Brilio.net - Film perang Korea terbaik selalu saja berkisah tentang perang-perang yang pernah dijalani oleh negara tersebut. Perang-perang tersebut hampir semua berkaitan dengan konflik negara serumpun itu, mulai dari perang melawan Jepang hingga perang saudara atau yang dikenal sebagai Perang Korea.
Akibat dari perang tersebut tentu saja Korea bisa berdiri menjadi dua negara sendiri sekaligus. Korea Selatan yang cenderung republik-demokratis yang berhaluan liberal dan kapitalistik. Sementara, Korea Utara yang dikenal sebagai Republik Rakyat Demokratis Korea kemudian dikenal berhaluan komunis dengan partai tunggal di dalamnya.
Ada banyak cerita unik dalam perang-perang tersebut. Misalnya, pertemuan dua orang Korea yang terpisahkan hanya karena berbeda asal negara. Padahal, nenek moyang keduanya adalah nenek moyang yang sama dan hidup di semenanjung Korea.
Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (10/2), berikut 11 film perang Korea terbaik. Penuh konflik negara serumpun.
1. Battle of Jangsari (2019).
foto: imdb.com
The Battle of Jangsari merupakan kisah operasi pendaratan Jangsari yang terdiri dari 772 tentara pelajar yang rata-rata berusia 17 tahun dan hanya menerima pelatihan di kamp pelatihan selama 2 minggu. Pasukan yang dipimpin oleh Lee Myeong-jun (Kim Myung-min) ini bersiap untuk menyerang pantai Jangsari yang saat itu diduduki Korea Utara.
Selain Kim Myung-min, film yang menggambarkan patriotisme militer ini juga menampilkan beberapa artis Korea seperti Lee Jae-wook, Choi Min-ho dan juga artis Hollywood seperti Megan Fox dan George Eads.
2. The Battle: Roar to Victory (2019).
foto: imdb.com
The Battle: Roar to Victory merupakan film perang yang mengisahkan pertempuran sengit selama empat hari antara milisi kemerdekaan Korea dan pasukan imperialis Jepang di Manchuria, Cina. Milis melibatkan ahli pedang dan ahli penembak jitu.
Film yang masuk dalam lima besar film terlaris pada 2019 ini, mengisahkan perjuangan Korea melawan penjajahan Jepang pada 1920. Selain diwarnai baku tempat ala film perang umumnya, film ini juga menampilkan atraksi seni pedang dari dua negara tersebut.
3. Illang: The Wolf Brigade (2018).
foto: imdb.com
Illang: The Wolf Brigade merupakan film live action dari film animasi Jepang Jin-Roh: The Wolf Brigade. Film ini berlatar tahun 2029 ketika Korea Selatan dan Korea Utara mempersiapkan penyatuan diri dalam satu pemerintahan setelah depresi ekonomi yang parah menghantam kedua negara.
Polisi Korea Selatan meluncurkan unit khusus, yang dikenal sebagai "Illang" (Brigade Serigala), sebagai tanggapan atas munculnya pemberontakan domestik anti-reunifikasi yang disebut "Sekte". Polisi tersebut bukan lagi seperti polisi biasa, melainkan menjadi seperti tentara yang bertanggung jawab ketika ada serangan musuh.
4. Steel Rain (2017).
foto: imdb.com
Steel Rain merupakan film yang digemari oleh semua penggemar film aksi. Suasana penuh ketegangan saat agen khusus Korea Utara ditugaskan membunuh dua pria yang merencanakan kudeta. Sambil menunggu targetnya, tentara jahat tersebut menyerang penampilan publik dan melukai pemimpin negara.
Agen tersebut mempertaruhkan nyawanya untuk bisa selamat dan bisa bersembunyi di tempat yang aman. Di sisi lain perbatasan di Korea Selatan, kepala urusan keamanan luar negeri mengetahui kemungkinan kudeta. Kemungkinan tersebut menjadi lebih kompleks ketika kepala urusan keamanan luar negeri mengetahui pemimpin dan agen Korea Utara telah pergi ke Seoul.
5. A Melody to Remember (2016).
foto: imdb.com
A Melody to Remember berkisah tentang Han Sang-yeol, seorang Letnan sebuah pasukan saat Perang Korea. Sang-yeol sedih dengan segala hal yang ditimbulkan oleh perang antara dua negara Korea serumpun tersebut.
Sang-yeol tersentuh dengan kelompok paduan suara anak-anak yang sudah kehilangan apa pun yang dimilikinya akibat perang. Sang-yeol berjanji akan memperjuangkan nasib anak-anak tersebut.
6. The Long Way Home (2015).
foto: imdb.com
The Long Way Home berkisah tentang Jang Nam-bok, seorang petani biasa dan sederhana sebelum Perang Korea meletus. Ia kemudian ikut wajib militer yang sudah ditetapkan oleh Korea Selatan dan ditugaskan untuk membawa sebuah dokumen rahasia. Namun sial, serangan tentara Korea Utara yang tiba-tiba membuatnya kehilangan dokumen tersebut.
Sementara itu, Kim Young-kwang, seorang tentara Korea Utama di bagian kru tank menemukan dokumen rahasia tersebut saat ia menjadi satu-satu orang yang selamat dari bom. Nam-bok dan Young-kwang kemudian bertemu dan sama-sama terjebak dalam perang yang tidak mereka inginkan.
