Brilio.net - Angin duduk, atau dalam istilah medis dikenal sebagai angina pectoris, adalah suatu kondisi kesehatan yang sering kali disalah pahami oleh banyak orang. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, meskipun istilah "angin duduk" terkesan ringan, sebenarnya ini adalah tanda dari penyakit jantung koroner yang dapat berpotensi fatal.

Angin duduk terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen dari aliran darah yang disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyakit ini biasanya menimbulkan rasa nyeri di dada yang bisa menjalar ke leher, bahu, lengan, atau rahang.

Menurut American Heart Association, banyak yang mengira bahwa rasa sakit ini disebabkan oleh masuk angin atau kelelahan semata. Namun, jika tidak ditangani dengan benar, angin duduk dapat berkembang menjadi serangan jantung yang lebih serius.

Kondisi angin duduk lebih sering terjadi pada orang yang memiliki faktor risiko seperti kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, atau riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Usia juga merupakan faktor penting, di mana pria di atas 45 tahun dan wanita di atas 55 tahun lebih rentan terhadap kondisi ini, seperti yang dilaporkan oleh National Heart, Lung, and Blood Institute.

Di Indonesia, angin duduk sering kali dikaitkan dengan perubahan cuaca atau angin malam. Pusat Data dan Informasi Kesehatan menekankan bahwa istilah ini seharusnya merujuk pada kondisi medis yang serius.

Meningkatnya kesadaran akan penyakit ini sangat penting untuk mencegah dampak fatal yang mungkin terjadi. Mengabaikan gejala awal dapat berakibat pada kondisi yang lebih buruk, seperti serangan jantung mendadak.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa angin duduk bukanlah penyakit ringan yang bisa diabaikan. Pengetahuan dan kesadaran akan kondisi ini dapat membantu mencegah komplikasi yang lebih serius dan menyelamatkan nyawa. Jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Faktor penyebab dan risiko fatal terkena angin duduk

gejala dan cara mengatasi angin duduk freepik.com

foto: freepik.com

Faktor utama yang menyebabkan angin duduk adalah penyakit jantung koroner. Menurut World Health Organization, penyakit ini terjadi akibat penumpukan plak di arteri koroner, yang menghalangi aliran darah menuju jantung. Penumpukan plak dapat disebabkan oleh pola makan yang buruk, kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik, serta stres yang berkepanjangan.

Risiko terkena angin duduk meningkat seiring bertambahnya usia. American College of Cardiology melaporkan bahwa pria di atas 45 tahun dan wanita di atas 55 tahun lebih rentan terkena kondisi ini.

Selain itu, riwayat keluarga dengan penyakit jantung juga meningkatkan risiko seseorang untuk terkena angin duduk. Faktor genetik dapat mempengaruhi seberapa cepat plak dapat terbentuk di arteri.

Kondisi medis lain seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi juga berperan besar dalam meningkatkan risiko angin duduk. Mayo Clinic menjelaskan bahwa hipertensi dapat merusak arteri dan mempercepat proses aterosklerosis, sementara diabetes dapat menyebabkan peradangan dan memperburuk kondisi pembuluh darah.

Risiko fatal dari angin duduk terletak pada kemungkinan terjadinya serangan jantung mendadak. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, serangan jantung dapat terjadi ketika aliran darah ke jantung terhenti sepenuhnya, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung. Oleh karena itu, angin duduk harus dianggap serius dan memerlukan perhatian medis segera.

Selain faktor-faktor medis, gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga memperparah risiko angin duduk. Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dengan berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan rutin berolahraga dapat mengurangi risiko terjadinya angin duduk dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.

Gejala terkena angin duduk

gejala dan cara mengatasi angin duduk freepik.com

foto: freepik.com

Gejala angin duduk yang paling umum adalah nyeri atau rasa tidak nyaman di dada. Nyeri ini biasanya digambarkan seperti ada beban berat atau tekanan yang menekan dada.

Rasa sakit ini bisa menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, punggung, atau bahkan perut. Gejala ini sering kali terjadi saat melakukan aktivitas fisik atau saat sedang mengalami stres emosional, dan dapat mereda dengan istirahat.

Selain nyeri dada, gejala lain yang sering menyertai angin duduk adalah sesak napas, mual, pusing, dan keringat dingin. Johns Hopkins Medicine melaporkan bahwa beberapa orang juga melaporkan merasa sangat lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Gejala-gejala ini bisa bervariasi dari satu individu ke individu lain dan sering kali diabaikan karena dianggap sebagai masalah pencernaan atau kelelahan biasa.

Penting untuk diingat bahwa gejala angin duduk bisa berbeda-beda pada pria dan wanita. National Institute on Aging menyatakan bahwa wanita cenderung mengalami gejala yang lebih halus dan tidak spesifik, seperti mual, muntah, atau nyeri di bagian punggung atau rahang. Hal ini menyebabkan banyak wanita mengabaikan gejala yang muncul dan tidak segera mencari pertolongan medis.

Mengenali gejala-gejala ini sedini mungkin dapat menyelamatkan nyawa. Jika kamu atau orang di sekitar kamu mengalami gejala-gejala tersebut, segera cari bantuan medis. Penanganan dini dapat mencegah kondisi memburuk dan mengurangi risiko komplikasi serius seperti serangan jantung.

Nah, setelah memahami penyakit angin duduk dari mulai penyebab, risiko, gejala, kamu akan dijelaskan tentang cara mengatasi dan mencegah agar terhindar dari angin duduk. Berikut ulasan brilio.net untuk cara mengatasi dan mencegah angin duduk yang disadur dari berbagai sumber, Kamis (8/8).

7 Cara ampuh mengatasi dan pencegahan angin duduk

gejala dan cara mengatasi angin duduk freepik.com

foto: freepik.com

1. Beristirahat Sejenak

Saat merasakan gejala angin duduk, hentikan aktivitas dan beristirahatlah. Khusus untuk kamu yang punya pekerjaan berkendara jarak jauh, disarankan untuk menyempatkan waktu untuk duduk di tempat yang nyaman dan tarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Istirahat dapat membantu meredakan gejala dan mengurangi beban kerja jantung.

2. Konsumsi obat yang diberikan dokter

Nitrat seperti nitrogliserin biasanya diresepkan oleh dokter untuk mengatasi angin duduk. Mayo Clinic menjelaskan bahwa obat ini bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah ke jantung. Pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter saat mengonsumsi obat ini.

3. Hindari makanan tinggi lemak dan garam

Mengonsumsi makanan sehat dengan rendah lemak jenuh dan garam dapat membantu mencegah angin duduk. American Heart Association merekomendasikan untuk memilih makanan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak untuk menjaga kesehatan jantung.

4. Berhenti merokok

Merokok dapat merusak pembuluh darah dan mempercepat aterosklerosis. Centers for Disease Control and Prevention menyatakan bahwa dengan berhenti merokok, kamu dapat memperbaiki kesehatan pembuluh darah dan mengurangi risiko angin duduk serta penyakit jantung lainnya.

5. Rutin berolahraga

Olahraga dapat membantu meningkatkan aliran darah dan memperkuat otot jantung. World Health Organization merekomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang setidaknya 30 menit setiap hari untuk menjaga kesehatan jantung.

6. Mengelola stres dengan baik

Stres dapat memicu angin duduk dengan meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Johns Hopkins Medicine menyarankan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengelola stres dan meningkatkan kesehatan jantung.

7. Rutin memeriksa kesehatan

Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mendeteksi dan mengelola faktor risiko angin duduk, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi. National Heart, Lung, and Blood Institute merekomendasikan untuk konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran dan perawatan yang tepat.