Brilio.net - Banyak orang salah mengira bahwa HIV dan AIDS itu adalah penyakit yang sama. Hal ini dikarenakan kedua istilah tersebut sering digunakan secara bersamaan untuk menggambarkan suatu penyakit. Padahal ada perbedaan mendasar antara HIV dan AIDS. Setelah berbincang-bincang dengan Diah Arvianti, aktivis LSM Victory, sebuah lembaga yang bergerak dalam penanganan dini HIV dan AIDS serta pemberdayaan Orang Dengan HIV AIDS (Apakah benar HIV dan AIDS itu sama? Ini lho perbedaannya

Banyak orang salah mengira bahwa HIV dan AIDS itu adalah penyakit yang sama. Hal ini dikarenakan kedua istilah tersebut sering digunakan secara bersamaan untuk menggambarkan suatu penyakit. Padahal ada perbedaan mendasar antara HIV dan AIDS. Setelah berbincang-bincang dengan Diah Arvianti, aktivis LSM Victory, sebuah lembaga yang bergerak dalam penanganan dini HIV dan AIDS serta pemberdayaan Orang Dengan HIV AIDS(ODHA) , Selasa (1/12) yuk kita bahas apa sih perbedaannya.

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, dari namanya sudah jelas bahwa HIV ini adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Akibatnya sistem kekebalan tubuh tidak mampu bekerja sebagaimana mestinya. Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome yaitu sebuah sindrom yang disebabkan karena terserang virus HIV dengan stadium yang sudah parah.

"HIV adalah penyebab AIDS, dan AIDS merupakan tingkatan HIV yang sudah lebih parah. HIV bisa diketahui dari gejalanya. Stadiumnya mulai dari satu hingga empat," ujar Diah

Diah menerangkan, saat terinfeksi oleh HIV stadium pertama, gejala memang belum nampak dan tidak terdeteksi karena dalam satu hingga tiga bulan itu tidak menimbulkan gejala karena belum membentuk antibodi tetapi virus sudah ada dan bisa menulari.

"Saat memasuki stadium kedua gejala HIV mulai nampak seperti munculnya penyakit ISPA, herpes, dermatitis, dan jamur kuku. Tapi ini belum terjangkit AIDS lho, karena masih dalam stadium kedua. Saat memasuki stadium ketiga barulah dia disebut terkena AIDS dengan ciri-ciri berat badan yang turun drastis dan ciri utamanya adalah tumbuhnya jamur di mulut dan lidah," terang Diah panjang lebar.

Jika HIV sudah stadium empat, biasanya pasien AIDS sudah sangat lemah dan sudah berada pada tahapan di mana sistem imun dalam tubuh sudah benar-benar rusak. Virus sudah menyerang otak dan juga organ tubuh penting lainnya. Bahkan bisa juga menimbulkan kebutaan.

Kemudian muncul pertanyaan, mungkinkah terserang HIV tanpa AIDS? Jawabannya adalah sangat mungkin. Seseorang bisa saja mengalami infeksi HIV tanpa menderita AIDS. Kenyataanya, banyak orang hidup dengan HIV selama bertahun-tahun tanpa berkembang menjadi AIDS. Berkat kemajuan dalam pengobatan, Anda bisa hidup lebih lama dari sebelumnya meski mengalami infeksi HIV.

"Jadi mudahnya, seseorang yang terkena HIV belum tentu menderita AIDS tetapi orang yang menderita AIDS sudah pasti terinveksi HIV," tutup diah