Brilio.net - Acara Lensa Academy yang digelar di Bandung, baru-baru ini akhirnya memilih tiga fotografer muda terbaik yakni Gregory Chricentius Doanta Sitepu, Muhammad Nur Abdul Hakim, dan Eko Bambang S. Ketiganya sukses meraih predikat terbaik dalam program workshop audio visual berbasis lensa ini. Ketiganya menyisihkan sekitar 170 peserta lain dan meraih kesempatan bersaing mengikuti program Lensa Project yang digelar di Vietnam, akhir tahun ini.
Ketiganya merupakan pemenang di tiga kategori fotografi yakni product, beauty, dan architecture. Mereka dipilih oleh para pembicara sekaligus juri yang merupakan fotografer berpengalaman, Jozz Felix dan Yoga Ogre.
Dalam acara workshop dan pelatihan yang mengusung tema Capture to Print ini para peserta diajak memahami konsep fotografi secara lengkap. Tidak hanya sampai di layar digital, namun hingga menghasilkan cetakan foto berkualitas di atas kertas.
Usai workshop, semua peserta diajak membuktikan kemampuan mereka dengan berburu foto di area workshop yakni di Gedong Putih, Bandung Barat. Dalam kegiatan ini panitia membagi para peserta untuk berburu foto dalam tiga kategori.
Untuk kategori product, panitia menyediakan obyek foto berupa sebuah mobil klasik yang dipadukan dengan model wanita dengan konsep senada yakni dengan busana vintage. Sementara untuk kategori beauty, para peserta dituntut menerjemahkan visual foto yang cantik dari pose model bergaya glamor dan elegan. Terakhir di kategori architecture, peserta berupaya menangkap keindahan aksen-aksen bangunan Gedong Putih yang berdesain klasik ala Eropa.
Gregory sang pemenang kategori product mengaku awalnya tidak yakin menjadi pemenang mengingat banyaknya peserta yang punya kualitas di atas rata-rata. Pria yang bekerja sebagai freelance photographer di Bandung ini mengatakan kemampuan melihat momen dan angle menjadi kunci untuk menghasilkan foto yang bagus.
“Karena pesertanya banyak, saya mencoba bersabar untuk menunggu momen yang bagus. Saya tidak mau terlalu banyak ambil foto, tapi mencari angle yang pas. Karena saya ikut di kategori product photography, saya lebih fokus pada produknya. Keberadaan model saya tempatkan hanya sebagai aksen pemanis,” jelas Gregory.
Enam tahun menekuni fotografi, Gregory menilai Lensa Community sebagai salah satu wadah sekaligus ajang apresiasi yang positif bagi pehobi fotografi di Indonesia. Menurutnya, banyak sekali komunitas fotografi di Indonesia namun tidak banyak yang memberikan pelatihan secara komprehensif seperti Lensa Academy.
“Buat saya Lensa Academy ini bermanfaat sekali untuk menambah ilmu baru. Apalagi saya tidak kuliah di bidang fotografi tapi IT. Ini menjadi modal saya untuk terus berkarir sebagai fotografer,” ujarnya.
Hal senada dikemukaan Muhammad Nur Abdul Hakim, yang memenangi kompetisi fotografi dalam kategori beauty photography. Pria yang akrab disapa Hakim ini sangat beruntung dirinya memutuskan ikut dalam workshop Lensa Academy tahun ini.
“Saya belajar banyak hal baru. Karena biasanya saya memotret selalu dengan konsep tertentu dan dengan waktu yang panjang. Di sini saya benar-benar belajar menghargai momen. Karena momen itu tidak bisa diulang. Jadi bagaimana kreativitas kita sangat diperlukan di sini,” tukasnya.
Pujian atas potensi para pegiat fotografi di Bandung diungkapkan Jozz Felix. Fotografer profesional yang dikenal lewat karya-karyanya bertema black and white ini cukup takjub dengan karya yang dihasilkan oleh para peserta. Sulit bagi Jozz dan Yoga Ogre memilah tiga fotografer terbaik dari total sekitar 170 peserta.
“Antusiasme para pegiat fotografi dari Bandung menurut saya sangat luar biasa. Selain tema yang relevan dengan problem kebanyakan fotografer saat ini, yaitu tentang proses cetak yang baik dan benar, workshop Lensa Academy ini juga menjadi wadah mereka untuk menghasilkan karya fotografi yang berkualitas. Terbukti para fotografer di Bandung ini memang punya karya yang bagus-bagus.” tutur Jozz, usai pengumuman peserta terbaik Lensa Academy.
Bandung merupakan kota pertama digelarnya Lensa Academy dari total 10 kota yang dijadwalkan tahun ini. Program yang digagas Lensa Community ini memang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi para pegiat audio visual berbasis lensa di Indonesia.
Selain berupa workshop, Lensa Academy juga mengadakan talent scouting dengan memilih tiga peserta terbaik di setiap kota untuk kemudian bersaing mendapatkan kesempatan mengikuti Lensa Project: Capture Vietnam.
“Lensa Community ingin mengajak mereka-mereka yang memiliki passion audio visual untuk meningkatkan kualitasnya, jadi tidak hanya sekadar hobi semata. Untuk itu, kami membuat rangkaian program yang utuh, mulai dari workshop yang juga talent scouting, lalu pembekalan, hingga pembuktian akhir dan reward dalam Lensa Project: Capture Vietnam,” ujar Sigit Diapsoputra selaku penyelenggara Lensa Academy.
Selain Bandung, kota-kota berikutnya adalah Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Semarang, Purwokerto, Jember, Malang, Banjarmasin dan Pontianak. Dari pelaksanaan Lensa Academy di 10 kota, akan dipilih tiga peserta terbaik yang nantinya diseleksi kembali dalam Final Test. Empat orang terbaik kemudian akan dipilih untuk mengikuti program Lensa Project yang akan diselenggarakan di Vietnam, akhir 2019 mendatang.
Recommended By Editor
- 6 Fakta GAC, ajang mengasah kreativitas anak muda bikin karya keren
- Sore Hore Vol.2 siap manjakan pencinta Rap, B-boy, dan Grafitti!
- Fimela Fest 2018 ajak perempuan Indonesia tampil lebih kreatif
- Ajang ini cocok buat penyuka fotografi dan audio visual, yuk ikutan
- Komunitas muslim ini berdakwah pakai kostum superhero, unik banget