus campak mayoritas terjadi pada anak-anak. Karena itu, vaksinasi campak menjadi salah satu hal krusial yang mesti dilakukan sejak balita. Sebagai perlindungan dari penyakit campak, vaksinasi MMR (Measles, Mumps, and Rubella) wajib dilakukan. Upaya ini wajib disertai dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta menghindari kontak langsung dengan penderita campak.

Brilio.net merangkum dari berbagai sumber, Kamis (6/6) penyakit campak disertai penyebab, gejala, dan cara pengobatannya yang wajib kamu ketahui.

Apa itu campak?

campak pada anak © berbagai sumber

foto: freepik.com

Campak merupakan penyakit akibat virus yang sangat mudah menyebar. Penyakit ini menginfeksi melalui batuk, nafas, maupun bersin. Hal tersebut dapat terjadi hingga menimbulkan komplikasi bahkan kematian. Infeksi yang ditimbulkan oleh campak tidak berhenti pada sistem pernafasan, tetapi menyebar ke seluruh tubuh.

Penyebab penyakit campak.

campak pada anak © berbagai sumber

foto: unsplash.com

Campak disebabkan oleh morbillivirus yang tersebar diudara. Virus ini bisa tersebar jika ada penderita campak yang berada di tempat tersebut. Ketika virus terhirup, hal ini akan menularkan campak. Adapun risiko yang dapat menularkan campak yakni:

1. Saat mencium orang penderita campak.

2. Berbagai makanan maupun minuman bersama penderita campak.

3. Sentuhan dengan benda mengandung vurus kemudian memegang mulut, mata, atau hidung.

4. Sentuhan fisik dengan penderita seperti pegangan tangan termasuk berjabat tangan atau pelukkan.

5. Penularan ibu ke anak bisa mulai dari proses hamil, persalinan, termasuk menyusui.

Orang yang belum mendapatkan vaksin adalah yang paling mudah tertular campak. Dari my.cleverlandclinic.org, ketika 10 orang berkumpul dalam satu ruangan dan terdapat penderita campak, 9 di antaranya akan terlular campak. Vaksin jadi cara terbaik meminimalisir penularan campak.

Sementara itu, kasus campak pada ibu hamil akan membuat bayi yang terlahir beresiko kurang berat badan dan terlahir prematur. Risiko kematian bagi anak di bawah 5 tahun dan orang berusia lebih dari 30 tahun akan lebih tinggi. Kematian yang terjadi sebagian besar diakibatkan oleh komplikasi penyerta penyakit, seperti:

1. Ensefalitas (infeksi otak)
2. Infeksi telinga
3. Kebutaan
4. Diare parah
5. Dehidrasi
6. Pneumonia dan masalah pernafasan lainnya

Gejala penyakit campak.

campak pada anak © berbagai sumber

foto: freepik.com

Saat terinfeksi biasanya gejala akan muncul pada hari kedelapan sampai hari ke-12 setelah terpapar. Bahkan, beberapa kasus mengindikasikan gejala campak setelah 21 hari terpapar virus.

Gejala awal campak pada hari keempat sampai ketujuh terlihat seperti masuk angin saja, yakni:

1. Batuk
2. Mata merah dan berair
3. Hidung meler keluar cairan
4. Bintik putih mulai muncul di pipi.

Selanjutnya akan muncul ruam di wajah dan leher penderita, yang kemudian menyebar hingga tangan dan kaki. Ruam yang biasanya terjadi akan bertahan hingga 5 sampai 6 hari dan pada akhirnya memudar.

Cara mengobati campak.

campak pada anak © berbagai sumber

foto: pixabay.com

1. Perawatan di rumah

Perawatan di rumah sangat penting dalam pengobatan campak. Pasien harus banyak beristirahat dan minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar agar tidak menularkan virus kepada orang lain. Paracetamol atau ibuprofen dapat diberikan untuk menurunkan demam dan mengurangi nyeri. Pelembab udara atau uap air dapat membantu meredakan batuk dan tenggorokan yang kering.

2. Nutrisi dan suplemen

Pemberian makanan bergizi seimbang sangat dianjurkan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Selain itu, pemberian suplemen vitamin A dapat membantu mengurangi keparahan gejala dan mencegah komplikasi serius. Vitamin A biasanya diberikan dalam dosis tinggi selama dua hari berturut-turut, terutama pada anak-anak yang rentan terhadap kekurangan vitamin ini.

3. Pengawasan medis

Meskipun campak dapat diobati di rumah, pengawasan medis tetap penting, terutama jika muncul tanda-tanda komplikasi seperti pneumonia, infeksi telinga, atau diare parah. Jika pasien mengalami gejala yang semakin parah atau tidak menunjukkan perbaikan setelah beberapa hari, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Pencegahan

Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah campak. Vaksin campak biasanya diberikan dalam dua dosis, yaitu pada usia 12-15 bulan dan usia 4-6 tahun. Vaksin ini sangat efektif dalam memberikan kekebalan terhadap campak dan telah terbukti mampu menurunkan angka kejadian campak secara signifikan di seluruh dunia.

(Magang/Robiul Adil Robani)