Brilio.net - "ZUES ini makin jadi! Ganteng banget musiknya.. Jantan banget!" kata Chua Kotak.
"Sebuah komposisi menderu. Merangsek seagresif Slayer, tapi sekaligus menawarkan liukan chorus semenawan Disturbed," ujar Mudya, founder musikeras.com dan manajer grup band Cokelat.
"ZUES kembali dengan single yang cukup epik, 'Blacklist'. Mereka belum kehilangan vitalitas, sukses menyeimbangkan kepadatan riff dan harmoni vokal," kata Dory Soekamti.
"Blacklist ini sebuah komposisi trengginas dari band Jogja yang lama 'menepi' dari rimba musik keras, dan bisa jadi 'say hi' yang wow bagi metalhead Tanah Air," ujar Ryan Kampua alias Ncek Gaul, jurnalis musik senior.
--
Beberapa testimoni dengan tone positif seperti di atas sudah dua pekan terus berseliweran di media sosial Instagram. Ya, khususnya di timeline sebagian musisi Jogja yang disebarkan melalui akun Instagram @zuesofficial. Banyak yang merespons positif tentang kabar ZUES bakal mengeluarkan single baru mereka usai lama 'tertidur'.
Salah satu grup rock/metal senior Jogja yang sudah berkecimpung di dunia musik sejak 2002 ini memang baru saja merilis single baru berjudul Blacklist. Lagu ini sudah bisa dinikmati di gerai-gerai musik digital seperti Spotify, iTunes, dll mulai Jumat 26 Maret 2021. Selain itu video liriknya juga telah dirilis di waktu yang sama melalui kanal YouTube mereka, ZUES Official.
ZUES yang beranggotakan Nuza (vokal, ritem gitar), Brian (bass), Diar (gitar melodi), dan Dekky (drum) ini sudah membuat konsep matang pada lagu 'Blacklist'. Single ini merupakan lagu pembuka dari konsep Trilogi yang rencananya akan mereka selesaikan tahun ini.
"Jadi 'Blacklist' ini adalah lagu pertama, kemudian nanti akan ada lagu kedua dan ditutup dengan lagu ketiga yang temanya masih berkesinambungan satu sama lain," ujar Nuza mengawali ketika berbincang dengan brilio.net via telepon, Kamis (25/3).
artwork lagu blacklist - ZUES official 2021
Menurut Nuza, lirik lagu yang ditulisnya itu menceritakan tentang makin banyaknya teriakan provokatif dalam kehidupan sosial masyarakat sekarang. Dalam konteks ini, Nuza memberikan contoh spesifik yang saat ini kerap terjadi di media sosial. Kemudian keresahan itu dituangkan ZUES melalui lagu Blacklist.
Mereka seakan mengamuk melalui lagu dengan drum bertempo cepat ini. Distorsi gitar yang panas, gempuran distorsi bass yang tajam, serta raungan vokal yang dinamis membuat lagu ini sangat berenergi sedari awal sampai akhir.
"Jadi di media sosial sekarang ini makin sering terjadi perang opini tapi nggak pernah ada solusi, lalu ujung-ujungnya tetap berakhir menjadi kegaduhan di masyarakat. Lalu terjadi fenomena makin banyak orang bersembunyi di balik kebencian, di balik jempol yang mereka gunakan untuk mengetik apa saja yang mereka suka," papar Nuza.
Single Blacklist ini terasa menarik karena ZUES tak cuma mengutamakan audionya saja, namun juga memikirkan bagaimana penyajian visualnya. Dari artwork single Blacklist, hingga video liriknya menyajikan konsep komik yang seluruh gambar dan tokoh-tokohnya dibuat keroyokan oleh Nuza dan Brian.
"Jadi ke depan kami ingin bikin ZUES ini dikenal sebagai produk audio sekaligus visual juga. Singkatnya kami ingin memberikan karya yang utuh, ada karya musik dan karya seni. Music and art, itulah ZUES," kata Nuza.
-
Manajemen baru, rasa baru, semangat baru
ZUES diketahui terakhir merilis single setahun lalu berjudul Mendekati Normal. Awalnya band ini juga dikenal ketika debut albumnya bertajuk 'Buka Mata Buka Telinga' yang dirilis secara fisik pada 2005 silam. Kala itu single andalannya berjudul Hantam.
Menurut Nuza, rentang waktu yang panjang itu bukan berarti ZUES bubar jalan. Sejak 2005 sampai saat ini, ZUES selalu berusaha membenahi manajemen mereka, termasuk strategi dalam mempublikasikan karya. Bagi mereka, single baru Blacklist ini adalah waktu yang tepat bagi mereka untuk muncul lagi ke industri musik.
