Brilio.net - Sebanyak empat mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Surabaya (UBAYA), Abi Zennapaty, Ali Al-Hureiby, Aisyah Wida Sari, dan Irma Novia Pohan menciptakan alat bantu belajar berhitung untuk siswa SD bernama 'clever darts'.
"Clever Darts terinspirasi dari permainan lempar panah. Clever yang berarti pintar dan darts yang berarti lempar panah, namun anak panah dibuat tumpul supaya aman ketika dipermainkan," kata Abi Zannapaty di Surabaya, Jatim, Rabu (16/12).
Ia mengatakan karya Clever Darts merupakan bentuk pemenuhan tugas Kerja Praktik 1 yang dapat membantu siswa SD dalam belajar berhitung dengan cara yang lebih menyenangkan dengan sistem matematika mulai penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
"Saat ini kebanyakan anak-anak belajar melalui 'gadget' (gawai) tanpa peduli dengan sosial sekitar, maka kami mempunyai inisiatif untuk membuat Clever Darts. Cara yang menyenangkan untuk meluangkan waktu bersama teman sekaligus belajar," jelas mahasiswa semester 7 ini.
Desain Clever Darts, tambahnya berbentuk lingkaran dengan ketinggian yang bisa disesuaikan dengan anak-anak, sedangkan pada belakang papan lingkaran terdapat saklar lampu dan kotak untuk menempatkan ring poin serta dart, jika saklar lampu dinyalakan maka lampu akan berputar mengelilingi lingkar luar papan permainan.
Papan permainan terdiri dari dua bagian, yakni papan permainan untuk operasi bilangan penjumlahan dan pengurangan, sedangkan papan kedua untuk permainan operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
"Di bawah papan permainan terdapat enam 'stick' berwarna warni untuk tempat memasukkan ring poin, lalu pada tiang utama terdapat roda untuk lebih mudah dipindahkan," paparnya seperti dikutip brilio.net dari Antara.
Dalam permainan ini, lanjutnya terdapat dua ring poin, yaitu ring poin warna perak plus dan ring poin merah minus, lalu enam stik yang berada tepat di bawah papan permainan yakni tiga stick milik masing-masing pemain. Stick warna hijau menjelaskan satuan, stick warna biru puluhan, dan stick warna kuning ratusan.
"Cara bermain berhitung menggunakan alat bantu ini adalah tiap pemain diberikan 1 ring poin plus untuk modal awal yang diletakkan pada stik warna hijau. Dalam satu 'round' tiap pemain diberikan 3 kali kesempatan untuk melempar dart, lalu Pemain bisa memilih salah satu hasil sesuai keinginan, dalam satu round pemain sudah mendapatkan 3 soal," paparnya.
Menurut dia, proses pembuatan produk ini dimulai dari survei, membuat konsep, membuat desain dengan menggunakan bantuan software Microsoft Visio dan SketchUp, membuat pola, memilih kayu, memotong kayu, dempul, penghalusan tiap bagian, mengecat, memasang elektro, menempelkan stiker, dan tahap akhir merakit.
"Bahan yang digunakan dari kayu 'multiplek' dan 'dowel', 'triplek', magnet lembaran, kabel dan saklar, lampu, 'spons', bulu unggas, baut, magnet, lem, roda, cat, 'vilcro', dan kertas 'art paper'. Proses pengerjaan alat peraga ini kurang lebih 3 minggu, dimulai dari konsep sampai tahap akhir," tuturnya.
Selama pengerjaan, ungkapnya kendala yang dihadapi adalah ketika mencari konsep dan memikirkan bagaimana kabel-kabel tidak terlihat pada produk ini agar anak-anak tidak langsung kontak, sehingga jika tanpa kendala kemungkinan bisa selesai dalam empat hari.
Recommended By Editor
- Daftar kuliah master, Ataka malah ditawari langsung doktoral di London
- Ataka, mahasiswa Indonesia yang terlibat dalam proyek robotika Eropa
- 3 Mahasiswa ITS ini berhasil ciptakan kapal penghasil listrik, brilio!
- 3 Anak muda ini berhasil bikin aplikasi pemetaan pencemaran air, top!
- Mobil tenaga surya Indonesia juarai World Solar Challenge 2015