Brilio.net - Playfest 2019 yang digelar selama dua hari, 24-25 Agustus 2019 di Parkir Selatan Gelora Bung Karno sukses menjadi ajang kumpul kreatif anak-anak muda. Sesuai namanya, Playfest, acara ini berkonsep festival. Ada sajian musik, instalasi seni, kuliner, diskusi, film, hingga penjualan produk karya kreator lokal.
Sekadar hiburan? Tentu saja tidak. Acara ini juga menawarkan sejumlah pengalaman menarik yang didapat pengunjung. Sederet pengisi acara mulai dari kreator konten, sutradara, praktisi kreatif, komika, hingga musisi, berbagi pengalaman dan kisah sukses mereka. Menjadi inspirasi bagi pengunjung.
Acara besutan Narasi TV yang kali ini mengusung tema See More, Experience Many ini mengajak pengunjung melihat berbagai perspektif di bidang kreatif. Seperti juga kata Co-Founder Narasi TV Najwa Shihab kepada Brilio.net, sesuai namanya Playfest, acara ini bisa dimaknai sebagai wadah bagi anak muda untuk memulai. Ibarat memencet tombol, play! Mulailah untuk berbuat sesuatu yang kreatif. Play juga bisa bermakna bersenang-senang.
Panggung Playfest yang selalu dipenuhi penonton untuk menyaksikan sajian musik (Brilio.net/@yans_brilio)
Meski begitu, acara ini bukan sekadar menawarkan pengalaman bersenang-senang dengan hanya mendengarkan musik semata atau mendengar talkshow saja. Tapi mereka juga bisa ngobrol langsung dengan para pembicara keren, termasuk berkolaborasi dengan kreator konten.
“Kami juga menawarkan kesempatan untuk berkolaborasi dengan konten kreator karena kami ada area namanya content creator on the ground. Jadi bukan hanya sekedar mendengarkan tapi bisa langsung bikin karya bareng,” tutur perempuan yang kerap disapa Nana ini.
Festival yang bernuansa retro (Brilio.net/@yans_brilio)
Yang cukup menarik, acara ini bernuansa retro. Terlihat dari atribut dan instalasi seni yang ditampilkan pun retro abis. Salah satunya kehadiran spot yang berisi piringan hitam.
“Ini adalah era dimulainya persaingan antara Mac dan PC, dimulainya era internet, hingga munculnya teknologi Photoshop. Retro itu era di mana masa depan ditemukan dan Narasi itu masa depan,” ungkap Nana.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir di acara Playfest (Brilio.net/@yans_brilio)
Saking serunya, sampai-sampai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyempatkan datang pada hari kedua saat sore. Sontak kedatangan orang nomor satu di Jakarta ini pun mendapat perhatian pengunjung. Tak sedikit dari mereka yang berfoto bareng.
Lantas seperti apa sih keseruan Playfest 2019, tempat bertemunya individu-individu dari beragam latar belakang dan pengalaman yang saling berbagi ide dan berkolaborasi. Berikut adalah kilasan kisah yang terjadi sepanjang acara Playfest 2019 selama dua hari penyelenggaraan.
1. Sederet tokoh inspiratif berbagi pengalaman
Riri Riza dan Mira Lesmana menjadi pembicara (Dok.Narasi/Dwi Prasetya)
Area Experience Ideas menjadi salah satu spot yang banyak mendapat perhatian anak-anak muda sepanjang gelaran Playfest 2019. Maklum di area ini mereka bisa mendapat pengalaman berharga dari sejumlah pembicara andal. Di hari pertama misalnya ada Mira Lesmana dan Riri Riza, dua sineas yang sudah 20 tahun berkolaborasi menghasilkan sederet karya berkualitas. Lalu ada juga Dimas Djayadiningrat atau yang lebih akrab disapa Dimas Djay, yang tak hanya berhasil menyengat inspirasi yang hadir dengan punchline unik tapi juga sukses mengundang tawa lewat sesi yang berjudul The Reality of Creativity.
Di area ini juga diisi Yandy Laurens dan Noviana Halim, SkinnyIndonesian24, dan Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang banyak bercerita tentang inisiatif Indonesia Creative Incorporated (ICINC) mencari bakat muda berbakat Indonesia agar mampu bersaing di industri musik global.
2. Berbagi ide besar di silent talks
Pendiri Go-Life Dayu Dara (kiri) dan Direktur MRT Silvia Halim menjadi pembicara "Female Disruptors" di acara Playfest 2019 (Brilio.net/@yans_brilio)
Silent Talks dimeriahkan para pelaku industri kreatif beragam profesi, seperti Teguh Wicaksono selaku Brand & Editorial Manager Netflix, fotografer beken Nicoline Patricia Malina dan Bill Satya, podcaster Fellexandro Ruby dan Ario Pratomo, serta para pendiri Menjadi Manusia, Adam Alfares dan Rhaka Ghanisatria.
