Brilio.net - Dulu, saat menyaksikan musisi jalanan atau pengamen beraksi di tempat-tempat publik, kamu pasti harus menyiapkan uang recehan. Tapi di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, ternyata para musisi jalanan juga nggak mau ketinggalan.
Jangan heran jika sekarang kamu bertemu pengamen, di alat musik mereka terdapat kode QR. Itu bukan stiker gaya-gayaan ya. Tapi saat ini sejumlah pengamen yang tergabung di Institut Musik Jalanan (IMJ) sudah memanfaatkan jenis pembayaran non tunai lho. Keren kan?
Jadi kalau kamu ingin mengapresiasi karya para musisi jalanan tersebut setelah mereka bernyanyi, cukup scan kode QR-nya saja. Otomatis, uang yang kamu berikan akan langsung masuk ke rekening si pengamen. Kok bisa?
Ya, cara ini bisa dilakukan pengamen karena mereka telah bekerja sama dengan uang elektronik karya anak bangsa, GO-PAY. Baru-baru ini, GO-PAY yang merupakan bagian dari ekosistem GOJEK menggandeng IMJ sebagai wadah pembina pengamen. Sekadar informasi, IMJ merupakan sekolah musik yang diinisiasi aktivis sosial Andi Malewa sejak 2014 silam.
Langkah ini sekaligus sebagai bentuk komitmen GO-PAY mendukung pertumbuhan ekonomi digital di semua lapisan masyarakat, termasuk pengamen yang notabene sebagai pekerja nonformal.
Menurut CEO GO-PAY Aldi Haryopratomo, pihaknya ingin lebih banyak lapisan masyarakat terbiasa memanfaatkan teknologi pembayaran nontunai dan merasakan kemudahannya di kehidupan mereka.
“Sebagai perusahaan teknologi finansial Tanah Air, kami pun memiliki misi untuk membangun perekonomian Indonesia dari piramida paling bawah dan memberdayakan sektor informal melalui akses terhadap layanan keuangan, termasuk untuk para musisi jalanan,” ujar Aldi dalam acara jumpa pers di bilangan Senopati, Jakarta Selatan, Kamis (20/6).
(Ki-Ka): Glenn Fredly, Ridho Hafiedz (Ridho Slank), CEO GO-PAY Aldi Haryopratomo, dan inisiator IMJ Andi Malewa.
Pada tahap pertama kerjasama ini, lebih dari 80 musisi jalanan, baik individu maupun grup di bawah naungan IMJ mendapatkan QR code dan dipasangkan pada alat musik mereka. Dengan pemasangan QR code ini, selain masyarakat dapat lebih mudah mengapresiasi karya mereka, dengan metode pembayaran non-tunai musisi jalanan dapat mengakses pendataan transaksi harian dengan lebih mudah.
Selain itu para musisi jalanan tersebut juga dapat melakukan perencanaan untuk mengatur pengeluaran harian, termasuk juga pemasukan dan penarikan tunai. Jadi mereka nggak perlu lagi menukar uang recehan ke toko-toko retail seperti yang selama ini dilakukan.
“Diharapkan lewat kolaborasi ini kami dapat mendukung para musisi jalanan yang berada di bawah naungan IMJ untuk dapat memiliki akses ke lembaga keuangan formal di mana mereka dapat memiliki rekening tabungan. Selain itu, juga memberikan ruang yang lebih besar untuk berkarya guna meningkatkan taraf dan kualitas hidup mereka,” tambah Aldi.
Tentu saja kerja sama ini disambut baik pihak IMJ. Lewat kerja sama ini, menurut Andi Malewa kini musisi jalanan bisa naik kelas dan tidak lagi dipandang sebelah mata. Sebab menurut dia, selama ini para musisi jalanan kerap mendapat stigma negatif.
“Namun di IMJ, selama hampir 5 tahun terakhir kami terus berusaha membantu mereka untuk meningkatkan kualitas hidup mereka melalui beragam pelatihan yang dilakukan secara rutin. Dengan beragam program yang dijalankan, kini pendapatan mereka meningkat pesat hingga 300%,” ujar Andi.
Dia berharap melalui kolaborasi ini, para musisi jalanan bisa mendapatkan edukasi keuangan digital serta mendapat akses lebih luas ke ruang publik untuk berkarya dengan memanfaatkan ekosistem GOJEK. “Dengan demikian, stigma negatif pada musisi jalanan mulai berubah sekaligus meningkatkan taraf dan kualitas hidup mereka,” jelas Andi.
Nah sejumlah musisi jalanan yang mendapatkan QR code dari GO-PAY merupakan musisi yang telah mengikuti program standardisasi IMJ. Para musisi jalanan tersebut terlebih dulu mengikuti serangkaian program dan tes di bawah bimbingan dua dosen tetap IMJ, yakni Ridho Hafiedz (Ridho Slank) dan Glenn Fredly.
Dalam program ini, seluruh musisi jalanan IMJ juga diharuskan lulus ujian yang cukup ketat seperti tes kesehatan (anti narkoba) dan berkelakuan baik. Ridho dan Glenn pun menyampaikan harapan mereka agar pemberdayaan musisi jalanan melalui literasi keuangan dengan teknologi pembayaran digital yang diberikan GO-PAY dapat semakin memudahkan mereka dalam berkarya serta meningkatkan kemampuan mereka dalam pengaturan keuangan.
Mereka juga berharap bahwa kedepan, program ini dapat berkembang dan menjangkau bagian lain dari ekosistem industri musik di Indonesia. “Saya berharap kerja sama semacam ini juga bisa menjangkau ke wilayah Indonesia Timur karena di sana banyak sekali musisi yang berkualitas,” ujar Glenn.
Selain itu semakin berkembangnya smart city, ruang publik untuk musisi jalanan pun makin terbatas. Misalnya saja di Jakarta, mereka sudah tidak bisa lagi berkespresi di Commuter Line yang dulu dikenal sebagai KRL Jabodetabek. Begitu juga di bus kota yang kini menjadi TransJakarta.
Karena itu, sebagai bagian dari ekosistem GOJEK, para musisi jalanan di bawah binaan IMJ juga diberikan ruang berekspresi di panggung yang terdapat di area-area GO-FOOD Festival dan merchant-merchant pilihan GO-PAY. Selain sebagai ruang ekspresi, panggung tambahan tersebut diharapkan juga membantu meningkatkan penghasilan para musisi jalanan di bawah asuhan IMJ. Satu bukti, musisi jalanan sekarang makin melek digital.
Recommended By Editor
- Mengamen lagu rock lawas, suara ibu ini bikin takjub
- Aksi backpacker ngamen manfaatkan bayi ini bikin ngelus dada
- 8 Larangan mengamen ini bikin musisi jalanan gemes sendiri
- Remaja ini kumpulkan Rp 6 miliar dari ngamen untuk penderita kanker
- 7 Penyanyi ini pernah jadi pengamen, dari Via Vallen sampai Iwan Fals