Brilio.net - Musik elektronik berikut seluruh subgenrenya di Indonesia semakin popular di kalangan anak muda. Seperti tak ada matinya, jenis musik ini pun terus melahirkan talenta dengan karya berkualitas. Bahkan tak jarang, karya-karya kreatif mereka nongkrong di beberapa chart, baik di dalam ataupun mancanegara.
Malah dalam beberapa tahun terakhir ini, sejumlah kreator (musisi) musik elektronik Indonesia sukses berkiprah di dunia internasional. Mereka sukses menarik perhatian record label kelas dunia. Selain karena talenta yang dimiliki dan konsistensi berkarya, tak jarang kesuksesan mereka raih lewat sebuah ajang kompetisi yang mengasah kemampuan.
Sebut saja Doci, jawara ajang Electronic Music Producer Contest (EMPC) 2019. Di ajang perdana EMPC itu, Doci membuat karya orisinalitas yang berbeda dengan kontestan lain. Hal inilah yang membuat Doci akhirnya dipilh sebagai pemenang. Ia pun diganjar hadiah terbang ke Los Angeles Amerika Serikat untuk berkolaborasi dengan Sean Miyashiro (CEO 88Rising) dan Devinta Trista yang merupakan penyanyi berbakat pilihan 88rising.
Terima kasih untuk ICEPERIENCE.ID dan 88Rising yang membuat separuh napas saya dalam karier bermusik ini jadi kenyataan, papar Doci.
Lantas, bagaimana penyelenggaraan EMPC tahun ini? Kendati tahun ini seluruh dunia termasuk Indonesia sedang dilanda pandemi virus corona, ICEPERIENCE.ID sebagai insiator EMPC tetap berkomitmen menggelar program International Collaboration Experience (ICE).
Sama dengan tahun lalu, EMPC 2020 tetap mengusung tagline #localICEMovement, sebagai sebuah semangat agar para produser lokal bisa menghasilkan karya yang lebih berkualitas sehingga mampu berkipeah di dunia internasional. Selain itu, wadah ini juga menjadi lokomotif bagi para produser untuk memperkuat ekosistem musik elektronik di Tanah Air.
Tagline localICEMovement di tahun kedua ini masih kita tetap dipertahankan dan harus disampaikan terus menerus. Agar semangat ini bisa membumi kepada para produser lokal bahwa wadah ini (EMPC) untuk menaikan level musik elektronik Indonesia ke kancah dunia, ujar Perwakilan ICEPRIENCE.ID, Diopsaputra saat virtual press conference EMPC 2020, Kamis (9/7).
Seperti apa penyelenggaraan EMPC tahun ini? Berikut 4 faktanya yang berhasil dirangkum Brilio.net.
1. Berkolaborasi dengan Barong Family
Tahun ini, ICEPERIENCE.ID berkolaborasi dengan Barong Family, record label yang bermarkas di Amsterdam, Belanda. Label ini pun melibatkan Yellow Claw, duo DJ yang masuk top 100 DJ dunia versi DJmagz.com sebagai juri bersama DJ papan atas Indonesia yakni Winky Wiryawan, Dipha Barus dan Eka Gustiwana.
Alasan kolaborasi ini agar para peserta dapat mengetahui standar musik elektronik dunia. Selain itu, pemilihan Barong Family juga erat kaitannya dengan nilai-nilai keindonesiaan di mana secara historis ternyata pembuatan nama dan logo Barong diambil dari sosok dewa dalam kebudayaan Bali.
Kami merasa Barong Family cukup mengenal budaya Indonesia. Dan kami juga gembira karena Barong Family mengutus Yellow Claw sebagai juri supata bisa memberi insight yang berharga bagi para peserta, yang akhirnya para produser musik elektonik di Tanah Air dapat mengupgrade kemampuan bermusik hingga ke panggung musik dunia, ujar Diop.
2. Mencari karya orisinalitas
Sebagai juri di kompetisi bergengsi ini, Yellow Claw mencari karya-karya orisinalitas dari para produser lokal Indonesia yang pada akhirnya bisa menggebrak panggung musik elektronik dunia.
Yang terpenting adalah orisionalitas karya, yang benar-benar berasal dari hati dan memang milik kamu sendiri, kata Jim Aasgier yang diiyakan Nizzle.
3. Jembatan menuju panggung dunia
Kompetisi EMPC menjadi wadah bagi para produser lokal untuk unjuk kemampuan lewat karya-karya berkualitas. Ajang ini sekaligus sebagai jembatan bagi para produser agar trak sekadar jago kandang, tapi juga bisa bersuara di kancah music dunia.
Sebagai salah satu juri, Eka berharap lewat ajang ini bakal muncul talenta-talenta baru yang bisa memberikan warna segar bagi dunia musik, tak hanya di Indonesia tapi juga di level dunia.
EMPC yang diinisiasi ICEPERIENCE.ID merupakan program yang sangat positif dalam membentuk ekosistem musik elektronik di Indonesia. Ini menjadi ajang yang tepat bagi pada produser baru agar bisa melangkah lebih jauh dan musiknya bisa didengar lebih luas, ujar Eka.
4. Begini cara mendaftarnya
Pendaftaran EMPC 2020 dilakukan secara online di sini mulai 13 Juli hingga 14 Agustus 2020. Setelah itu, dewan juri akan mengurasi dan menyeleksi karya yang sudah disubmit peserta hingga keluar 3 besar dan juara favorit. Selanjutnya, 1st winner EMPC 2020 akan mendapatkan kesempatan berkolaborasi menghasilkan karya musik dengan salah satu talent di bawah naungan record label Barong Family.
Reward untuk 1st winner EMPC 2020 ini merupakan kesempatan berharga di mana pemenang dapat mengembangkan bakat yang dimiliki dan maju ke kancah internasional. Hal ini sesuai dengan tagline yang diusung oleh EMPC di tahun ini yaitu The Greatest Legacy sehingga diharapkan karya sang juara menjadi warisan besar di dunia musik elektronik Tanah Air. Sementara untuk pemenang lainnya akan berkolaborasi dengan local artist. Siapa mereka? Nantikan kejutannya selanjutnya, Diop menjelaskan.
Ya, EMPC adalah jalan bagi para produser local untuk membuat sejarahnya sendiri di kancah dunia. Jadi tunggu apalagi? Submit karya kamu dan raih kesempatan menjadi produser musik level dunia.
Ingin tahu bagaimana proses penyelenggaraan EMPC Season 1 tahun lalu? Saksikan deh videonya.
Recommended By Editor
- 6 Fakta duo DJ asal Indonesia siap meriahkan Blockeley Music Festival
- Ratusan produser musik elektronik Indonesia siap ramaikan EMPC 2019
- 6 Fakta ajang keren musisi EDM yang berkelas dunia, ada DJ battle lho
- 5 Fakta menarik album tebaru KimoKal, rilis lagu dengan webseries
- Intip single terbaru Zak Abel, penyanyi ganteng yang jago tenis meja