Selain itu area ini juga diramaikan banyak pelaku industri kreatif, seperti Joko Anwar, Ernanda Putra, Silvia Halim, Dayu Dara, Isha Hening, Anton Wirjono, Ria Sarwono, Dinar Amanda, dan tak ketinggalan Irfan Ramly. Tidak seperti talkshow kebanyakan, di area Silent Talks para pengunjung menggunakan headphones untuk menikmati sesi ini dengan khusyuk tanpa gangguan.
3. Menonton film dalam senyap
Nonton film tapi sunyi lho (dok.Narasi/Agoes Rudianto)
Silent Cinema merupakan pengalaman baru menonton di tengah keriuhan festival. Pengunjung Playfest 2019 yang berminat akan digiring ke sebuah ruangan khusus untuk menonton film sambil menggunakan headphones. Di hari pertama, bekerjasama dengan Miles Films, Silent Cinema menayangkan film Garasi, Kado, dan 3 Hari untuk Selamanya.
Di hari pertama Playfest 2019 misalnya, pengunjung Silent Cinema membludak. Kapasitas ruangan hanya sekitar 50 orang, namun antrean film pendek Kado, misalnya, sudah mengular 30 menit sebelum film tersebut diputar. Di hari kedua, bekerjasama dengan Kineforum, Silent Cinema memutar film Sama Juga Bohong dan Catatan Si Boy.
4. Karaoke dangdut berjamaah di booth Hello Dangdut
Ternyata banyak juga lho anak muda yang suka musik dangdut. (Brilio.net/@yans_brilio)
Nah kalau ini spot yang nggak ada matinye. Sejak siang, booth Hello Dangdut Bekraf sukses dipadati pengunjung. Mulai dari yang hanya ingin bergoyang sampai yang percaya diri berkaraoke tembang-tembang dangdut hits. Termasuk co-founder Narasi, Najwa Shihab yang turut bergoyang dan berkaraoke di area ini.
“Nggak pernah sepi dari awal buka gate selalu penuh bahkan ngantre masuknya. Ternyata anak-anak muda juga suka dangdut lho dan hafal lagu-lagu dangdut. Jadi seru banget melihat mereka berdangdut ria,” ungkap Nana.
5. Panggung playstage yang selalu riuh
Penampilan Sheila On 7 (Brilio.net/@yans_brilio)
Ini salah satu spot yang menyedot perhatian pengunjung selama dua hari. Maklum panggung musik ini diisi line up musisi keren Tanah Air mulai dari Aaliyah Massaid yang tak hanya melantunkan lagu miliknya tapi jugu lagu-lagu hits milik sang ibu, Reza Artamevia. Lalu ada juga Dead Bachelors, Efek Rumah Kaca, .Feast, Bilal Indrajaya, The Adams, Randy Pandugo. Sedangkan Sheila On 7 menjadi penutup hari pertama dan Naif di hari kedua. Menariknya panggung Playstage selama dua hari juga memberi kesempatan untuk TOP 4 ICINC, program pencarian solois berbakat Indonesia untuk unjuk kebolehan. Mereka adalah Moneva, Devinta, Marcello (Cellosux), dan Arta Siregar.
6. Belajar dari keluarga Pinot
Keluarga Pinot (Dok.Narasi/Dwi Prasetya)
Kehadiran Pinot W Ichwandardi sekeluarga memang telah dinanti-nanti. Pinot bersama Dita ditemani ketiga anak mereka, Arwen, Leia, dan Neo tak hanya berhasil menginspirasi tapi juga menyentuh hati pengunjung. Dari sesi sharing mereka, pengunjung menjadi paham bahwa semua karya inovatif ciptaan Pinot merupakan hasil kecintaannya kepada keluarganya. Keluarga Pinot dan Dita merupakan bukti nyata bahwa nilai-nilai kreativitas dapat ditanamkan sampai lintas generasi.
7. Berbagi perjalanan satu dekade Mata Najwa
Co-Founder Narasi TV Najwa Shihab saat berbagi pengalaman tentang perjalanan sati dekade Mata Najwa (Dok.Narasi/Dwi Prasetya)
Tahun ini program Mata Najwa menginjak usia 10 tahun sejak mengudara pertama kali lewat episode berjudul Dunia dalam Kotak Ajaib. Dalam sesinya, Nana sebagai pemandu Mata Najwa sekaligus co-founder Narasi, mengajak pengunjung mengenang awal perjalanan program ini.
“Saya ingat penonton Mata Najwa di awal-awal itu bapak-bapak pensiunan. Sekarang mampir ke minimarket, penjaganya menyapa saya dan bahas Mata Najwa. Anak-anak SMA dan SMP sekarang sudah nonton Mata Najwa. Politik jadi pembicaraan sehari-hari dalam 10 tahun terakhir. Tapi apakah itu berarti kualitas politik kita juga meningkat?” tanya Nana.
