Brilio.net - Tiga anak muda, Komer, Koor, dan Patty sudah lama tidak berjumpa. Nah ketika akhirnya bertemu, mereka sepakat mencari harta karun yang sedang ramai dibicarakan di media sosial.
Setelah melalui serangkaian dinamika dan perdebatan, mereka pun menemukan harta karun yang dicari. Namun, harta karun tersebut nggak seperti yang mereka bayangkan. Mereka justru menemukan sosok Sang Saka yang telah lama terkubur. Sang Saka inilah yang membawa mereka ke dalam sebuah dunia imajiner di mana terjadi napak tilas Proklamasi Kemerdekaan 1945.
Kelompok milenial bersepakat mencari harta karun yang sedang ramai dibicarakan di media sosial
Begitulah lakon dalam sebuah pertunjukkan teater bertajuk Sang Saka yang disajikan Teater Keliling. Naskah Sang Saka merupakan karya Rudolf Puspa dan Dolfry Inda Suri. Rudolf juga merupakan sutradara kisah ini.
Cerita Sang Saka sejatinya adalah sekuel lakon Jas Merah yang pernah ditampilkan di delapan kota pada 2016 silam. Kisah ini sekaligus kelanjutan lakon Sang Saka yang ditampilkan di lima kota pada April dan Agustus 2017.
Sosok Sang Saka yang telah lama terkubur
Tahun ini, cerita Sang Saka garapan Teater Keliling kembali dipentaskan di lima kota yakni Cirebon, Pangandaran, Karawang, Banjarmasin, dan Palangkaraya. Di masing-masing kota Teater Keliling yang berdiri sejak 1974 ini berkolaborasi dengan kelompok teater lokal.
“Sebagai generasi penerus, kami merasa sangat penting untuk mempelajari dan mengenalkan kembali akan sejarah bangsa ini. Hadirnya Sang Saka di berbagai kota menjadi salah satu cara agar penonton yang menyaksikan dapat mengambil nilai positif dari pementasan yang kami sajikan. Selain itu, tentunya harapan dari Teater Keliling agar melalui seni pertunjukan, generasi muda dapat lebih mencintai tanah air dan membesarkan bangsa,” ujar Dolfry Inda Suri yang tak lain Ketua Yayasan Teater Keliling.
Rudolf Puspa, sutradara Sang Saka berperan sebagai veteran
Nah Brilio.net pun berkesempatan menyaksikan pertunjukkan Sang Saka yang dipentaskan di Bukit Wisata Kiram Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (6/4). Di sini Teater Keliling berkolaborasi dengan Teater Kita Banjarmasin.
Serunya lagi, pertunjukkan yang berurasi 1,5 jam ini tak seperti kebanyakan pementasan teater. Penonton bisa berinteraksi dengan pemain. Contohnya saat Rudolf yang berperan sebagai veteran di awal pementasan mengajak salah seorang penonton perempuan usia sekolah ikut bermain.
Penonton pun diajak bermain dalam pertunjukkan
“Kita sengaja memancing penonton untuk ikut aktif dalam pertunjukkan. Kita berupaya agar penonton juga bisa berdialog dengan para pemain,” kata Rudolf.
Oh iya, sejatinya pementasan dilakukan di ruang terbuka. Sayangnya, cuaca tak bersahabat. Hujan turun sejak siang. Semakin sore malah makin lebat. Kondisi ini membuat para kru harus memindahkan pertunjukkan ke area pendopo.
Mereka pun mesti mengatur ulang tata panggung termasuk lampu-lampu dan sound system. Pementasan yang semula direncanakan pukul 19.00 WITA harus mundur satu setengah jam. Pertunjukkan baru dimulai pukul 20.30 WITA.
Untuk mencapai lokasi pementasan dibutuhkan waktu sekitar dua jam dari pusat kota Banjar Baru. Untuk sampai ke lokasi pementasan, penonton mesti melalui jalan aspal yang sempit. Hanya pas untuk dua mobil dari dua arah berlawanan.
Di kanan kiri jalan terdapat perkebunan karet dan belum ada penerangan. Tapi, antusias penonton yang rata-rata anak muda cukup besar untuk menyaksikan pertunjukkan yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation ini.
Pertunjukkan di Wisata Bukit Kiram Banjarmasin ini merupakan perhelatan keempat dari rencana lima pertunjukkan di lima kota. Dari Banjarmasin pementasan Sang Saka dilanjutkan di Gedung Olah Seni Disparekraf, Palangkaraya, Minggu (8/4). Di kota ini Teater Keliling bekerja sama dengan Institute Tingang Borneo Theater.
Napak tilas Proklamasi Kemerdekaan 1945 dalam kisah Sang Saka
Sebelumnya, Sang saka dipentaskan di Gedung Kesenian Nyi Mas Rarasantang, Cirebon pada 31 Maret 2018. Di kota udang ini Teater Keliling bekerja sama dengan Dewan Kesenian Cirebon Kota (DKCIKO). Sedangkan saat di Pangandaran, Jawa Barat pada 2 April 2018, Teater Keliling berkolaborasi dengan Kampung Nusantara. Lalu saat Sang Saka digelar di Gedung Teater Arena Kampung Budaya, Karawang.pada 4 April 2018, Teater Keliling bekerjasama dengan Lab Teater Lumbung.
Recommended By Editor
- Butet & Garin berbagi ilmu manajemen seni pertunjukkan buat anak muda
- Den Baguse Ngarso, guru yang setia dengan dunia peran
- Pentas seni ini buat penonton betah hingga larut malam, keren abis ya?
- Pementasan I La Galigo Asekku makin mendunia, salut!
- Mengintip 'Kekwa!', panggung teater anak suarakan krisis lingkungan