Mengenakan celana robek, gaya rambut yang aneh, tubuh penuh tatto adalah salah satu bentuk ekspresi diri dari seorang anak band. Bentuk ekspresi diri yang tidak umum inilah yang menjadi alasan terbesar masyarakat sering memarjinalkan keberadaan mereka. Bahkan banyak yang menganggap anak band adalah sekumpulan anak muda yang tidak punya visi-misi hidup. Kebanyakan dari mereka dianggap hanya bersenang-senang dengan menghabiskan waktu untuk bermusik saja, tanpa melakukan kegiatan positif yang lain.
Namun tahukah kamu, ternyata tak semua anak band seperti itu lho! Beberapa anak band berikut punya kegiatan positif di luar aktivitas bermusiknya.
Berikut anak-anak band itu:
1. JRX Superman is Dead
Siapa yang tak kenal dengan orang yang sering mengaku pria jantan ala supir truk ini? Ternyata kemampuannya tidak hanya pandai menggebuk drum saja. Pria penuh tatto pentolan salah satu band Punk Rock asal Bali, Superman is Dead (SID), adalah salah satu motor dari gerakan Bali Tolak Reklamasi.
Pria yang bernama asli I Gede Ari Astina ini sangat aktif mensosialisasikan kampanye Bali Tolak Reklamasi dalam aktivitas media sosialnya.
Jerinx menilai, Bali tanah kelahirannya sudah cukup sesak dan dengan kedatangan para investor yang tidak memperhatikan dampak akibat dari pembangunan tersebut. Menurutnya, proyek reklamasi justru akan mengancam ekologi yang ada di Bali.
"Bali Selatan (yang sudah sumpek) dipastikan akan bertambah sumpek dan masyarakat lokal akan makin termarjinalkan secara sosial-ekonomi. Kami yang gelisah akan penjajahan berkedok pembangunan dan pariwisata ini," kata Jerix dalam akun Facebook-nya beberapa waktu lalu. Hal tersebut yang mendasari kenapa Jerinx membentuk sebuah gerakan kolektif non-politik bernama For BALI (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi).
2. Kaka Slank
Lelaki dengan suara khas dan bertubuh ramping ini adalah rocker yang dikenal melalui grup musik rock kenamaan, Slank. Ketika ditanya hal gila apa yang ingin dia lakukan, "gue pengen berenang dengan hiu," kata Kaka saat wawancara dengan WWF Indonesia beberapa waktu lalu.
Berawal dari situlah Kaka mulai rajin melakukan diving dan snorkling untuk melihat hiu dan memuaskan kekagumannya pada Hiu Martil yang sudah mulai sedikit keberadaannya. Kaka mulai melakukan kampanye #saveSHARK bersama WWF setelah tergerak hatinya ketika tahu sudah banyak orang yang mengonsumsi daging Hiu. Padahal menurutnya, Hiu merupakan hewan predator layaknya singa di daratan yang seharusnya juga dilindungi.
"Nggak pernah gue bayangin predator terbesar di laut itu dimakan. Hiu adalah predator banyak racun dalam tubuhnya. Oleh karena itu, ayo kita racunin teman-teman kita kalo Hiu itu nggak enak dan beracun," ujarnya.
Keseriusannya tersebut ditunjukkan dengan membuat sebuah tatto bergambar Hiu Martil sebagai pesan untuk terus menjaga Hiu dan untuk mulai tidak mengonsumsinya.
3. Heru Shaggydog
Heru Wahyono adalah personel legendaris grup band Ska asal Yogyakarta, Shaggydog. Band ini dipercaya menjadi duta orang utan bersama Center for Orang utan Protection (COP) sejak tahun 2010. Semakin sedikitnya habitat orang utan akibat pembalakan hutan yang digunakan sebagai kebun sawit adalah salah satu faktor rusaknya tempat tinggal hewan lucu nan menggemaskan tersebut.
Rasa keprihatinan ini mereka tuangkan dalam lagu 'Selamatkan atau Hilang', yang khusus mengkampanyekan perlindungan terhadap orang utan.
"Tidak guna semua uang, bila pohon terakhir hilang. Bumi panas, makin meranggas, orang utan makin merana. Mari selamatkan hutan dan orang utan!," kata potongan lirik lagu tersebut.
Namun saat ini Shaggydog sudah tidak lagi menjadi duta COP. Mereka memilih independen. "Kami tetap bisa menyuarakan selamatkan orang utan dan hutan di Indonesia. Tetap melakukan aktivitas sosial lainnya. Dan tetap ikut berpartisipasi dalam kegiatan COP dalam kampanye Orang utan," kata Heru beberapa waktu lalu.
4. Robi Navicula
Navicula merupakan kelompok musik Grunge asli Bali yang boleh dibilang paling gencar dalam melakukan kampanye tentang lingkungan hidup. Hal ini tidak hanya dilakukan dengan membuat lirik lagu yang menyuarakan itu, namun Navicula juga mengizinkan lembaga-lembaga lingkungan hidup untuk menggunakan lagu-lagunya itu sebagai alat kampanye dengan cuma-cuma.
"Musik adalah bahasa yang bisa dicerna oleh anak muda, sehingga pesan yang terkandung di dalamnya mudah untuk disampaikan kepada mereka," ujar Robi.
Navicula pun telah banyak melakukan kolaborasi untuk menyuarakan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan para aktivis yang mayoritas juga pekerja seni, misalnya seperti Nugie, Mira lesmana, Jerinx SID.
Menurut Robi, agenda terdekat yang akan dilakukan bersama teman-temannya adalah mengkampanyekan soal habitat harimau. "Kami akan bergerak untuk mensosialisasikan tentang habitat harimau, dan kami juga akan bekerjasama dengan Greenpeace."