Brilio.net - Ajang kolaborasi besutan Indosat Ooredoo, Collabonation kembali digelar. Berbeda dengan sebelumnya, Collabonation kali ini terbilang sangat unik. Bukan sekadar sajian musik, namun menghadirkan tayangan dokumenter yang menceritakan kolaborasi lintas generasi melalui perjalanan ke empat kota di Indonesia.
Tayangan dokumenter bertajuk Collabonation Road to Unity—Bersatu untuk Bangkit ini sekaligus menjadi penutup dari rangkaian kampanye kemerdekaan IM3 Ooredoo setelah sebelumnya merilis video Satu Satu—Bersatu Untuk Merdeka yang dibawakan Iwan Fals, berkolaborasi dengan Hindia, Rendy Pandugo dan Petra Sihombing, serta Collabonation Konser Kemerdekaan Bersatu untuk Merdeka.
SVP Head of Brand Management & Strategy Indosat Ooredoo Fahroni Arifin menjelaskan, kampanye kemerdekaan IM3 Ooredoo Agustus lalu adalah tentang bagaimana dengan Bersatu, kita dapat bangkit bersama dan mengatasi setiap tantangan dengan lebih mudah.
“Meneruskan semangat tersebut, Bersatu Untuk Bangkit menjadi tema yang diangkat dalam series dokumenter Collabonation Road To Unity—Bersatu untuk Bangkit, yang menceritakan perjalanan musisi Collabonation untuk belajar dan mendapatkan inspirasi dari seniman dan musisi senior bagaimana mereka dapat terus berkarya bahkan peduli dengan saling bahu-membahu membantu masyarakat di sekitar mereka agar bisa bangkit pada situasi penuh keterbatasan sekarang ini,” papar Fahroni.
Melalui Collabonation Road to Unity—Bersatu untuk Bangkit, para musisi muda Collabonation di antaranya Iga Massardi, Kunto Aji, Sal Priadi, Petra Sihombing, Asteriska, dan Rendy Pandugo diajak untuk melakukan perjalanan lintas kota bertemu dengan para musisi dan seniman senior dari 4 kota di Jawa dan Bali seperti Barata Sena dan Gondrong Gunarto (Solo), Shaggydog (Yogyakarta), Mocca (Bandung), dan Navicula (Denpasar).
“Collabonation Road To Unity—Bersatu untuk Bangkit ini bercerita tentang bagaimana para musisi muda yang terlibat di Collabonation bisa mendatangi musisi yang lebih senior untuk mempelajari pengalaman dan pola pikir mereka mengenai bagaimana agar tetap bisa survive di era pandemi ini dan memberikan insight baru bagi teman-teman,” kata Iga Massardi.
Dalam tayangan perdana pada 24 September 2021 di kanal YouTube IM3 Ooredoo, empat musisi, Iga Massardi, Kunto Aji, Sal Priadi, dan Petra Sihombing secara apik berkolaborasi dengan musisi Solo, Gondrong Gunarto dkk. Yang menarik, dalam kolaborasi ini, para musisi memainkan instrumen musik dari karya kriya Barata Sena yang sekaligus dikemas sebagai instalasi seni.
“Ini kolaborasi yang sebenar-benarnya, mempertemukan karya kriya Mas Barata dengan musik populer para musisi Collabonation,” lanjut Fahroni.
Sebelum tampil, para musisi Collabonation mengunjungi workshop milik Barata untuk melihat dan mempelajari karya kriya yang bakal dijadikan instrumen musik. Sejumlah kriya pun disiapkan Barata untuk ditampilkan.
“Ketika tidak dimainkan maka karya-karya ini menjadi pameran fine art. Tetapi begitu direspons maka akan menjadi karya musik,” jelas Barata.
Sebagai musisi dan komposer gamelan kontemporer, Gondrong Gunarto menjelaskan untuk mewujudkan kolaborasi ini bukan perkara mudah. Sebelumnya ia mesti mempelajari bunyi-bunyian kayu karya kriya Barata.
“Kita harus memanipulasi bunyi-bunyian kayu karya Mas Barata. Ini tantangan tersendiri, bukan alat musik kita jadikan musik. Tantangannya banyak tapi nggak terlalu sulit karena semua berpikiran terbuka,” kata Gondrong.
Yang jelas tayangan dokumenter Collabonation Road To Unity—Bersatu untuk Bangkit ini secara mendalam menceritakan perjalanan dengan menunjukkan berbagai kegiatan produktif dan bagaimana para seniman dan musisi senior dapat terus berkarya, berkolaborasi dan bertahan bersama meski di situasi sulit seperti sekarang.
Semangat bersatu dan kolaborasi ini juga terus dikobarkan antara musisi muda dengan para seniman dan musisi senior untuk terus berkarya dengan melakukan pertunjukan musik kolaborasi yang belum pernah ada sebelumnya.
Nih penampilan Collabonation Road To Unity—Bersatu untuk Bangkit