Brilio.net - Meski event festival jazz di ketinggian 2.000 meter ini telah usai, rupanya keseruan dari festival jazz tahunan ini masih tersisa bagi Jamaah Aljazziyah, sebutan untuk penikmat Jazz Gunung Bromo. Festival jazz ini dilangsungkan di kawasan Gunung Bromo ini berlangsung 18-19 Agustus 2017 tepatnya di Amfiteater Jiwa Jawa Resort Bromo, Desa Wonotor, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Bagi pecinta musik jazz, menikmati jazz dengan pemandangan indah serta embusan angin dingin Gunung Bromo yang berada pada suhu 14 derajat celcius ini menjadi alasan tersendiri bagi pengunjung. Apalagi dengan line-up artis yang oke punya. Siapapun tak akan melewatkan pengalaman yang eksotis ini.
Tentunya ada momen-momen seru dari gelaran event yang memiliki tema 'Merdekanya Jazz Meneguhkan Indonesia' ini.
1. Momen spesial merdekanya Jazz yang meneguhkan Indonesia.
Penyelenggaraan festival jazz ini memang berbarengan dengan H+1 Peringatan Kemerdekaan RI yang ke-72.
Nah bertepatan dengan hal tersebut penyelenggara pun mengambil tema 'Merdekanya Jazz Meneguhkan Indonesia' dan merayakan udara kemerdekaan bersama-sama di Bromo.
Pihak penyelenggara juga memberikan satu buah bendera kecil kepada setiap pengunjung. Kedua MC kocak langganan Jazz Gunung asal Yogyakarta, Alit dan Gundhi pun mengajak para penonton untuk meneriakkan kata merdeka dengan menaikkan bendera tersebut.
2. Penampilan musisi jazz internasional, Paul McCandless with Charged Particles, serta Chico Pinheiro dari Brasil.
Salah satu momen membanggakan adalah saat penampilan musisi alat tiup Paul McCandless with Charged Particles dan Chico Pinheiro yang menjadi penampil kedua di hari pertama Jazz Gunung Bromo. Penikmat Jazz Gunung atau yang disebut Jamaah Aljazziyah pada sore hari itu dihibur dengan alunan musik jazz.
Meski diselingi dengan sedikit rintik hujan, tak mengurangi keseruan dari Jazz Gunung saat itu. Bahkan salah satu anggota Charged Particles, Jon Krosnick mengungkapkan bahwa panggung Jazz Gunung adalah panggung terindah yang pernah ia kunjungi.
"Ini adalah panggung yang indah, ketika musik dan alam menjadi satu. Tata panggung, sound system dan penonton semuanya," ungkap Jon.
Jon juga mengungkapkan bahwa penikmat jazz Indonesia harus berbangga karena memiliki banyak festival jazz di tiap tahunnya.
"Saya dengar Indonesia punya 60 jazz festival? Itu bagus sekali bahkan Amerika saja kalah, kalian harus berbangga," katanya.
3. Jamaah Aljazziyah yang merupakan penonton dari segala umur berkumpul jadi satu.
Musik jazz memang kerap disebut sebagai musiknya orang tua, musik yang hanya bisa dinikmati oleh beberapa kalangan saja. Tapi ternyata hal tersebut tidak terbukti di Jazz Gunung Bromo 2017.
Dari pantauan brilio.net, semua bangku terisi penuh dengan wajah suka cita dari para penonton yang datang dari beragam usia. Yang pastinya membuktikan bahwa musik jazz di Indonesia saat ini bisa dinikmati oleh semua kalangan.
4. Penghargaan kepada maestro jazz Indonesia, Jack Lesmana.
Sejak tahun lalu, Jazz Gunung Bromo memang mulai menganugerahkan penghargaan untuk tokoh yang memberikan kontribusi besar terhadap musik jazz di Indonesia. Nah di tahun ini, penghargaan tersebut diberikan kepada Jack Lesmana, musisi legendaris sekaligus ayah dari musisi Indra Lesmana.
Para founder Jazz Gunung Bromo, Sigit Purnomo, Butet Kertaredjasa, dan Djaduk Feriyanto memberikan penghargaan tersebut kepada Jack melalui Indra Lesmana yang juga mengisi acara dalam gelaran festival tersebut.
"Atas dedikasinya menciptakan pemain pemain jazz kami berikan Jazz Gunung Award pada om Jack Lesmana yang kita berikan pada anaknya yang juga murid Om Jack," ungkap Djaduk saat itu, Sabtu (19/8).
5. Penampilan Soimah dengan Ring of Fire dan Idang Rasidi.
Siapapun yang melihat langsung Jazz Gunung Bromo 2017 pasti setuju kalau penampilan Ring of Fire feat Idang Rasidi dan Soimah adalah penampilan paling memorable saat itu. Penampilan mereka berhasil menggebrak panggung dan menghangatkan udara Bromo yang saat itu mencapai 14 derajat celcius.
"Loh saya ini bisa lho nyanyi jazz," ujar Soimah setelah memasuki panggung. Penonton pun langsung menyambutnya dengan tepuk tangan meriah para penikmat jazz gunung.
Dengan aransemen yang apik, lagu seperti Cintaku Woyo-woyo, Nirwana, dan Sri Minggat dibawakan dengan versi jazz. Selain itu, sebagai penutup mereka menampilkan lagu yang berjudul Laguku yang merupakan lagu dangdut milik Erie Suzan digubah versi jazz dan menghangatkan suasana di Jazz Gunung Bromo 2017.
Jazz Gunung Bromo 2017 sendiri juga dimeriahkan oleh penampilan artis-artis lainnya yang tidak kalah seru seperti penampilan Maliq & D'essentials, Monita Tahelea, Sri Hanuraga Trio ft. Dira Sugandi, Sono Seni Ensemble, dan ditutup dengan memuaskan oleh Glenn Fredly.
Buat kamu yang ketinggalan nggak ikutan Jazz Gunung Bromo ke-9 ini, tenang, salah satu penggagas dari Jazz Gunung Bromo, Sigit Pramono, sudah mengumumkan tentang penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo di tahun 2018 yang akan di gelar selama tiga hari di akhir Juli, dan tepat dengan gelaran Jazz gunung Bromo yang kesepuluh.
Kamu udah bisa siap-siap dari sekarang lho! Karena event ini diprediksi bakal lebih seru dengan line-up pengisi acara yang nggak kalah keren!
Recommended By Editor
- 7 Fakta Jazz Gunung Bromo yang perlu kamu tahu, nomor tujuh catat ya
- Wow! Festival jazz terbesar di Jawa Barat bakal kembali digelar nih
- Catat tanggalnya, Lombok Jazz Festival 2017 akan segera digelar lho
- Sekali ini saja dan Januari, bikin penonton Java Jazz mendadak galau
- Bocah 6 tahun ini curi perhatian di Java Jazz Festival, kenapa ya?