Brilio.net - Lonjakan kasus Mpox (cacar monyet) yang berlangsung di Afrika telah dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat kesehatan global. Menyadur dari laman media sosial USS Feed menjelaskan bahwa WHO mengadakan komite darurat untuk membahas wabah mpox.
Hasilnya Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyetujui rekomendasi untuk mendeklarasikan wabah mpox atau cacar monyet sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC).
Hal ini dilatarbelakangi oleh munculnya lonjakan kasus mpox sejak awal tahun dan adanya kekhawatiran terkait penyebaran strain virus yang lebih mematikan, clade Ib yang telah mencapai empat negara di Afrika padahal sebelumnya tidak terdampak sama sekali.
Sebelumnya strain virus clade baru Mpox tersebut hanya ditemukan di Republik Demokratik Kongo, namun kini telah menyebar ke negara-negara lain. Nggak heran jika merespon kondisi tersebut, WHO mulai menetapkan darurat masalah kesehatan global.
Melansir dari AntaraNews, dilaporkan sejak awal tahun 2024, ada lebih dari 17.000 kasus mpox dan lebih dari 500 kematian di 13 negara Afrika. Tak terkecuali Republik Demokratik Kongo yang mencatat jumlah kasus tertinggi dalam bulan ini saja mencapai 14.000 kasus dilaporkan.
Mengingat Mpox yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet ini terus menyebar secara masif, termasuk melalui bahan-bahan yang terkontaminasi melalui pakaian atau jarum. Maka, hal ini perlu diwaspadai oleh masyarakat dunia. Jangan pernah abai pada peringatan WHO tersebut, sebab bukan tidak mungkin jika virus ini bisa menyebar ke berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia.
Oleh sebab itu, supaya tidak mudah terinfeksi virus cacar monyet maka kamu perlu melakukan langkah pencegahannya. Lantas seperti cara mencegahnya? Yuk simak ulasan lengkap di bawah ini dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (15/8).
Cara menjaga tubuh agar terhindar dari cacar monyet.
foto: freepik.com
1. Hindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi
Cacar monyet awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Hindari kontak langsung dengan hewan liar, terutama primata dan hewan pengerat di daerah endemik. Jika bekerja dengan hewan atau mengunjungi daerah yang berpotensi terkena dampak, gunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menekankan pentingnya menghindari kontak dengan hewan yang sakit atau mati di daerah wabah. Jika harus menangani hewan, gunakan sarung tangan, masker, dan pakaian pelindung. Cuci tangan dengan sabun maupun air atau gunakan hand sanitizer berbasis alkohol setelah kontak dengan hewan.
2. Menjaga kebersihan tangan yang baik
Mencuci tangan secara teratur adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran infeksi, termasuk cacar monyet. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, terutama setelah kontak dengan hewan, sebelum makan, setelah menggunakan toilet, serta setelah batuk atau bersin.
Jika air dan sabun tidak tersedia, gunakan hand sanitizer berbasis alkohol dengan konsentrasi minimal 60%. World Health Organization (WHO) menekankan bahwa kebersihan tangan yang baik dapat mengurangi risiko penularan berbagai penyakit menular, termasuk cacar monyet hingga 50%.
3. Hindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi
Cacar monyet dapat menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, terutama melalui lesi kulit, cairan tubuh, atau droplet pernapasan. Jaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang yang menunjukkan gejala penyakit ini.
Hindari berbagi barang pribadi seperti handuk, pakaian, atau peralatan makan dengan orang yang terinfeksi atau dicurigai terinfeksi. European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) merekomendasikan isolasi diri selama 21 hari bagi mereka yang memiliki kontak dekat dengan kasus yang dikonfirmasi.
4. Gunakan alat pelindung diri (APD) yang tepat
Jika kamu bekerja di lingkungan kesehatan atau berisiko tinggi terpapar cacar monyet, gunakan APD yang sesuai. Termasuk sarung tangan, baju pelindung, masker (seperti N95 atau FFP2), dan pelindung mata.
Pastikan untuk menggunakan dan melepas APD dengan benar untuk menghindari kontaminasi. Menurut pedoman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penggunaan APD yang tepat dapat mengurangi risiko penularan hingga 80% dalam lingkungan perawatan kesehatan.
5. Vaksinasi
Meskipun tidak ada vaksin khusus untuk cacar monyet, vaksin cacar (smallpox) telah terbukti efektif dalam mencegah cacar monyet. Di beberapa negara, vaksinasi mungkin direkomendasikan untuk individu berisiko tinggi atau sebagai tindakan pasca-paparan.
Menurut CDC, vaksin cacar efektif hingga 85% dalam mencegah cacar monyet. Namun, ketersediaan serta rekomendasi penggunaan vaksin dapat bervariasi tergantung lokasi maupun situasi epidemiologi.
6. Menjaga keamanan pangan
Cacar monyet dapat ditularkan melalui konsumsi daging hewan yang terinfeksi yang tidak dimasak dengan baik. Masak daging hingga matang sempurna, dengan suhu internal minimal 75C.
Hindari mengonsumsi daging hewan liar atau "bush meat" di daerah endemik. Food and Agriculture Organization (FAO) menekankan pentingnya praktik keamanan pangan yang baik dalam mencegah penularan zoonosis, termasuk cacar monyet.
7. Tingkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat
Pahami gejala cacar monyet dan cara penularannya. Gejala awal termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, serta kelelahan yang diikuti dengan ruam yang berkembang menjadi lesi.
Pentingnya mengedukasi diri sendiri maupun orang lain tentang risiko atau tindakan pencegahan. Jika kamu mengalami gejala atau curiga terpapar, segera isolasi diri lalu hubungi penyedia layanan kesehatan. Menurut studi yang dipublikasikan dalam The Lancet Infectious Diseases (2022), kesadaran akan deteksi dini sangat penting dalam mengendalikan penyebaran cacar monyet.
8. Jaga kebersihan lingkungan
Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh secara teratur, terutama jika ada kasus yang dicurigai atau dikonfirmasi di lingkungan kamu. Gunakan disinfektan yang disetujui oleh otoritas kesehatan.
CDC merekomendasikan penggunaan disinfektan yang terdaftar dalam Environmental Protection Agency (EPA) List Q untuk virus cacar monyet. Menjaga kebersihan lingkungan yang baik dapat mengurangi risiko penularan melalui fomit (objek atau bahan yang dapat membawa infeksi).
9. Hindari stigmatisasi
Penting untuk menghindari stigmatisasi terhadap individu atau kelompok tertentu yang terinfeksi Mpox. Cacar monyet dapat memengaruhi siapa saja, terlepas dari orientasi seksual, ras, atau latar belakang.
Stigma negatif pada pasien cacar monyet dapat menghalangi orang untuk mencari perawatan atau melaporkan kasus, yang pada akhirnya bisa memperburuk penyebaran penyakit. UNAIDS menekankan pentingnya pendekatan berbasis hak dan non-diskriminatif dalam menanggapi wabah cacar monyet.
Recommended By Editor
- Jangan disepelekan, 7 kebiasaan ini bisa memicu angin duduk
- 6 Dampak keputihan pada ibu hamil, kenali penyebab dan cara mencegahnya
- 8 Gejala neuropati ini perlu diwaspadai, kenali gejala dan cara mengatasinya
- Tak perlu minum obat, 9 minuman ini dapat dikonsumsi selama menjalani program hamil
- Sederhana tapi punya manfaat besar, 9 makanan ini dapat mencegah dan menghambat pertumbuhan kanker
- Bikin mudah tantrum dan depresi, ini 9 ciri-ciri dan cara mengatasi anak kecanduan gadget