Brilio.net - Bagi bule yang datang ke Indonesia, terutama mahasiswa asing dari negara maju seperti Eropa Barat atau Amerika Utara yang belajar di sini, negara kita ini kerap memberikan kejutan nggak terduga buat mereka. Konon, negara berkembang seperti Indonesia ini memiliki beragam hal yang memberikan pengalaman jauh berbeda dengan negara mereka berasal, kendati pengalaman itu terkesan biasa saja bagi warga lokal.
Nah, kira-kira apa saja ya, yang mereka rasakan selama belajar dan bergaul dengan orang Indonesia? Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (13/10), berikut hal-hal yang menurut bule unik ketika mulai menjalani hidup di Indonesia.
1. Selalu jadi pusat perhatian
Kecuali di Bali, bule selalu sukses menarik perhatian banyak masyarakat kita di mana pun mereka berada. Dari anak-anak sampai orangtua semua ikut heboh kalo melihat bule. Entah karena banyak orang Indonesia yang jarang melihat keberadaan orang asing seperti mereka, atau karena kebanyakan masyarakat kita terpesona dengan kulit putih bersihnya.
Uniknya, orang kita selalu menyapa mereka dengan berbagai sapaan. Dari senyum, lambaian tangan, sampai panggilan keras, "Mister, mister! Good morning! Thank you", tanpa peduli bule yang disapa itu cowok, cewek, atau waktunya bisa pagi atau malam.
Hal ini dirasakan oleh Sissel Almgren. Cewek asal Swedia ini pernah belajar di Jogja selama satu tahun. "Ya, pertama kalinya di Jakarta. Banyak orang yang menyapa saya seperti itu. Waktu itu saya tidak peduli, saya hanya senang sekali, karena saya sudah lama belajar Bahasa Indonesia dan akhirnya bisa sampai di sana," ujar cewek yang sudah lancar berbahasa Indonesia ini.
2. Kaget kebangun pagi buta gara-gara azan Subuh
Bagi mahasiswa asing yang pertama kali belajar di Indonesia, dan pertama kali tinggal di negara dengan mayoritas penduduk muslim, mereka kaget mendengar suara azan yang menggema pada pagi-pagi buta. Apalagi azan di Indonesia ini termasuk yang cukup 'hard core'. Karena suaranya kenceng, dan kadang ada muazin yang azannya nggak merdu, plus azan ini 5 kali sehari. Jadi cukup bikin mereka syok pada awalnya.
Dan menurut Zuzana Lhotova, cewek dari Ceko yang sedang dalam masa studi belajar batik di Jogja ini, merasa bahwa pertama kali dia mendengarkan azan adalah saat dia berkunjung ke Maroko. Di sana, dia merasa azan itu sungguh terasa spiritual dan eksotis. Namun di Indonesia, dia justru mendengar suara azan yang membuat nuansa spiritualnya hilang.
3. Terpesona ngelihat tokek dan cicak yang ada di rumah
Tinggal di negara tropis seperti Indonesia membuat mereka bisa menemukan berbagai macam hewan tropis yang nggak ada di negara asal mereka. Sebut saja seperti cicak dan tokek, hewan yang sering banget keluyuran di hampir seluruh eternit rumah di Indonesia ini, pasti jadi tontonan menarik bagi mereka. Bahkan lihat tokek di eternit rumah aja bisa bikin mereka nganga.
4. Kepedesan sama masakan Indonesia
Masakan Indonesia memang beragam banget, dari masakan Jogja yang banyak manisnya, sampai masakan Padang yang harus pakai santan dan cabai. Bagi mahasiswa asing, keberagaman rasa masakan di Indonesia ini enak sekali. Banyak dari mereka yang jatuh cinta sama tempe, jamur goreng, tahu, dan makanan yang lain. Tapi, setelah mereka coba makanan kita yang bersambal, banyak dari mereka yang kewalahan sama pedesnya, walaupun banyak juga yang nantinya ketagihan.
