Brilio.net - Grup band pendatang baru bergenre jazz, MLD Jazz Project Season 4 baru saja meluncurkan album perdana mereka. Dari 10 lagu dalam album tersebut, empat lagu cover dan enam merupakan lagu orisinil.
Meski rata-rata personel band ini masih terbilang muda, namun musikalitas mereka bisa dibilang cukup mumpuni untuk berkiprah di belantika musik Tanah Air. Maklum masing-masing personel punya latarbelakang dan pengalaman bermusik yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Seperti apa kemampuan mereka bermusik? Yuk kita kulik satu per satu personel grup band hasil seleksi MLDARE2Perform besutan MLDSPOT ini.
1. Puspallia Panggabean (vocalist), dari paduan suara hingga simfonik metal
Cewek asal Jakarta ini mengawali kariernya sebagai penyanyi lagu-lagu pop saat masih sekolah dan kuliah. Ia juga menyukai musik paduan suara, oldies rock and roll, simfonik metal, musikalitas puisi, dan musikal jazz. Ketertarikan Puspa, begitu dia biasa disapa, pada dunia tarik suara dimulai saat menjadi anggota Paduan Suara Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB).
Untuk mengasah kemampuannya, ia berguru pada Indra Listiyanto, conductor, choral dan vocal clinician. Dari situ ia pun kerap mengikuti kompetisi paduan suara seperti Musicamundi's World Cholr Game 2006 di Xiamen. China dan Polifonico’s International Poliphonic Competition 2010 dl Arrezo, Italia.
Ia kemudian menjadi solois di tiap konser ITB Student Orchestra. Selain itu ia juga menjadi vokalis band simfonik rock metal gotik, termasuk pernah menyanyikan musik rakyat Sumatra Barat bersama UKM ITB. Ia akhirnya mulai berkenalan dengan musik jazz di Bandung bersama sejumlah musisi jazz seperti mendiang Tula Samdjoen, Klab Jazz Bandung, Ivan Jonathan, Imam Pras, Benny Mattarang dan Venche Manuhutu sebelum pindah ke Jakarta.
Sederet tokoh menjadi inspirasi Puspa dalam bermusik di antaranya Sir Anthony Mark Carpio, Eric Whitacre, Philippine Madrigal Singers, Regina Spektor, Eliane Elias, Kurt Elling, Chet Baker Gretchen Parlato, Esperanza Spalding, Julie London. Stacey Kent, Djavan, Tom Waits, Riza Arshad. dan banyak lagi.
2. Yosua Sondakh (gitaris), mengenal jazz dari pertemanan
Cowok yang akrab disapa Yosua ini mulal belajar musik karena dukungan penuh dari orangtuanya. Cowok berumur 24 tahun Ini pertama kali belajar main drum saat kelas 1 SMP di sekolahnya. Ia kemudian melanjutkan les privat dengan seorang gitaris gereja saat duduk di bangku kelas 2 SMP. Ia mulai serius bermain gitar sejak kuliah musik di Universitas Pelita Harapan.
Yosua pernah mengikuti beberapa lomba band, namun belum pernah mendapat kesempatan merebut juara 1. Selama ini Yosua lebih menyukai genre rock, blues, dan funk. Ia sama sekali belum mengenal atau tertarik pada musik jazz hingga kuliah.
Ia mulai mengenal musik jazz berawal dari pertemanan dl kampus yang selalu memberikan referensi sejumlah musisi jazz. Hingga saat ini yang menginspirasinya dalam bermain musik jazz adalah Peter Bernstein, Graham Dechter, Kun Rosenwinkel, dan Mike Moreno.
3. Hafiz Aga (bassis), sarjana planologi yang jadi bassis
Pemain bass kelahiran Pontianak berusia 24 tahun yang akrab disapa Hafiz ini punya latar belakang bermain musik sejak masih SMP. Cowok yang berdomisili di Jakarta ini serius menekuni dunia musik saat belajar bermain bass di lembaga farabi yang dimentori Adi Dharmawan. Semenjak itu ketekunan dan relasinya berkembang. Ia mulai tergabung dalam band dan sering mengikuti kompetisi jazz goes to campus. Ia pernah mendapatkan penghargaan sebagai the best bassist. Keseriusannya bermusik terus berlanjut dengan bermain di sejumlah gigs bersama bandnya.
Saat masih kuliah ia sempat bekerja di bidang advertising. Penghasilannya dari bekerja ia tabung untuk membeli gitar bass. Namun ia terpaksa berhenti bekerja setelah setahun bekerja. Penyebabnya karena tak mampu membagi waktu antara kerja dan kuliah.
Lulus kuliah dengan menyandang gelar sarjana bidang planologi, tak membuat Hafiz tertarik bekerja kantoran. Ia lebih memilih bermusik di homeband secara reguler pada beberapa tempat hiburan dan juga mengajar sebagai guru kesenian SMA.
Sederet musisi yang menginspirasi Hafiz dalam bermain musik di antaranya Jaco Pastorious, James Jamerson, Dario Deidda, Paul Chamber, Fourplay, The Beatles, Bill Evans, Miles Davis, Antonio Carlos Jobim, Vulpeck, dan Tower of Power.
