Brilio.net - Masa muda adalah masa-masa yang paling tepat untuk kita mengeksplorasi bakat dan passion. Bahkan ada istilah yang menyebutkan, habiskan masa gagalmu selagi masih muda. Nah, istilah ini dirasa tepat sekali bukan? Selagi masih muda kita nggak perlu takut mencoba hal baru, jangan takut jatuh dan gagal. Namun ketika jatuh atau gagal, bagaimana seharusnya kita bisa bangun dan bersemangat lagi.
Semangat inilah yang juga diusung oleh Arie Setya Yudha (25). Dengan modal empat meter kain yang dia beli tahun 2009 lalu, kini bisnis yang dia bangun sudah beromzet miliaran rupiah. (BACA JUGA: Tidak ada istilah terlambat memulai bisnis, mereka buktinya!)
Bisnisnya di bidang konveksi pakaian militer ini bermula dari hobinya yang suka bermain game tempur seperti Counter Strike dan Point Blank. Bermula dari keresahannya akibat kualitas seragam untuk permainan ini yang kurang baik, akhirnya dia pun memiliki ide untuk membuat seragam sendiri. "Waktu itu seragam yang ada dipasaran saya rasa kualitasnya seadanya dan kurang memenuhi standar, makanya saya kepikiran untuk membuat sendiri dan menjualnya," tuturnya pada brilio.net, Senin (11/1).
Nggak mudah bagi Arie untuk bertahan dengan bisnisnya hingga hampir 7 tahun. Apalagi basic-nya bukan dari manajemen maupun bisnis. "Saya harus belajar sendiri soal manajemen, meskipun sedikit kesulitan awalnya tapi saya tetap belajar," jelas pemuda asal Pekanbaru ini. (BACA JUGA: Tanpa modal, mahasiswa ini sekarang punya bisnis beromzet Rp 30 juta)
Dengan dibantu 17 karyawannya, Arie dengan perusahaannya PT Molay Satrya Indonesia, selalu berusaha menjaga kualitas barang agar memuaskan pelanggan. Arie pun tak pernah berhenti belajar dan berinovasi untuk dapat mengembangkan perusahaannya. "Pastinya brand itu kuat karena konsistensi kualitas dan inovasi. Kita selalu menekankan pada produk yang aman dan melindungi," tambahnya.
Produk baju militer miliknya kini sudah memiliki pasaran hinggan Eropa dan negara lainnya. Kebanyakan pelanggannya adalah kalangan militer, maupun kolektor baju militer dan orang yang sehobi dengannya. Namun tetap, pasaran terbesarnya masih dari dalam negeri. Saat ini Arie sudah memiliki satu toko fisik yang berada di Condong Catur, Yogyakarta namun penjualannya masih didominasi dari online (Facebook dan website).
Pemuda yang baru saja menyelesaikan studinya di Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini menambahkan, agar selagi muda kita harus tahu hal apa yang kita sukai. "Ikuti passionmu dan nikmatilah prosesnya," tutup Arie.