Pria ini bikin tanda lahirnya jadi gambar peta dunia, kreatif!

Brilio.net - Meski punya tanda lahir di tubuhnya tak membuat cowok yang bernama Jacob (25) merasa minder. Dia justru punya ide unik dengan menjadikan tanda lahir yang berupa bercak-bercak merah berukuran besar di kulit menjadi sebuah peta.

Jacob yang masih berstatus sebagai mahasiswa ini mengatakan bahwa dia mencintai penampilannya. Tanda lahir ini membuatnya merasa bangga daripada harus merasa tersisih akibat kondisi itu.

Uniknya, pria asal New York Amerika Serikat ini menjadikan tanda merah di tangannya menjadi sebuah peta hanya bermodalkan pena. Jacob menuliskan tinta ke bagian pinggir tanda tersebut hingga akhirnya menyerupai bentuk pulau-pulau yang tersebar di permukaan bumi dalam dunia khayalan. Tak hanya itu, gambar tanda lahir pada bagian tangan Jacob kalau diubah warnanya mirip seperti peta bumi lho.

Pria berusia 25 tahun ini menamakan karyanya sebagai "birthmap", atau "peta lahir", lalu mengunggah hasil gambarnya ke media sosial Reddit. Hingga akhirnya menyebar ke internet.

Pada BuzzFeed, Jacob mengatakan bahwa dia mulai bermain-main dengan tanda lahir sejak lama, tapi dia baru membuat birthmap saat masih SMA. Untuk membuat keseluruhan birthmap di seluruh tangan, perlu waktu satu jam setengah atau lebih.

Langkahnya mengunggah karya birthmap itu menarik perhatian banyak orang sehingga membuat Jacob kaget dengan banyaknya respons. Dia pun jadi banyak berbagi cerita dengan orang lain yang juga punya cerita seperti dirinya. Pada orang-orang yang seperti dirinya, Jacob berpesan, seseorang itu tidak dinilai dari tanda lahirnya. Mereka tidak berbeda dari yang lain seperti yang mereka pikirkan.

Terlahir dengan tanda merah di tubuh membuatnya belajar untuk bisa menerima kondisi. "Saya bangga tanda yang membedakan kulit saya bukan dipilih, tapi hasil dari mutasi genetik yang unik. Sejauh ini lebih berarti bagi saya," kata Jacob seperti dilansir brilio.net dari laman BuzzFeed News, Kamis (9/4).

Selain itu, tanda lahir mengajarkan padanya untuk tidak terburu-buru menghakimi orang lain. "Saya pikir ini sebagai kacamata pribadi saya untuk melihat dunia yang dipenuhi orang-orang dengan perbedaan, yang tampak dan tidak tampak, yang mereka pikir membuat mereka terasing dari orang lainnya," jelas Jacob.