Riset terbaru buat pegangan biar terhindar dari belanja yang tak perlu

Ada dua kesimpulan yang menarik dari riset ini.

11 Juli 2015 00:20

Brilio.net - Siapa sih yang tidak suka belanja? Banyak orang tidak berani menolak aktivitas yang satu ini. Terkadang, belanja merupakan obat tersendiri dalam menghadapi rutinitas. Apalagi saat diskon atau sale, orang berbondong-bondong menyerbunya. Fenomena yang paling menarik dari belanja adalah mengapa kita sering membeli barang-barang di luar daftar belanja? Bahkan rencana belanja dengan kenyataannya sangat berbeda jauh. Fenomena ini seperti itu sering disebut dengan unplanned purchase.

Tidak hanya di Indonesia, hal seperti ini memang sudah menjamur secara global. Untuk mengungkapnya, Timothy J Gilbride dan dua rekannya melakukan kajian ini dengan melibatkan 400 pelanggan dalam dua toko grosir, sebagaimana dikutip brilio.net dari Journal of Marketing, Jumat (10/7).

Setiap responden menyebutkan berapa jumlah anggaran untuk membeli barang yang tertulis di dalam daftar belanjaan (rencana belanja). Kemudian, mereka juga harus melaporkan banyaknya uang yang dikeluarkan setelah keluar dari toko grosir. Dari sinilah bisa diketahui jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli benda yang tidak direncanakan (unplanned purchase).

Ada dua kesimpulan yang menarik dari riset ini. Temuan ini didasarkan kebiasaan belanja dikaitkan dengan budget responden. Pertama adalah para pelanggan dengan budget dibawah Rp 800.000. Orang yang masuk dalam kelompok ini menujukkan bahwa jumlah unplanned purchase cenderung menurun dari belanja sebelumnya.

Hal ini sangat berbeda dengan mereka dengan budget belanja antara Rp 800.000 hingga Rp 1.400.000. Golongan ini menunjukkan bahwa jumlah unplanned purchase cenderung meningkat dari pembelanjaan sebelumnya. Dalam kata lain, orang dengan budget ini cenderung membeli banyak barang yang tidak masuk dalam list belanja dalam setiap belanjanya.