7. Northern Limit Line (2015).
foto: imdb.com
Northern Limit Line berkisah ketika Kopral Park Dong-hyuk yang baru saja menjadi anggota Angkatan Laut Republik Korea ditugaskan di kapal patroli PKM 375. Di tengah hingar bingar Korea Selatan menjadi tuan rumah bersama Jepang dalam penyelenggaraan Piala Dunia FIFA, 2002, Korea Utara mengerahkan kapal pukat ikan dengan mata-mata untuk melintasi Garis Batas Utara yang menjadi garis demarkasi laut. Kapal PKM 357 akhirnya menangkap seluruh penumpang mata-mata tersebut hingga akhirnya dibebaskan atas instruksi pemerintah.
Sebulan kemudian, kejadian pengintaian yang dilakukan oleh Angkatan Laut Rakyat Korea berulang kali masuk dalam perairan Korea Selatan. Situasi semakin memanas hingga 29 Juni 2002, Pertempuran Yeonpyeong kedua dimulai dengan serangan mendadak terhadap PKM 357 oleh kapal patroli Korea Utara. Film ini mengisahkan kisah heroik para prajurit laut yang turut menjadi korban dalam pertempuran tersebut.
8. Ode to My Father (2014).
foto: imdb.com
Ode To My Father berlatar ketika evakuasi Hungnam pada 1950 dalam Perang Korea dan ribuan pengungsi yang saat itu menjadi wilayah Korea Utara diangkut ke wilayah Selatan dengan kapal Angkatan Laut AS. Ketika itu, Deok-soo kehilangan Mak-soon, saudara perempuannya. Setahun kemudian, Deok-soo pergi ke Eropa untuk mencari peruntungan di tengah kesulitan yang menimpa keluarganya. Ia pun menjadi seorang pekerja tamu yang biasanya dilakukan oleh para imigran di tambang batu bara agar bisa membiayai sekolah saudaranya di Universitas Nasional Seoul.
Deok-soo bertemu dengan Young-jaa hingga akhirnya mereka menikah setelah beberapa bulan kemudian kembali ke Korea secara bergantian. Film ini mengisahkan fase-fase orang-orang yang menjadi korban perang saudara di Korea dan berusaha untuk bisa meningkatkan taraf hidupnya secara perlahan, walaupun harus bekerja di tempat-tempat yang berbahaya.
9. In Love and War (2011).
foto: imdb.com
In Love and War berlatar setelah Perang Korea pecah pada Juni 1950 dan pasukan tentara Korea Utara memasuki sebuah desa kecil Korea Selatan. Kapten pasukan menyatakan bahwa mereka datang untuk membebaskan penduduk desa, tetapi agenda mereka yang sebenarnya adalah untuk menemukan kaum reaksioner. Penduduk desa menawarkan keramahtamahan dan kerja sama yang tulus untuk menghindari korban jatuh. Akhirnya persahabatan yang benar-benar kuat dan dekat mulai terbangun antara tentara dan penduduk desa.
Film ini terinspirasi dari kisah nyata dalam kehidupan nenek Bae Se-young, sang penulis skenario, yang dulu tinggal di Pyeongtaek. Sekelompok tentara dari Tentara Rakyat Korea Utara tinggal selama beberapa hari di rumah nenek (karena ayahnya adalah pemimpin desa), dan seorang tentara muda, tersentuh oleh keramahan penduduk desa, dan ingin tinggal di desa tersebut.
10. Silmido (2003).
foto: imdb.com
Silmido merupakan film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Baek Dong-ho terbit pada 1999. Walaupun dari novel, nyatanya cerita ini merupakan gambaran dari kisah nyata dari Unit 684. Film ini berkisah tentang 31 pasukan komando Korea Utara dari Unit 124 terbukti telah menyusup ke Korea Selatan dalam misi yang gagal untuk membunuh Presiden Park Chung-hee pada 21 Januari 1968.
Sebagai sarana pembalasan, Angkatan Bersenjata Republik Korea membentuk tim yang terdiri dari 31 orang buangan sosial termasuk penjahat yang dihukum mati dan penjara seumur hidup, dalam rencana untuk membunuh Kim Il-sung. Tim ini diberi nama 'Unit 684'. Para rekrutan dibawa ke pulau Silmido untuk dilatih sebagai bagian dari angkatan bersenjata tersebut.
11. Joint Security Area (2000).
foto: imdb.com
Joint Security Area merupakan film yang diangkat dari novel berjudul DMZ karya Park Sang-yeon. Film tersebut, mengisahkan sebuah di lokasi di Korea Selatan, menyangkut penyelidikan terhadap keadaan seputar insiden penembakan yang fatal di dalam DMZ atau zona demiliterisasi perbatasan yang dijaga ketat dan memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan.
Suatu hari, seorang penjaga perbatasan terbunuh oleh peluru senapan; penembak jitu yang dicurigai adalah seorang tentara Korea Selatan ( Lee Byung-Hun ), yang ditemukan terluka di tengah tanah tak bertuan. Baik Korea Utara maupun Korea Selatan menganggap insiden itu sebagai tindakan provokasi yang disengaja. Korea Utara menuduh Korea Selatan telah melakukan 'serangan teroris', sementara Korea Selatan mencurigai Korea Utara telah mencoba melakukan 'penculikan'. Kedua belah pihak meminta bantuan kepada otoritas negara netral (NNSC) dan meminta mereka untuk menyelidiki kasus tersebut.
Recommended By Editor
- 11 Film action comedy Korea, cocok menemanimu saat healing
- 11 Film Korea thriller bikin jantung berdebar, sayang untuk dilewatkan
- 11 Film animasi Korea yang tak kalah seru, menghibur dan banyak cerita
- 13 Film Korea recommended yang wajib ditonton, Minari bikin terenyuh
- 11 Film horor Korea terseram, ujian mematikan di Death Bell
- 11 Film Korea rating tertinggi berbagai genre, aksi hingga komedi