Brilio.net - Sejumlah orang tua saat ini dibuat resah oleh penyakit hepatitis yang mengintai anak-anak. Hingga kini belum diketahui penyebab pastinya. Menurut keterangan dari World Health Organization (WHO) pada 5 April 2022 lalu, hepatitis akut secara misterius menyerang anak-anak di berbagai negara. Menurut laporan, sebanyak 169 kasus hepatitis tersebar di seluruh dunia dan 17 anak memerlukan transplantasi hati, serta 1 kasus kematian anak akibat hepatitis.

Perlu diketahui bahwa hepatitis dapat disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Penyakit yang mengakibatkan infeksi pada organ hati ini disebabkan oleh virus hepatitis. Virus-virus ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan sumber infeksi, seperti air yang terkontaminasi, kontak dengan orang yang terinfeksi, atau melalui vektor seperti tikus.

Kondisi ini semakin diperparah lantaran kurangnya pencegahan dan kesadaran masyarakat tentang hepatitis, sehingga membuat anak-anak lebih rentan terhadap infeksi. Pencegahan yang efektif agar terhindar dari penyakit ini meliputi vaksinasi, pemanfaatan masker, dan menjaga kebersihan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak mudah terserang hepatitis, misalnya fisik dan mental yang lemah, sehingga lebih rentan terhadap infeksi hepatitis.

Selain itu, stres, kurangnya gizi, dan vitamin juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh anak-anak lebih lemah. Ada beberapa cara untuk mengenali gejala awal hepatitis, salah satunya adalah perubahan warna urin. Berikut ulasan lengkapnya, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (5/7).

Kenali perubahan urin menjadi penanda hepatitis pada anak

Waspada hepatitis pada anak freepik.com

foto: freepik.com

Perlu kamu ketahui bahwa penyakit hepatitis pada anak-anak bisa didiagnosa melalui warna urin yang berbeda dari biasanya. Urin pada anak-anak yang biasanya berwarna jernih atau kuning muda bisa berubah berwarna gelap. Selain itu, tinja atau feses juga mengalami perubahan secara signifikan.

Jika hepatitis menyerang anak-anak, maka perubahan feses berwarna terang pucat. Gejala lainnya yang bisa dikenali bahwa anak mengidap hepatitis seperti jaundice (kuning pada kulit dan mata), demam, rasa lelah yang berlebihan, hilang selera makan, mual, muntah-muntah, nyeri di area perut, dan nyeri pada sendi.

Cara pencegahan hepatitis pada anak

Waspada hepatitis pada anak freepik.com

foto: freepik.com

Ada beberapa cara yang bisa kamu optimalkan untuk mencegah penyakit hepatitis pada anak. Berikut cara mencegah hepatitis pada anak.

- Pastikan anak telah menerima imunisasi lengkap.

- Rajin mencuci tangan.

- Menjaga jarak dari orang yang sedang sakit.

- Menutup mulut saat batuk atau bersin.

- Tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut.

- Cara meningkatkan imun pada anak.

Cara meningkatkan imun pada anak

Waspada hepatitis pada anak freepik.com

foto: freepik.com

Selain mencegah penularan hepatitis, kamu juga bisa menjaga kesehatan anak dengan meningkatkan imun pada anak. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh anak seperti berikut ini:

1. Menyediakan pola makan yang sehat dan seimbang

Pola makan yang sehat dan seimbang menjadi salah satu dasar untuk menjaga kesehatan anak. Kamu bisa memberikan asupan makan yang kaya akan buah dan sayuran yang mengandung antioksidan dan fitonutrien yang baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu, kamu bisa memenuhi kebutuhan harian anak dengan biji-bijian utuh, protein rendah lemak, lemak sehat, serta susu rendah lemak dan produk olahan susu.

2. Pastikan anak tidur cukup

Kamu harus memastikan kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh anak dengan menjaga pola tidur. Jumlah tidur yang dibutuhkan anak bergantung pada usia mereka, rata-rata 12-16 jam sehari untuk bayi dan 8-10 jam untuk remaja. Tidur dapat menjaga fungsi sistem kekebalan tubuh. Jika anak tidak mendapatkan tidur yang cukup, maka dapat berdampak negatif yang nyata dengan mengurangi sel pembunuh alami atau sel sistem kekebalan tubuh yang menyerang mikroba.

3. Jaga anak kamu tetap aktif

Berolahraga dapat berdampak baik untuk imunitas anak. Olahraga setiap hari sangat dianjurkan untuk membantu mengatur produksi hormon stres seperti kortisol. Olahraga juga membantu meningkatkan sistem peredaran darah, sehingga sel kekebalan tubuh dan molekul lain melawan infeksi dapat bergerak lebih mudah ke seluruh tubuh.

4. Lakukan pencegahan infeksi

Strategi selanjutnya untuk meningkatkan imunitas pada anak adalah melakukan pencegahan infeksi. Kamu harus mewaspadai penyebaran kuman dengan mencuci tangan anak setelah beraktivitas seharian.

5. Melakukan vaksinasi secara rutin

Melakukan vaksinasi seperti imunisasi dapat memberikan perlindungan terhadap segala macam penyakit. Vaksin rutin anak-anak seperti seri MMR (campak, gondongan, rubella) dan seri DTaP (difteri, tetanus, pertussis), serta vaksinasi musiman seperti suntikan flu dan vaksin penguat COVID-19, membantu sistem kekebalan tubuh anak untuk melawan infeksi secara efektif dari penularan tertentu.

6. Bantu anak untuk mengelola stres dan kecemasan

Stres yang berkelanjutan sangat tidak sehat, apalagi pada anak-anak. Stres dapat meningkatkan hormon buruk, memicu peradangan, dan menekan respons imun secara menyeluruh (baik terhadap vaksinasi maupun infeksi).

Untuk mengurangi stres, kamu bisa memberikan waktu anak bermain, memberikan aktivitas yang mereka sukai, dan berkumpul dengan orang-orang yang membuat si anak bahagia. Habiskan waktu bersama sebagai keluarga setiap hari, dan berikan ruang bagi anak kamu untuk membicarakan kekhawatiran dan stres mereka.