Brilio.net - Berusaha membuat orang lain gembira itu ibadah, betul? Terutama orangtua atau teman dekat. Tapi terkadang, membuat senang orang lain justru sebuah masalah. Bagaimana bisa? Itu bisa terjadi kalau upaya menggembirakan mereka justru menyakiti dirimu sendiri. Kamu rela berkorban demi orang lain namun kamu mengabaikan dirimu sendiri. Miris, bukan?
Dilansir brilio.net dari psychology today, Kamis (20/8), berikut ini 5 tanda kamu berusaha menyenangkan orang lain namun bukan hal yang bagus:
1. Kamu tidak bisa mengatakan tidak
Kamu menjadi orang yang mengiyakan pendapat orang lain, tanpa mencoba mengutarakan pendapatmu. Bahkan kamu mengkesampingkan kepentinganmu yang sebenarnya kamu berhak mendapatkannya juga. Kembalilah mengingat bahwa kamu juga punya kepentingan pribadi yang harus dihormati seperti kamu menghormati kepentingan orang lain.
2. Kamu bersusah payah untuk membuat keputusan
Orang yang sulit mengatakan tidak pada permintaan orang lain, akan sulit sekali untuk mengambil keputusan. Dapat dikatakan kamu menjadi orang yang sangat memedulikan omongan orang lain sehingga berat menentukan keputusan, bahkan untuk hal sepele seperti makan pun bisa bikin kamu ribet sendiri.
3. Kamu hidup dengan standar orang lain
Maksudnya adalah saat kamu melakukan segala hal, semua itu bukan berdasar penilaianmu, melainkan penilaian orang lain. Kamu kerap bertanya pada orang lain di sekelilingmu. Begitu ada banyak masukan, kamu jadi bingung dan sulit segera menentukan keputusan. Akhirnya kamu sendiri yang rugi. Kamu bisa dicap tidak punya prinsip alias plin-plan. Kamu boleh saja mencontoh satu atau dua figur, namun tetap saja jangan hilangkan identitas dirimu sendiri.
4. Kamu tidak meminta bantuan
Terkadang orang-orang yang suka mengatakan iya pada permintaan orang lain, justru memiliki kemungkinan paling kecil untuk meminta bantuan orang lain. Kalau kamu seperti ini terus bahkan untuk tugas sepele, kamu akan kehilangan banyak kesempatan.
Misalnya saja, seharusnya kamu bisa pergi ke workshop kepenulisan yang dihadiri penulis tenar seperti Dewi "Dee" Lestari dan Pidi Baiq, tapi kamu tidak bisa menolak ajakan temanmu ke salon. Kamu tak berusaha untuk menolak atau meminta tolong temanmu mengubah jadwal-karena ke salon bisa setiap saat-, alih-alih ikut saja dia ke salon.
Hilang kan, kesempatanmu menambah wawasan tentang kepenulisan untuk mendukung cita-citamu menjadi penulis?
5. Kamu tidak memiliki batas-batas yang 'sehat'
Kamu sering meloloskan permintaan orang lain sehingga merugikanmu sendiri. Misalnya temanmu sering sekali meminjam pakaian. Akan tetapi ketika kembali pakaiannya mengalami "cacat" entah sobek atau kena luntur, padahal itu baju favoritmu.
Atau kamu tak bisa menolak permintaan pacarmu untuk belanja setiap seminggu sekali memakai uang gajimu yang pas-pasan. Bagaimana tak menyesakkan kamu kalau begitu caranya? Inilah yang disebut batas-batas yang kamu sendiri ragu menetapkan mana yang harus atau perlu kamu lakukan dan tidak, sehingga imbasnya tak 'sehat'. Kamu yang rugi.
Bagaimana menurutmu?