Brilio.net - Bulan Ramadan di Indonesia tidak bisa lepas dari tradisi turun temurun yaitu petasan atau mercon. Meski sudah dilarang peredarannya, tetapi masih saja kita dengar suara menggelegar yang dihasilkan oleh mercon. Jenis mercon bermacam-macam, ada yang dari kertas, dari bambu, bahkan dari tanah. Brilio.net pilihkan 5 mercon legendaris yang biasa menemani Ramadanmu dulu. Silakan bernostalgia!

1. Petasan rawit
Mercon rawit adalah mercon kecil yang terbuat dari kertas, menghasilkan bunyi yang tidak terlalu keras. Dinamakan mercon rawit karena bentuknya yang seperti cabai rawit. Di era 90-an mercon rawit ini dijual dalam plastik kecil yang tiap bungkusnya terdapat 5 atau 6 biji mercon.

2. Petasan banting
Mercon banting ini bisa dikatakan satu-satunya mercon yang dibuat dari logam, biasanya terbuat dari busi bekas atau dop velg sepeda motor. Bahan peledaknya pun bukan bubuk mesiu yang berbahaya, tapi bahan bakar batang korek api. Cara membunyikannya denga di lempar dan dibiarkan terbanting di aspal, maka itulah dinamakan mercon banting

3. Petasan tanah (Mercon Pendhem)
Petasan ini terbuat dari batu bata dan tanah liat. Caranya pembuatannya dengan membuat lorong sepanjang 50-75 centimeter di permukaan tanah sedalam 15 centimeter. Lalu ditutup dengan batu bata. Di antara dua batu bata dibuat lubang sebesar ranting pohon kecil untuk menyakakan mercon. Bahan bakarnya berupa karbit yang dimasukkan ke air lalu di sulut dengan api di bagian lubang. Di Jawa mercon ini dinamakan mercon pendhem, biasa dibunyikan untuk membangunkan sahur.

4. Petasan pukul
Petasan ini cara kerjanya hampir sama dengan petasan banting. Bahan bakar dan alat untuk menampung bahan bakarnya sama yaitu bahan bakar korek api batang dan busi atau dop sepeda motor. Bedanya cara membunyikanya dipukulkan pada benda keras seperti batu.

5. Petasan bambu (Long bumbung)
Petasan ini dikenal hampir diseluruh wilayah Indonesia. Berbahan dari bambu yang diberi lubang kecil pada ujungnya. Bahan bakarnya adalah karbit yang dimasukkan ke air. Uap yang dihasilkan dinyalakan lewat lubang kecil di ujung bambu. Anak kecil biasanya membunyikannya seolah sedang membunyikan meriam perang.

BACA JUGA:

Masalah klasik saat bulan puasa, bau mulut! Begini cara mengatasinya

Menag: Tak perlu memaksa tutup warung di bulan puasa

Begini cara menentukan awal Ramadan dan Syawal

Puasa bukan halangan berolahraga, kamu bisa melakukannya begini

5 Spot ngabuburit asyik dan murah di Yogyakarta

Di zaman Muhammad SAW, imsak ditandai selesainya bacaan quran 50 ayat

Hindari minum teh saat sahur, ini alasannya

Ini kenapa bulan dalam kalender Jawa mirip dengan kalender Hijriyah