Brilio.net - Bukan hanya di Indonesia saja, di luar negeri ternyata pria 'dituntut' menjadi kuat dan pantang lemah. Well, faktanya, terlalu banyak merepresi perasaan tidak menyenangkan bisa mengganggu kesehatan mental, guys.
Mungkin itulah yang menggerakkan Self-Esteem Team (SET), sebuah organisasi di Inggris yang terdiri dari trio wanita (Grace Barrett, Nadia Mendoza, dan Natasha Devon), yang sering keliling dunia untuk mengajar kesehatan mental dan citra tubuh di lebih 200 sekolah.
Seperti dikutip brilio.net dari laman Telegraph, Kamis (21/5), pekan lalu (sekitar tanggal 11-17 Mei 2015) mereka mengadakan kampanye Pekan Kesadaran Kesehatan Mental atau Mental Health Awareness Week, yang meminta para kaum pria terbuka terhadap apa saja yang menjadi kekhawatiran, ketakutan, dan menyulut emosi mereka.
Salah satu bentuk kampanye bertajuk ‘Switch on The Light’ ini bisa menuliskan apa yang menjadi ketakutan atau kekhawatiran kaum pria pada sebuah kertas atau 'worry boards'. Seperti tersebut di atas, para pria sepertinya lebih banyak menyembunyikan perasaan mereka akibat 'tuntutan' yang selama ini ada di lingkungan sosial.
Terbukti ketika SET mengajar di sekolah, mereka melihat ada keengganan dari remaja untuk membahas bagaimana perasaan mereka sebenarnya. Tak mengherankan, tim ini terkadang harus melakukan pendekatan yang berbeda untuk membantu pribadi bersangkutan menyelesaikan masalahnya.
Ditambah pengalaman pribadi Nadia Mendoza, salah satu anggota SET, yang memiliki teman pria yang bunuh diri, James Mabbett. Nah, dari kejadian ini dia tergerak untuk membuat sebuah video kepedulian terhadap penyakit mental atau mental illness, lalu mengajak kerja sama beberapa orang dari berbagai kalangan, termasuk penyiar Stephen Fry dan rapper Pro Green. Lantas, di-share ke media sosial seperti Twitter.
Tak nyana video tersebut mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk pihak National Health Service (NHS) Inggris. Bahkan beberapa orang dari berbagai kalangan juga sudah mengunggah foto mereka dengan memegang kertas bertuliskan rasa takut atau kekhawatiran mereka. Bukan hanya di Inggris, tapi juga Amerika dan Jerman.
Tinie Tempah, musisi tersohor asal Negeri Ratu Elizabeth, menyatakan, "Saya pikir mental illness adalah masalah besar. Masih ada stigma yang melekat (pada mereka yang mengalaminya) ... terlebih kalau kamu seorang pria."
Walaupun Mental Health Awareness Week sudah berlalu, Natasha Devon, pendiri SET berharap tetap ada kepedulian terhadap kesehatan mental, baik pada pria maupun wanita. Dia juga berpesan untuk tidak membeda-bedakan lagi bahwa wanita pantas menangis dan mengeluh, sedangkan pria tidak.
Pria tetap berhak mengutarakan perasaan yang mengganggunya. Diharapkan pula, dengan adanya kepedulian seperti ini bisa menurunkan angka bunuh diri, yang menjadi pembunuh terbesar pria di bawah usia 55 tahun di Inggris.
Hmmm ... sepertinya gerakan seperti ini juga perlu ada di negara kita ya, guys. Dengan begitu, kesadaran kesehatan mental juga semakin menjamur di masyarakat. Sehingga tindak bunuh diri atau bahkan tindak kriminalitas yang terjadi akibat gangguan psikologis, bisa dicegah.
Well, apa kamu mau ikut berpartisipasi dalam kampanye ini?