Ingin punya tato? Sebaiknya kamu pikir-pikir lagi, ini penjelasannya

44% Responden mempunyai reaksi kronis dengan warna hitam, sedangkan 36% terhadap warna merah.

24 Juni 2015 15:05

Brilio.net - Mempunyai tato bisa menjadi identitas yang keren. Selain menunjukkan 'seni' dalam tubuhmu, tato juga sangat personal bagi pemiliknya. Contohnya menuliskan nama soulmatenya dengan dengan motif tertentu pada tubuhnya. Kedengarannya sangat menarik bukan? Tetapi ternyata tato bisa menimbulkan bahaya dalam jangka panjang, seperti dikutip brilio.net dari jurnal Contact Dermatitis, Rabu (24/6).

Penelitian ini dilakukan oleh ahli dari New York University bernama Marie Leger. Riset ini melibatkan responden dengan rentang usia mulai dari 18 hingga 69 tahun. Rata-rata para responden mempunyai tato kurang dari lima di tubuhnya. Sebanyak 67% responden memiliki tato di bagian lengannya.

Temuan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa komplikasi jangka panjang tato dialami oleh mereka yang memilih warna merah dan hitam untuk warna tatonya. Bahkan 44% responden mempunyai reaksi kronis dengan warna hitam, sedangkan 36% terhadap warna merah.

Selain itu, tato juga mempunyai risiko jangka pendek, seperti nyeri dan bengkak. Bahkan 10% orang mengalami infeksi setelah beberapa minggu ditato. Bahkan banyak juga orang-orang yang membutuhkan bantuan medis untuk mengatasi risiko tersebut.

Meskipun risiko jangka pendek maupun panjang tato sudah diidentifikasi tetapi penyebabnya masih lemah. Penelitian yang dilakukan Marie belum menunjukkan data yang kuat bagaimana bahan kimia tersebut ketika bereaksi dengan kulit. Selain itu, riset ini belum disertai dengan data-data yang menunjukkan penurunan kekebalan tubuh setelah kulit ditato.

Jadi, apakah kamu memutuskan untuk mempunyai tato?