Brilio.net - Setiap orang mempunyai jam produktif tersendiri. Ada yang suka mengerjakan di pagi hari agar pekerjaan cepat rampung, di sisi lain, banyak juga yang menunggu tengah malam untuk menyelesaikan tugas. Benarkah fenomena ini didasarkan dari mood seseorang?
Jika mengacu pada hasil penelitian dari Universitas Leicester, Inggris, pandangan kamu akan berubah. Ahli genetika asal kampus tersebut mengungkapkan bahwa fenomena ini disebabkan oleh gen, dikutip oleh brilio.net dari cnet.com, Selasa (19/5).
Ahli genetika yang menggeluti penelitian ini bernama Eran Tauber. Dia menggunakan lalat sebagai subjek dari risetnya. Eran menganggap bahwa sistem genetika manusia dan lalat sangat mirip. Itulah sebabnya Eran menyelediki bagaimana pengaruh waktu lalat keluar dari kepompong dalam kasus ini.
Dalam penelitiannya, Eran menganalisis RNA dari lalat. Dia menjelaskan bahwa hampir 80% gen memengaruhi apakah lalat suka melakukan aktivitas di pagi hari atau malam hari. Studi ini juga menekankan bahwa gen mampu menentukan jam biologis seseorang.
Eran juga menambahkan bahwa interaksi antara lingkungan dan jam biologis seseorang bisa saja disfungsional. Ada orang yang dipaksa untuk bangun pagi padahal hal tersebut tidak sinkron dengan irama biologis mereka. Dia berharap bahwa temuan ini bisa membantu jam tidur bagi seseorang yang sering begadang.
Bahkan jam tidur seseorang juga dipengaruhi oleh gen. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Psychiatry mengungkapkan bahwa gen bisa memberikan dampak terhadap pola tidur dan kualitasnya. Kajian tersebut menunjukkan bahwa ada dua jenis gen yang sangat mempengaruhi durasi tidur.
Tidak masalah apakah kamu suka mengerjakan sesuatu di pagi atau malam hari. Yang terpenting adalah hasilnya maksimal dan tidak melanggar deadline.