Brilio.net - Mau cantik dengan kulit kencang? Banyak orang menjadikan botox sebagai salah satu solusinya. Injeksi botox memang membantu mencegah garis-garis keriput pada wajah karena efek dari relaksasi otot-otot yang dapat mengerutkan kulit. Apakah botox semata untuk memusnahkan keriput?

Dilansir brilio.net dari Everyday Health, Sabtu (10/10), ternyata obat toksin botulinum ini dapat menjadi obat untuk (mata juling) dan efek samping yang dikenal sebagai diplopia (penglihatan kabur). Selain itu juga dapat membantu dengan masalah mata lain yang disebut blepharospasm (kejang kelopak mata).

Botox memang jarang ditemukan, tapi merupakan bentuk serius dari racun makanan yang disebut botulism. Hal ini terjadi ketika makanan terkontaminasi dengan sejenis bakteri yang disebut Clostridium botulinum yang termakan (kadang terjadi ketika luka terkontaminasi dengan sejenis bakteri ini). Clostridium botulinum menghasilkan toksin botulinum seperti tersebut sebelumnya, dan makan makanan yang terkontaminasi dengan racun ini dapat menyebabkan otot-otot kamu menjadi lumpuh. Orang dengan botulisme mungkin tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki mereka atau kesulitan bernapas sendiri.

Racun tersebut melakukan 'bahaya' itu dengan mencegah saraf mengirimkan sinyal ke otot untuk membuat mereka bergerak, sehingga efek lemas tak berdaya. Namun pada akhirnya, saraf akan kembali ke kemampuannya, namun butuh waktu beberapa bulan untuk membuat kembali koneksi baru ke otot.

Nah, dari toksin botulinum inilah, para peneliti berpikir bahwa toksin ini dapat dimanfaatkan secara medis karena sifatnya yang berdampak melumpuhkan (atau santai) otot-otot yang tegang. Muncullah obat toksin botulinum atau botox (botulinum toxin).

Pada awal 1980-an, seorang dokter mata mempromosikan toksin botulinum sebagai bahan untuk mengobati masalah mata yang disebut strabismus, yang dapat memengaruhi anak-anak dan orang dewasa. Strabismus menyebabkan mata melihat dalam arah yang berbeda: satu mata mungkin melihat ke dalam, menimbulkan mata juling, atau satu mata mungkin melihat keluar. Strabismus dapat menyebabkan kehilangan penglihatan, kesulitan dengan persepsi kedalaman, atau mengalami penglihatan ganda (diplopia).

Lantas, mengapa botox dapat membantu mengatasi masalah mata?

Setiap mata kamu memiliki enam otot, dan dua otot bertugas menggerakkan mata dari sisi satu ke sisi yang lain. Hal ini sudah diteliti oleh Daniel Neely, seorang ahli ophthalmology di Indiana University-Purdue University, Indianapolis, Amerika Serikat. Profesor yang mengusulkan botox untuk mengatasi kesehatan mata ini melanjutkan bahwa otot-otot mata kita ini menjaga agar tatapan tetap lurus sesuai fungsinya masing-masing, dengan kekuatan yang sama, dan masing-masing menarik mata di arah yang berlawanan.

Jika salah satu otot-otot lemah, otot yang kuat akan menarik mata dengan cara berlawanan. Akibatnya, mata bisa melihat ke arah yang berbeda. Kasus seperti ini bisa terjadi permanen. Nah, saat dokter mata mengobati strabismus dengan botox, maka mereka akan menyuntikkan obat ke dalam otot kuat tersebut untuk lebih santai. Dari sini, kemungkinan pulih atau normal muncul.

Pada beberapa orang yang memiliki masalah mata seperti kejang kelopak mata (blepharospasm), masalah ini bisa menjadi begitu parah sehingga orang tersebut tidak bisa membuka mata mereka, dan akhirnya tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari. Neely menyarankan orang bersangkutan menempuh pengobatan botox ini.

Sekalipun botox dipercaya bisa menyembuhkan beberapa sakit mata seperti tersebut di atas, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan. Efek dari botox ini ternyata hanya bertahan beberapa bulan dan kemudian masih perlu disuntikkan lagi. Sebelum menggunakan botox, dokter harus memeriksa masalah mata yang mendasari munculnya gejala yang ada. Misalnya, mata kering kadang dapat menyebabkan kejang kelopak mata.

Perlu kamu tahu juga, sebelum menerima setiap suntikan botox, pastikan juga untuk memberitahu dokter kalau kamu pernah menjalani operasi mata atau wajah, untuk jaga-jaga efek samping yang ditimbulkan. Sampaikan pada doktermu tentang obat yang kamu pakai, karena dosis obat juga perlu disesuaikan ketika kamu menerima botox.

Para ahli kesehatan juga bisa menekankan kamu untuk menghubungi dokter jika kamu memiliki gejala di bawah ini selama beberapa minggu pertama setelah penyuntikan botox:
- Sesak napas atau kesulitan menelan
- Masalah penglihatan
- Kesulitan mengangkat kepala atau menggerakkan wajah kamu
- Pingsan
- Kejang
- Ruam atau gatal-gatal
- Nyeri dada atau detak jantung tidak teratur.

Namun begitu, kabar baik penggunaan botox untuk mata ini adalah kalau diaplikasikan ke kamu secara aman, maka masalah penglihatan kamu bisa berangsur pulih.

Well, mulai dari sekarang ayo kembali sayangi mata kamu ya guys!