Playfest juga merupakan bagian dari perjalanan ini. Roh Playfest merupakan roh yang sama yang diterapkan di Mata Najwa. Karena itu Nana mengajak anak-anak muda untuk bikin serdadu sendiri. Termasuk meng-upgrade diri, belajar dengan cara bersenang-senang, tidak hanya jadi penikmat konten tapi juga pembuat konten.
“Tidak apa-apa sekali-sekali kontennya receh tapi harus tetap menarik. Kita sama-sama punya kegelisahan dan mimpi tentang negeri ini. Insya Allah mimpi itu bisa digerakkan lewat usaha dan tangan-tangan kita semua. Terima kasih telah menjadi bagian dari 10 tahun Mata Najwa,” terang Nana.
8. Jurus anti baper ala Gibran
Gibran (tengah) berbagi jurus anti baper (Dok.Narasi/Dwi Prasetya)
Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden RI Joko Widodo ini sedang disorot setelah usaha yang dirintisnya mendapat suntikan dana Rp 71 miliar. Berbagai tuduhan mengarah padanya. Dalam acara ini pun Gibran mendapat panggung untuk mengklarifikasi tuduhan tersebut.
“Dituduh dapat dari APBN, dituduh pencucian uang segala. Saya berterima kasih karena ditanya soal ini di Playfest karena sekalian bisa klarifikasi. Dana itu saya dapatkan dari Venture Capital (VC), melalui pitching ke investor,” jelas Gibran kepada Tompi yang menjadi moderator.
Setelah sukses membangun katering bernama Chilli Pari hingga martabak Markobar, kini ia membuka bisnis minuman tradisional, Goola. Di sesi ini Gibran juga membagi tips membangun bisinis. Gibran mulai membangun kerajaan bisnisnya sejak usia 23 tahun.
“Rajin-rajin pitching. Dulu juga belum ada media sosial, usaha harus diiklankan di billboard atau televisi, itu biayanya besar sekali. Anak-anak sekarang sangat diuntungkan dengan media sosial karena bisa promosi dan marketing di akun media sosial sendiri. Manfaatkan itu,” jelas Gibran.
9. Pesan Pandji Pragiwaksono, jangan takut gagal
Pandji Pragiwaksono berbagi pengalaman soal menerima kegagalan sebagai salah satu prosses meraih sukses (Brilio.net/@yans_brilio)
Kehadiran Pandji Pragiwaksono di hari kedua Playfest 2019 memberikan warna tersendiri. Komika itu menyampaikan materi terkait bagaimana anak muda bisa menjadikan kegagalan sebagai ajang latihan. Cara penyampaian materi layaknya stand up comedy membuat audiens terhibur sekaligus mendapatkan pelajaran berharga.
Pandji berbagi pengalaman bagaimana menerima kegagalan sebagai proses kreatif. Menurutnya, kegagalan dan kesuksesan adalah hal biasa. Nah buat kamu yang pernah gagal jangan drama deh, lebay!. Karena dari kegagalan justru kamu bisa sukses. Sementara yang sukses juga jangan pernah jumawa. Sebab, menurut Pandji tidak semua orang selalu sukses. Pasti ada saat akan menemukan kegagalan.
“Harus mau menerima kegagalan sebagai bagian dari proses kreatif. Kalau lo mau mencoba melakukan sesuatu yang baru udah pasti akan ada gagalnya. Ya santai aja soal menerima kegagalan. Biasa aja kali,” tegas Panji.
10. Berkenalan dengan Meta, program e-Sports terbaru Narasi
Serunya bermain di booth Meta (Dok.Narasi/Agoes Rudianto)
Di ajang Playfest, Narasi TV memperkenalkan konten e-Sports melalui kanal baru bernama Meta yang tidak hanya akan menjadi media yang mengulas highlight, turnamen e-Sports, dan momen-momen terbaik di e-sports. Tapi Meta juga menyajikan konten kreatif yang dipadukan dengan jurnalisme.
Narasi TV juga menghadirkan pengalaman interaktif dengan digital sensor di booth Meta melalui tiga aktivasi.Pengalaman ini diberi nama “Journey to the Meta”. Tunggu ya launching platform e-Sports Narasi, Oktober 2019 di meta.narasi.tv!
Recommended By Editor
- Go green, komunitas aeromodelling ini bikin pesawat dari limbah
- Jambore Royal Enfield di Bali dimulai, silaturahmi antar bikers nih
- Sembilan anak muda kreatif ditantang berekspresi di ajang keren ini
- Ajang ini mengulik teknik fotografi udara bareng para pakar drone
- Ajang ini bisa kembangkan kemampuan developer lokal makin kompetitif