Brilio.net - Benar adanya bahwa kuku merupakan sarang kuman dari berbagai benda yang kita sentuh. Jadi, tentu tak sehat bila kamu menggigit-gigit kuku.
Belum lagi, menurut Rochelle Torgerson, MD, Ph.D., seorang dokter kulit di Mayo Clinic, menyatakan bahwa menggigit kuku bisa meningkatkan risiko terkena paronychia atau infeksi kulit di sekitar kuku alias cantengan, seperti dikutip brilio.net dari laman Huffington Post, Rabu (10/6).
Selain itu, kalau kamu memiliki kutil, menggigit kuku bisa meningkatkan risiko penyebaran kutil ke bagian tubuh yang lain, lho. Kutil sendiri disebabkan oleh virus papillomavirus (HPV), yang menyebar sebagai infeksi.
Menggigit kuku bisa menyebabkan efek sementara atau permanen pada kuku. Bentuk kuku yang sering digigit bisa menyebabkan bentuknya jadi "lucu", yaitu bergelombang.
Tak hanya berdampak bagi kuku itu sendiri, menggigit kuku bisa berefek pada gigimu. Gigimu akan bergeser dari tempatnya serta berpotensi merusak gigi atau enamelnya.
Selain menggigit kuku, orang juga bisa terbiasa menggunakan satu tangan untuk menekan kutikula (kulit berwarna putih yang mengeras dan menimbun di pinggiran kuku, akibat kurang minum air putih atau seringnya terkena sabun dan deterjen saat mencuci) jari di tangan mereka (seringnya jempol) saat sedang gugup.
Kalau orang melakukan ini, artinya mendorong kembali kutikula sehingga membentuk semacam tumpukan dan semakin tebal. Padahal seharusnya diatasi dengan memotongnya, namun dengan gunting khusus kutikula.
Sebenarnya mengapa orang terbiasa menggigit jari? Torgeson menyatakan bahwa kebanyakan orang yang menggigit kuku menjadikan tindakannya itu sebagai cara untuk menghilangkan atau mengatasi stres.
Maka dari itu, kamu perlu mengalihkan ke hal yang lainnya, misalnya memutar-mutar cincin, memainkan dasi di pergelangan tangan, dan kegiatan lain yang tidak menimbulkan kerusakan, baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Well, guys, selalu perhatikan kesehatanmu, ya.