Brilio.net - Jogjarockarta kembali digelar tahun 2019. Stadion Kridosono kembali dipilih sebagai saksi para rocker nasional dan dunia unjuk gigi di panggung. Kalau tahun kemarin ada Megadeth dan dua tahun sebelumnya Dream Theater selaku bintang utama, tahun ini Extreme dan Power Trip menjadi dua band pamungkas yang memanaskan atmosfer kota Jogja, Minggu malam (4/11).
Cuaca cukup bersahabat sejak siang hari. Cuaca hujan menjadi perhatian sendiri bagi para penonton yang datang. Maklum mulai November datang, cuaca Yogyakarta di sekitarnya hampir mendung seharian. Pun pada Minggu kemarin, sejak pagi matahari tampak malu-malu memancarkan sinarnya. Untungnya, hujan belum mau turun memberi kesempatan penonton untuk akrab dengan debu dari tanah Stadion Kridosono yang kering.
Extreme dan Power Trip memang menjadi band yang paling ditunggu aksinya pada Jogjarockarta Festival 2019 ini. Namun sebelum mereka muncul, band-band lokal mulai menggebrak panggung sejak sore. Mereka adalah Tumenggung, Trojan, Down for Life, ILP, NTRL ft Bimo, Edane dan juga Jamrud.
Mereka membuktikan kalau festival band skala dunia nggak melulu diselenggarakan di ibu kota. Jogjarockarta menjadi bukti kalau ini adalah festival musik 'tergila' yang pernah ada di Jogja. Setidaknya itu yang diungkapkan oleh Krisyanto vokalis Jamrud.
foto: Official Doc Rajawali Indonesia
"Wuuhh. Jogja ternyata punya festival musik rock 'gila' seperti ini. Terima kasih kepada kalian yang sudah datang dan menyaksikan gelaran ini. Keren banget!” tutur Krisyanto.
Langit sore mulai meredup. Tanda pergantian shift matahari dan bulan. Semakin malam, suasana Stadion Kridosono tambah penuh sesak. Penonton sedari siang yang datang masih banyak yang bertahan untuk headbang diiringi musik keras dari para penampil. Pun dengan penonton yang baru datang saat langit gelap, mencoba memosisikan diri, membaur oleh teman-teman yang sudah berkeringat.
Usai break magrib, NTRL menyapa Kridosono. Mereka memainkan lagu-lagu yang telah akrab di telinga fans mereka. Pada penampilannya di Jogjarockarta ini, band yang digawangi Bagus, Eno, dan Coki sedikit bernostalgia. Mereka turut mengundang Bimo, mantan drummer yang ikut tampil di panggung memainkan beberapa lagu. Sebelum akhirnya Eno masuk mengambil alih.
foto: Official Doc Rajawali Indonesia
Setelah NTRL tampil selama 45 menit, Edane mengambil alih panggung. Mereka kembali memanaskan atmosfer Jogjarockarta. Edane membawakan lagu-lagu andalan yang membuat penonton larut dalam riuhnya Stadion Kridosono malam itu. Kau Pikir Kaulah Segalanya menjadi lagu pamungkas sebelum akhirnya pamit turun panggung.
Rintik hujan mulai turun dari langit Jogja. Namun ini tak membuat para penonton lantas bubar dan mencari tempat teduh. Mereka malah sibuk mencari tempat terdepan karena tak lama lagi Jamrud akan memanaskan cuaca dingin yang menyelimuti Jogja malam itu.
Terbukti usai Krisyanto dan kawan-kawan naik panggung, penonton lantas terhanyut dalam nostalgia lewat lagu yang dibawakan Jamrud. Lagu-lagu seperti Jauh, Ningrat, Putri, Waktuku Mandi membuat penonton tak bisa menahan rasa ingin menyanyi bersama.
foto: Official Doc Rajawali Indonesia
Pukul sembilan malam, Jamrud rampung membawakan seluruh setlist-nya malam itu. Para penonton ada yang mencari spot kosong untuk duduk lesehan di tanah usai tak kuat menahan pegal di kakinya. Beberapa yang di belakang mulai perlahan maju memadati area depan. Crew band Extreme mulai mempersiapkan alat-alat di panggung.
Rintik turun di langit gelap, menemani kesenduan yang seketika terjadi saat Extreme menyenandungkan salah satu karya terbaik mereka, More Than Words di atas panggung megah Jogjarockarta Festival 2019. Berkat More Than Words, energi para penonton yang sudah terkuras sejak siang hari dibuat rehat sejenak untuk bersuara bersama menyanyikan lagu yang telah mereka rilis pada tahun 1990 silam tersebut.
Kehadiran mereka dalam festival yang dipromotori oleh Rajawali Indonesia ini bisa dikatakan sebagai pertemuan yang sangat berharga, di mana band yang kini digawangi oleh Gary Cherone (vokal), Nuno Bettercourt (gitar), Pat Badger (bass) dan Kevin Figueiredo (drum) tersebut akhirnya bisa berjumpa mata dan bernostalgia secara langsung dalam sebuah momen yang sakral.
foto: Official Doc Rajawali Indonesia
Dalam pertunjunkannya, ribuan penonton yang hadir tak henti-hentinya untuk ikut bernyanyi mengiringi band asal Amerika Serikat tersebut menyuguhkan penampilan terbaiknya.
Selama lebih dari satu jam menggelar konsernya di panggung Jogjarockarta ketiga, Nuno Bettencourt dan kawan-kawan berhasil membawakan sebanyak 13 buah lagu. Walau hujan turun hampir di seluruh pertunjukan Extreme, para penonton yang datang dari berbagai daerah di Indonesia tetap bertahan untuk bisa menyaksikan semuanya secara utuh.
“We want more. We want more. We want more,” begitu kiranya kata para penonton saat Extreme mengakhiri konsernya di salah satu tempat bersejarah yang dimiliki Yogyakarta ini.
foto: Official Doc Rajawali Indonesia
Semakin malam, hujan semakin deras mengguyur. Kali ini Power Trip yang menyapa masyarakat Indonesia. Setidaknya Power Trip berhasil membawakan 10 buah lagu dari dua album yang sudah mereka rilis. Namun di Jogjarockarta 2019, band yang dihuni oleh Riley Gale (vokal), Chris Ulsh (drum), Chris Whetzel (bass), Blake “Rossover” Ibanez (gitar) dan Nick Stewart (gitar) lebih banyak membawakan karya-karyanya yang terdapat dalam album “Nightmare Logic” yang dirilis pada 2017 lalu.
Recommended By Editor
- Gus Fuad Plered, kiai 'nyentrik' berdakwah dengan Rock Sholawat
- Tigabelas Tonbesi, band aktualisasi diri para pekerja korporat
- Begini keseruan konser MLTR yang sukses membius penonton
- 5 Fakta Franz Ferdinand, band rock dengan sentuhan seni
- Konser Guns N' Roses di Jakarta, Duff McKagan 'juaranya'
- Aktris cantik ini dapat mikrofon Guns N' Roses di konser
- 9 Foto euforia penonton menanti konser Guns N' Roses di Jakarta