Brilio.net - Membicarakan pena atau pulpen, yang ada di pikiranmu tentunya adalah alat untuk menulis. Tetapi bagi sejumlah anak muda di Yogyakarta, pena dan pulpen adalah suatu benda yang bisa mereka putar dan mainkan dengan asyik melalui jari jemari mereka. Jari mereka dengan lincah meliuk-liuk, seakan menari-nari dengan sebuah pulpen di tangan. Kerennya, pulpen itu sesekali berputar dan melompat tanpa jatuh. Inilah yang disebut dengan pen spinning.
Sekelompok anak muda di Yogyakarta yang menggemari pen spinning tergabung dalam Jogja Pen Spinning Community (JPSC) yang sudah hampir empat tahun eksis menjadi salah satu komunitas di Yogyakarta. Diinisiatori oleh dua pemuda, Billy Ramadian (23) dan Dhimas Yudha Pratama, Jogja Pen Spinning Community sukses menyita perhatian para pecinta seni memutar pena di Yogyakarta.
"Awalnya saya dulu baca Majalah Hai dan ada ulasan tentang pen spinning ini. lalu saya mulai browsing dan ternyata ada forumnya, indopenspin.com. Dan di forum itu saya ketemu Yudha yang sama-sama dari Jogja," terang Billy Ramadian, kepada brilio.net, Jumat (29/1).
foto: youtube.com
Permainan ini dikenalkan mahasiswa Jepang pada masa pra-Perang Dunia II. Baru tahun 90-an sampai ke Indonesia dan berkembang di Yogyakarta sekitar tahun 2000. Berkembangnya seni memutar pena di Yogyakarta tidak lepas dari kiprah Jogja Pen Spinning Community. Mereka terdiri anak muda kreatif yang belajar otodidak lewat internet.
Permainan ini dinilai dari berbagai segi. Bisa dari banyaknya trik yang digunakan dalam sekali permainan, putaran yang konstan dan seberapa lama putaran pena. Untuk memainkannya pun ada beberapa gaya.
foto: youtube.com
"Kita ada gathering setiap sebulan sekali. Biasanya untuk tukar informasi, untuk belajar trik dan koreografi. Kita sering tampil juga di festival-festival kebudayaan Jepang," lanjut Billy.
Menurut Billy, anggota aktif dari Jogja Pen Spinning Community ini ada beberapa orang saja yang aktif ikut gathering. Tetapi untuk anggota yang tidak aktif dan hanya aktif di online saja jumlahnya ratusan. Sebagian besar anggota masih berstatus pelajar SMP. Komunitas yang sering berkumpul di boulevard Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini terbentuk tanggal 24 Februari 2010, dan terus eksis hingga kini.
Penasaran dengan aksi mereka? Yuk simak video berikut ini:
Recommended By Editor
- Kreatif, sendok dan garpu bisa kamu jadikan kerajinan yang unik lho!
- Kreatif! Anak-anak ini gunakan peralatan sederhana bermain drumband
- 14 Jepretan Hawkeye Huey, bocah 5 tahun fotografer National Geographic
- Kisah penulis cilik Nadia jadi pembicara termuda di Jerman, inspiratif
- Nadia Shafiana, penulis cilik yang bisa rampungkan novel 7 hari, top!
