Penamaan Pites
Maksud dari penamaan pites dalam soto tersebut diambil dari cara penggunaan cabenya. Jadi, sejak dulu Bu Ani mengaku cabenya langsung di pites tanpa campuran lain. Inilah yang membuat sotonya menjadi khas dibanding soto-soto yang lain. Selain itu Soto Pites Mbah Galak ini juga telah didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) sebagai hak merek.
“Nama pites itu karena cabenya dipites. apa ya cabenya asli itu cabe nggak ada campuran apa-apa. kan kalau diulek itu ada campuran lain kalau ini kan cabe aja udah,” ungkapnya.
Pendaftaran hak merek ke Kemenkumham itu dilakukan demi menjaga orisinalitas. Tentu rugi rasanya bila ada nama lain yang menggunakan nama serupa. Sepengalaman Bu Ani sudah 3 usaha yang menggunakan nama soto pites tersebut. Sebagai tindakan serius, Ia melakukan somasi dan meminta pemilik usaha untuk mengubah namanya.
foto: Brilio/Muhammad Rizki Yusrial
Bu Ani bercerita bahwa ada laporan dari pelanggan yang menemui soto pites di tempat lain. Pelanggan tersebut bermaksud mengonfirmasi apakah itu cabang dari soto pites yang di Pasar Beringharjo. Tentu dengan tegas Bu Ani mengatakan bahwa warung itu tidak ada hubungan dengan soto pites miliknya.
Di lain tempat, Bu Ani pernah mengatakan melayangkan somasi kepada soto pites yang ada di Bali. Setelah diperiksa lewat dokumen terverifikasi, soto milik Bu Ani lah yang lebih dulu menggunakan nama pites. Karena itu, pengusaha yang ada di Bali itu mau tidak mau harus mengubah nama warungnya. Momen tersebut terjadi berulang. Ia mengatakan syukur sudah punya hak merek dari Kemenkumham
“Kemarin dari Bali juga ada soto pites pak jenggot, kita somasi, mereka langsung ini sih agak baru ini. Dia mungkin belum liat kita. Padahal silakan dicek di kemenkumham soal hak. Akhirnya karena dilihat ternyata karena kita duluan. Jadi mereka ya hapus,” cerita Bu Ani.
Hambatan Selama Berjualan
Siapapun akan sepakat dengan pernyataan bu Ani ini, bahwa momen terberat saat berjualan tentu di masa-masa Covid 19. Ia mengaku babak belur karena selama 4 bulan tidak bisa berjualan. Selama itu juga ia hanya mengandalkan uang tabungan yang ada untuk kehidupan sehari.
“Hambatan selama jualan itu ya Corona kemarin. Pasti itu, itu babak belur 4 bulan kita libur baru buka kadang baru seminggu udah lockdown lagi. Itu kan sempat di lockdown dua kali. Itu sih paling turun drastis. Nggak ada orang keluar siapa yang mau beli. nggak boleh ke Jogja orang, pesan lewat aplikasi online pun susah,” keluhnya.
Namun, ketika keadaan semakin membaik, soto pites kembali merangkak naik. Hal ini dipengaruhi oleh soto pites yang sudah legendaris. Sehingga banyak pelanggan kembali ngidam dengan soto tersebut kembali berdatangan ke Pasar Beringharjo.
foto: Brilio/Muhammad Rizki Yusrial
Perlu diketahui, bahwa soto pites buka setiap hari dari jam 7 pagi hingga jam 3 sore. Hari Selasa merupakan hari libur dari soto ini. Awalnya, dari zaman Mbah Galak yang pertama, soto libur pada hari Jumat. Namun ternyata banyak aduan dari pelanggan yang ingin makan soto tersebut di hari Jumat. Atas beberapa pertimbangan, Bu Ani memutuskan untuk memindahkannya di hari Selasa.
“Itu dulunya Jumat. Pokoknya dari ibu awal buka itu Jumat karena kan bapak salat Jumat kan. Tapi lama-lama kan diprotes sama pelanggan. Itu kan kalau orang kantor kalau hari Jumat kan ada waktu sarapan. itu pengen sarapan di sini kita tutup. Terus anak-anak di pondok Jumat libur kita libur juga,” ujar Bu Ani.
Kini usaha Soto Pites Mbah Galak sudah semakin ramai, bahkan Bu Ani mengaku terbesit keinginan untuk membuka cabang. Tapi itu tentu merupakan sebuah rencana yang butuh persiapan matang. Karena itu, Bu Ani mengaku bahwa rencana buka cabang ini mungkin terealisasi tidak dalam waktu dekat-dekat ini.
“Ada sih tapi belum dalam waktu dekat ini. tapi sudah direncanakan. di luar beringharjo,” pungkasnya saat saya tanyakan rencana buka cabang.
Recommended By Editor
- Berjualan sejak masa Orde Lama, kuliner dalam gang buatan adik Yu Djum ini ludes 2 jam
- Aksi pedagang es buah sulap sedotan jadi sendok ini kreatif, S3 marketing kagum lihatnya
- Jalan Makan Sroto Eling-Eling, gurihnya kuah dan melimpahnya daging kuliner Banyumas
- Pria ini resign, bukan bikin kedai kopi pilih jualan rempah kekinian, sukses masuk event internasional
- Dibalik ramainya kuliner tahu pong Mbah Tini, dari gubuk kecil dikenal sampai Swiss