"Kita selama ini tetap show, manggung. Latihan di studio juga rutin. Cuma kali ini (single baru Blacklist), kita kembali menyusun manajemen kami, agar ke depan karya-karya kamu bisa lebih tertata," ujar Nuza.
Dengan adanya pembentukan manajemen baru itu, ZUES mengajak Bam Khalik untuk menata ulang dan mengeksekusi semua strategi promosi dan bisnis musik mereka.
"Aku dulu pernah bareng mereka saat ZUES album pertama, dan sekarang aku bantu mereka lagi. Aku lebih fokus membantu mereka bagaimana cara mengolah konten musik yang baik, tentunya menyesuaikan perkembangan musik era digital seperti sekarang ini.Karena menurutkuZUESharus dimunculkan kembali dalam wujud yang lebih fresh dan solid," ujar Bam melalui pesan singkat.
Dengan adanya lagu Blacklist ini, tentu saja juga membuat rasa baru dan semangat baru bagi ZUES. Apalagi dalam proses pengerjaannya, ZUES dibantu oleh Tomo Widayat (Everlong, additional gitar Sheila On 7) sebagai music produser yang tentu saja sekaligus membantu mempercantik aransemen lagu-lagu ZUES yang akan datang.
"Blacklist adalah lagu yang benar-benar jadi energi baru bagi ZUES. Dari situ saya mulai berpikir untuk bikin aransemen yang bisa membawa pembaruan buat ZUES, dengan tetap meleburkan napas thrash metal lawas, tapi juga ada sentuhan pola-pola aransemen dan sound design metal modern," kata Tomo.
Dengan tangan dingin Tomo, terbukti lagu Blacklist menjadi lebih fresh dan terasa beda jika dibandingkan dengan lagu-lagu ZUES sebelumnya. Blacklist terasa lebih bertenaga dan lebih kekinian.
Bagi Brian, Tomo tidak mengubah ZUES. Tomo justru dianggap sukses menerjemahkan lagu ZUES ke kuping yang lebih luas (pop) dengan cara memolesnya dengan rasa baru.
"Bahkan dia mendukung ZUES bermain setotal mungkin di lagu Blacklist, karena memang sudah jarang model-model lagu kayak gini ya, di Indonesia. Main speed, terus hajar dengan hook-hook riff ala metal, tapi dengan sound design yang lebih garang. Proses ini bikin kami makin semangat," kata Brian.
Dalam lagu Blacklist, menurut Brian justru Tomo sangat membebaskan ZUES main sebrutal mungkin agar dia bisa 'menjinakkan' dan mencari apa yang harus dipoles ulang.
"Pattern-pattern yang sulit dimainkan bukannya malah dikurangi tapi malah ditambahi. Itu karena Tomo memang sudah terbiasa mendengar lagu dengan telinga produser. Menurut kami, Tomo sangat berhasil di lagu ini. Tomo sukses mendesain ulang Blacklist seolah tidak terlalu rumit untuk didengarkan," papar Brian.
Selain Tomo, ZUES juga mempercayakan kepada sound engineer muda untuk urusan mixing dan mastering-nya. Selain menawarkan aransemen rasa 'baru' karena peran Tomo, lagu Blacklist ini juga sudah sejajar dengan musik luar negeri untuk kualitas audionya. Itu semua berkat kerja keras Winaldy Senna (sound engineer asal Mojokerto, drummer Alectrona dan The Sun Goes Down).
Menurut Brian, ZUES sengaja mendapuk Winaldy Senna karena dia dianggap sebagai new blood (darah segar) di dunia metal, meski mungkin ada sebagian sound engineer 'senior' yang masih meragukan atau belum mendengar namanya.
"Tapi kalau ZUES sejak awal sudah percaya 100%, memang sosok seperti Winaldy yang bisa menerjemahkan sound design yang kita kerjakan bersama Tomo, bahkan untuk single ini dan selanjutnya. Dan bisa kita dengarkan hasilnya, ZUES jadi terasa lebih prima jika didengarkan!" imbuh Brian.
Sekadar diketahui, penggarapan single Blacklist ini bisa dibilang hampir 80% dilakukan di rumah, sedangkan 20%-nya dilakukan di studio rekaman besar.
Untuk tracking drumnya direkam di Jogja Audio School. Sedangkan instrumen bass, gitar, hingga vokal semuanya direkam di Kebun Tomo (home recording milik Tomo Widayat di Jogja). Selain itu proses mixing mastering-nya digarap Winaldy Senna di rumahnya yang berada di Mojokerto. Salut!
Kamu penasaran seperti apa lagu karya terbaru dari ZUES ini? Simak langsung videonya di bawah ini!