Brilio.net - Meski event festival jazz di ketinggian 2.000 meter ini telah usai, rupanya keseruan dari festival jazz tahunan ini masih tersisa bagi Jamaah Aljazziyah, sebutan untuk penikmat Jazz Gunung Bromo. Festival jazz ini dilangsungkan di kawasan Gunung Bromo ini berlangsung 18-19 Agustus 2017 tepatnya di Amfiteater Jiwa Jawa Resort Bromo, Desa Wonotor, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Buat kamu yang tahun ini tidak bisa mengikuti Jazz Bromo di tahun 2017 ini, ini nih alasan kenapa kamu harus menyesalinya dan harus menunggu satu tahun lagi untuk bisa menikmati keindahan harmoni antara musik, manusia dan alam ini! Yuk simak di bawah ini brilio.net sudah merangkumnya untuk kalian!
1. Venue yang indah.
Jazz Gunung Bromo sendiri adalah pagelaran musik jazz yang sudah bertaraf internasional yang disajikan dengan panggung terbuka berlatarkan pemandangan alam cantik. Tentunya ini adalah sebuah konsep unik dalam perhelatan jazz yang pernah ada di Indonesia, bahkan juga di dunia mungkin.
Bayangkan, sebuah hajatan jazz digelar di pegunungan pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut lho. Tak hanya pemandangan latar belakang panggung yang sanggup menyihir mata, tapi setting panggung yang terbuat dari bambu, serta tempat para penonton pun dibuat berundak-undak. Harmonisasi alam, manusia dan musik menjadi satu. Sebuah paket yang lengkap bukan?
2. Dihadiri musisi-musisi papan atas.
Bukan Jazz Bromo namanya kalau tidak menghadirkan musisi-musisi papan atas dari dalam dan luar negeri. Untuk tahun 2017 ini saja, Jazz Gunung Bromo menghadirkan Sono Seni Ensemble dan Ring of Fire Project feat. Idang Rasjidi dan Soimah. Kemudian ada Maliq & D’Essentials, Monita Tahalea, Glenn Fredly, Indra Lesmana Keytar Trio dan Sri Hanuraga Trio feat. Dira Sugandi.
Tak terlewatkan sederet musisi internasional yaitu pemain alat tiup kawakan dan kawan-kawannya dari Amerika Serikat, Paul McCandless with Charged Particles, serta Chico Pinheiro dari Brasil. Pasti nyesel banget dong nggak ikut dalam pagelaran Jazz Gunung Bromo tahun ini?
3. Mengikuti paket tur Bromo.
Selain menikmati musik, para pengunjung juga bisa menikmati paket tur wisata di Bromo. Tur ini biasanya akan dijadikan satu paket dengan gelaran Jazz Gunung serta mengunjungi obyek wisata alam Bromo, termasuk hijaunya lereng dan lembah, air terjun Madakaripura serta jajaran Pegunungan Bromo, Tengger dan Semeru. Seru sekali kan?
4. Serunya bersih gunung bareng Monita Tahalea.
Bukan cuman berhenti di situ aja. Kali ini untuk gelaran Jazz Gunung Bromo sendiri ternyata juga menyediakan kejutan bagi para pengunjung dengan melakukan bersih-bersih Gunung Bromo bersama dengan Sahabat Bromo.
Bersama dengan penyanyi solo Monita Tahalea, para peserta turut bersih-bersih dan melestarikan indahnya alam Gunung Bromo dengan membersihkan sampah plastik yang ada di kawasan lereng Gunung Bromo.
Gimana, seru banget dong? Buat kamu yang kelewatan untuk ikutan Jazz Gunung Bromo tahun ini, tenang aja!
Salah satu penggagas dari Jazz Gunung Bromo, Sigit Pramono, sudah mengumumkan tentang penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo di tahun 2018.
Rencananya event 2018 akan di gelar selama tiga hari di akhir Juli, dan tepat dengan gelaran Jazz gunung Bromo yang kesepuluh dan pastinya akan lebih seru dengan line-up yang lebih bergengsi lagi.
Kamu bahkan sudah bisa memesan tiketnya dari sekarang lho!
Recommended By Editor
- 5 Momen seru jazz 'tertinggi' Indonesia, Jazz Gunung Bromo 2017
- Afgan keluhkan acara, ini klarifikasi panitia Prambanan Jazz 2017
- 7 Fakta Jazz Gunung Bromo yang perlu kamu tahu, nomor tujuh catat ya
- Cuma di sini kamu bisa dengerin jazz sambil nikmatin panorama Bromo
- Pemenang MLD Jazz Project tampil memukau di panggung Java Jazz