5. Tawar/tanpa gula jadi salah satu kata yang wajib diingat
Masih tentang rasa kuliner Indonesia, bagi mahasiswa asing yang baru pertama belajar Bahasa Indonesia, kata 'tawar/tanpa gula' menjadi salah satu kosakata awal yang selalu mereka ingat. Karena banyak mahasiswa asing yang merasa kalau minuman kita, mau itu teh, jeruk, atau jus, selalu pakai gula yang banyak. Dan mereka nggak biasa mengonsumsi gula sebanyak itu. Jadi ya, kalo mau jajan di luar, harus selalu ingat untuk sebutin kata sandinya yaitu 'tawar/tanpa gula'.
6. Jadi jutawan mendadak
Uang rupiah kita yang jumlah angka nol-nya banyak sekali ini membuat para mahasiswa asing jadi jutawan seketika. Ditambah nilai tukar rupiah dengan berbagai mata uang asing lainnya di dunia ini tidak sama. Di Jogja, kita beli jus alpukat seharga Rp 7.000, dan kalau di Amerika sana USD 7.000 sudah bisa untuk beli rumah. Sehingga jadilah segalanya terlihat banyak dan murah bagi kebanyakan mahasiswa asing yang belajar di Indonesia.
7. Kaget sama lalu lintas di Indonesia (banyak motor, naik motor di sebelah kiri jalan)
Lalu lintas jalanan di Indonesia yang cukup chaotic bikin banyak bule-bule nervous untuk jalan-jalan. Dengan kondisi kendaraan umum kita yang seadanya, ditambah trotoar yang harus berbagi sama tambal ban atau warung pecel lele dan perbedaan sisi berkendara dengan beberapa negara tempat asal mereka, semakin bikin mereka mati gaya untuk menjelajah kota pada awalnya.
8. Takut nyeberang atau malah nggak paham cara nyeberang
Ditambah lagi di kota-kota tertentu di Indonesia seperti Jogja, di mana kamu bisa ngelihat becak, gerobak gethuk, andong, motor, mobil, truk dengan kecepatan yang berbeda-beda jadi satu di jalan, bikin mahasiswa asing jadi ragu-ragu atau takut untuk menyeberang. Apalagi mereka suka ketakutan oleh kendaraan yang datangnya nggak diduga-duga. Asal selonong aja!
9. Nggak biasa mandi pakai gayung dan menggunakan WC duduk yang nggak ada tisu toiletnya
Kebiasaan mandi orang Indonesia yang pakai gayung atau ciduk dan buang air besar pakai WC jongkok ini juga termasuk kebiasaan yang susah diikuti oleh sebagian besar mahasiswa asing, yang memiliki kebiasaan mandi dengan shower system dan toilet flush duduk. Mereka merasa susah buang air besar karena posisi duduk yang berbeda. Ditambah dengan tidak adanya tisu yang biasa mereka dapat di dalam toilet, membuat mereka harus membawa bekal alat kebersihan sendiri.
10. Waktu serasa berhenti
Hal ini berasa banget terutama bagi mereka yang berasal dari negara 4 musim. Waktu akan terasa berhenti ketika mereka tinggal di Indonesia untuk waktu yang cukup lama. Pagi dan malam akan selalu mulai dan berakhir di waktu yang sama. Tidak ada siang yang lebih lama di musim panas, tidak ada malam yang lebih lama di musim dingin. Tidak ada perubahan suhu yang ekstrem, tidak ada perubahan warna pada pohon jika musim semi dan gugur. Semuanya sama dari waktu ke waktu. Dan karena ini pula mereka merasa nyaman untuk tinggal di Indonesia lebih lama lagi. (Laporan ini ditulis oleh Mirza Maulana/MG)
Recommended By Editor
- Kisah Andre Graff, bule Prancis jadi tukang gali sumur di Sumba Barat
- Luar biasa! 5 Bule ini rela kerja di Indonesia dengan profesi unik
- Ini bukti-bukti para bule jatuh cinta dengan Indonesia
- VIDEO: Di film pendek ini bule-bule bisa ngomong Bahasa Jawa, gokil!
- Kisah gadis cantik pengajar Bahasa Indonesia bagi bule di Indonesia
- Ramai-ramai para bule sukarela bersihkan sampah Gunung Rinjani, salut!
- Cinta budaya Indonesia, pasangan asal Swiss ini nikah massal di Jogja