4. Anggi Harahap (wind & brass), bingung saat pertama mendengar jazz
Cowok yang lahir dan besar di Medan, Sumatra Utara ini sejatinya bukan berasal dari keluarga pemusik. Ia pertama kali belajar musik saat bersekolah di SMK Negeri 11 Medan. Saat itu ia justru belajar gitar elektrik, bukan saxophone. Setelah lulus SMK, ia melanjutkan pendidikan musik di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Di kampus inilah ia pertama kali belajar musik jazz. Lucunya, saat pertama kali mendengar jazz, dia bingung dan tidak mengerti sama sekali. Tapi, karena sering mendengar dan harus latihan setiap hari, ia pun memutuskan lebih serius mendalami musik jazz. Setelah lulus dari ISI pada 2014, ia memutuskan pindah dan menetap di Bali hingga saat ini. Ia sempat melanjutkan pendidikan program magister di bidang musik di ISI Denpasar.
Namun terpaksa berhenti di tengah jalan karena jadwal kuliahnya kerap bertabrakan dengan aktivitas bermusiknya di malam hari. Saat ini Anggi aktif sebagai salah satu pengajar musik di ISI Denpasar.
Pengalaman Anggi di ajang musik jazz terbilang mumpuni. Ia kerap tampil pada beberapa event jazz di Indonesia, seperti Ubud Village Jazz Festival, Java Jazz, Ngayogjazz, termasuk Prambanan Jazz. Sederet musisI yang sangat menginspirasi dan berpengaruh pada pemainannya dalam musik jazz di antaranya Charlie Parker, Lennie Tristano, Warne Marsh, Lee Konitz, Mark Turner, Ben van Gelder, dan Will Vinson.
5. Noah Revevalin (pianist), tak ada batas dalam style atau genre musik
Cowok yang satu ini memulai pejalanan bermusiknya sejak dini ketika ia mengikuti kursus di Yamaha. Ia belajar piano, keyboard, dan drum serta berbagai macam aliran musik seperti klasik, rock, blues, dan jazz.
Ketertarikan cowok asal Jakarta dalam musik modern dimulai ketika ia belajar dengan Aminoto Kosin. Kemudian ia mendedikasikan hidupnya sebagai musisi dengan menyelesaikan pendidikan strata satu di bidang musik jazz dan pop di Universitas Pelita Harapan.
Ia aktif dalam berbagai acara seperti Jazz Goes To Campus, Konser Joey Alexander (2016), dan MLD Jazz Wanted bersama band Quick Sensation. Noah memperluas pengalaman bermusiknya dengan satu prinsip, tidak ada batas dalam style atau genre dalam bermusik.
Selain jazz, ia juga tertarik pada jenis musik lain seperti klasik, metal, electronic atau ambient music, pop, RnB. Beberapa musisi ternama yang memberi pengaruh besar dalam pengalaman bermusiknya antara lain, Brad Mehidau, Tigran Hamasyan, Gilad Hekselman, Yellowjackets, Kendrlck Scott, Stevie Wonder, Al Jarreau, Dream Theater, Yes, Keith Emerson, dan Meshuggah
6. Timoti Hutagalung (drummer), pernah manggung bareng sejumlah nama besar musisi jazz
Timoti sudah belajar musik sejak usia dini, sejak berusia 7 tahun. Alat musik yang dipelajari saat itu adalah piano. Timoti mulai belajar drum pada umur 9 tahun, lalu mengikuti les drum di usia 12 tahun.
Selama beberapa tahun, ia banyak mendapatkan pelajaran musik jazz melalui jam session yang diadakan di Depok, tempat tinggalnya. Di umur 14 tahun, Timoti sudah tampil pada beberapa lounge jazz di Jakarta. Nggak tanggung-tanggung, ia juga pernah tampil bersama sederet nama besar musisi jazz seperti Indra Lesmana, Ade Irawan, dan Benny Likumahuwa.
Sempat ragu untuk melanjutkan karier di bidang musik, Timoti memutuskan tetap yakin pada pilihan bermusik. Berlatarkan pendidikan teknik, tidak menghalangi hasratnya untuk bermusik. Pengelolaan waktu yang baik adalah kunci utamanya.
Timoti yang saat ini berusia 21 tahun, merupakan anggota MLD Jazz Project Season 4 termuda dari setiap season. lnfluencer dalam bermain drum Timoti justru datang dari era yang sangat tua yaitu Gene Krupa, Buddy Rich, Roy Haynes, Max Roach dan Art Blakey. Selain itu ada juga Ella Fitzgerald, Count Basie, Eliane Elias dan Djavan.
Recommended By Editor
- Hanin Dhiya garap proyek kolaborasi bareng penyanyi Korea
- Ada aura magis kisah asli Bali di atas panggung utama Soundrenaline
- "Happiness Journey to be #GenHappineZ" persembahan kolaborasi Sasa dan Naturally Speaking by Erha
- 3 Kolaborasi musik lintas genre yang apik di Soundrenaline 2019
- Soundrenaline, 'rumah besar' musisi dan insan kreatif berekspresi
- Band pop rock Inggris, The 1975 bakal gelar tur ikonik di Jakarta